Saturday, September 28, 2013

Bangsa Israel yang Menginginkan Raja



Huaaaa….
Daku kangen nulis, seminggu kemaren bener-bener sibuk, pulang dari pelatihan di desanya harus bikin laporan dan pertangungjawaban kegiatan, laporan pendataan IKM dan laporan GKM sudah menanti untuk dikerjakan, belum selesai ehhhh…tau-tau ada perintah dari big boss bikin presentasi paparan. Berkatku melimpah minggu ini *sigh* Tarik napas panjangggg…pelan-pelan Meg, selesein satu-satu. Dan here I am, pertanggungjawaban kegiatan dah beres, paparan rebes, laporan GKM dah sekian persen, tinggal laporan pendataan yang belum selesai sama sekali, gkgkgkgkgk, Cuma bisa ketawa ngakak dan berkata:Pelan-pelan Meg…. ^^V


Jadi, sekarang aku mau share apa yang aku dapat waktu ibadah pemuda remaja minggu lalu di rumah Riko. Bacaan Alkitabnya terambil dari 1 Samuel 12:1-25. Silakan dibaca sendiri ya lengkapnya, tapi singkat ceritanya bangsa Israel telah meminta raja dari Samuel untuk memimpin Israel, kemudian Samuel mundur dari tugasnya sebagai nabi bagi Israel. Jadi perikop ini bercerita pesan-pesan Samuel buat bangsa Israel. Dari sekian banyak ayat, yang paling merhema bagiku adalah ayat 12:

Tetapi ketika kamu melihat, bahwa Nahas, raja  bani Amon, mendatangi kamu, maka kamu berkata kepadaku: Tidak, seorang raja harus memerintah kamu, padahal TUHAN, Allahmu, adalah rajamu.


Ini hasil sharing kami (pak pendeta dan semua yang hadir)  tentang ayat ini:
1.       Bangsa Israel lebih memilih dipimpin manusia dibanding Tuhan.
WOWWW….Sounds so stupid kan? Tapi it happened loh. Saul adalah raja pertama di Israel, sebelum dia tidak ada seorang pun yang menjadi raja bagi Israel. Can you believe it? Dari zaman Adam sampe sebelum Saul, bangsa Israel menjadi bangsa yang istimewa dibandingkan bangsa lain, mereka dipimpin langsung oleh Allah. Ini yang membedakan pemerintahan bangsa Israel dibandingkan bangsa lain. Ada banyak nabi, yang menyampaikan suara Allah, tapi nabi hanyalah penyambung lidah Allah, raja yang sesungguhnya, alias pemimpin yang sesungguhnya adalah Allah. Namun seketika saja, bangsa Israel ingin menjadi sama dengan bangsa lain yang dipimpin seorang raja berwujud manusia.

Bandingkan dengan kehidupan orang Kristen di masa sekarang yang mirip dengan bangsa Israel saat itu, kebanyakan di antaranya lebih mendengar suara manusia dibanding suara Tuhan. Orang Kristen tidak mau menerima pimpinan Tuhan karena pimpinan Tuhan berbeda dengan orang lain. Tuhan seringkali memimpin kita melakukan sesuatu yang berbeda dibanding yang kebanyakan dunia lakukan, tapi kita menolak menjadi berbeda dengan dunia, kita sering memilih menjadi sama dengan kebanyakan orang.

2.       Bangsa Israel tidak menganggap Tuhan sebagai rajanya sehingga merasa perlu mengangkat rajanya sendiri
Selama ini TUHAN sudah menjadi raja bagi mereka, tapi mereka tidak bener-bener menyadari kedudukan dan keberadaanNya sebagai raja. Seandainya mereka menyadari kalau TUHAN adalah rajanya, mungkin mereka gak perlu mencari-cari seorang raja di antara mereka.

Bandingkan dengan orang Kristen di masa sekarang, kalau kita belum menganggapNya raja, gak heran kalau kita gak menghormati dan memperlakukanNya sebagaimana Dia sesungguhnya. Kita perlu bertanya, sudahkah TUHAN sungguh-sungguh menjadi raja atas hidup kita? Atau jangan-jangan tanpa kita sadari kita telah mengangkat sendiri seorang raja atas hidup kita? TUHAN menjadi raja atas hidup kita, diakui atau tidak kita akui, Dia tetap raja, gak ada yang bisa mengubah hal itu. Sekarang tinggal kita, mau gak menyadari keberadaan kita yang sesungguhnya dan keberadaanNya sehingga mulai bertindak hormat dan tunduk pada kekuasaanNya.

3.       Bangsa Israel iri terhadap bangsa lain, padahal bangsa Israel memiliki yang lebih baik
Ya iya lah. Dah punya Tuhan sebagai raja, eh…malah minta raja manusia seperti bangsa lain, padahal dah nyata dunk kalo manusia tu gak perfect. Ini ibarat misalnya aku punya mobil yang bagus banget trus iri sama tetanggaku yang punya sepeda. Kan bodoh kalo gitu. Sudah punya yang jauh lebih baik, ehhh…malah iri sama orang lain. Ini iri yang bodoh. Beda kali ya kalo aku iri sama orang lain yang lebih baik, ini masih manusiawi (asal gak lalu melakukan kejahatan yeee :p), malah bisa jadi pendorong untuk jadi lebih baik. Tapi kalo nyata-nyata dah memiliki yang juaaauuuhhhhh lebik baik lalu masi ngiri? Ini (sekali lagi) bodoh.

Dan rasa iri ini sesungguhnya bersumber dari tidak adanya rasa syukur di dalam diri ^^ Kalo kita banyak bersyukur, percayalah…kita akan dijauhkan dari rasa iri-mengiri ini :p Aku kembali diingatkan untuk bersyukur kepada Tuhan. Well, terutama karena aku sadar sedang dilanda rasa iri terhadap seorang kerjaku, huhuhuhuhuhu, ini bener-bener menamparku bolak-balik. Tampran sakit-sakit enak, sakit saat menyadari ternyata aku masih bisa ngiri gitu, enak saat aku tahu Tuhan sangat sayang padaku hingga masih mengingatkan aku untuk bersyukur. Tuhan Yesus baikkkk d^^b

Demikianlah shareku kali ini ^^ Semoga kita belajar dari apa yang dilakukan bangsa Israel ini dan gak memilih melakukan yang bodoh ^^V

Palangka Raya, 28 September 2013
-Mega Menulis-

2 comments:

eternal_love said...

Good Day mega ^^

Share kamu memberkatiiiiii... Emang kita ini israel rohani harus sering2 intropeksi diri. Hal2 yg ada di alkitab emang kita banget. Tapi balik lagi, Tuhan baik mau terus ingatkan kta.
Sama seperti saat aku baca postingan ini, dan Dia mengingatkan aku, bahwa YESUS lah raja atas hidupku.. jadi tenang azaaa, i am special karena aku di didik langsung oleh YEsus... ahhh, Yesus... ayoyu mean i love u (itu bhasanya kim ) ;p

keep writing sizta God Bless You ^^

Mega said...

Yesus, ayoyu tu ^^
Aih, Kimmy lucunyo ^^'

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...