Ci Shinta ato siapa gitu (aku lupa) pernah bilang kalo bahasa
Indonesia tu termasuk bahasa yang paling gampang dipelajari. Jadi kalo ada bule yang pinter bahasa
Indonesia tu bukan karena dia pinter, tapi emang bahasa Indonesia yang gampang.
Iya juga sih ya kalo dipikir, belajar bahasa Inggris ketemu dengan yang namanya
tenses, blom lagi kata kerjanya ada yang beraturan, ada yang ngga, harus
ngapalin berapa banyak kosa kata tuh. Bahasa Mandarin juga susye, kata yang
sama kalo dibunyikan dengan nada yang beda artinya udah beda. Bahasa Itali kalo
gak salah untuk kata bendanya ada yang feminin ada yang maskulin (apa pulak
ni...). Berhubung aku bukan orang yang bisa dengan cepat mempelajari suatu
bahasa, aku sering kagum gitu sama orang lain yang menguasai beberapa bahasa
sekaligus.
Berbagai bahasa dipelajari dengan berbagai alasan yang
berbeda. Bagi seseorang yang menjadi pendatang di suatu negara, otomatis dia
harus belajar lah ya bahasa di negara tersebut, kalo ngga repot dong
sehari-harinya komunikasi dengan penduduk lokal.Ada yang bilang belajar bahasa
Inggris wajib dipelajari karena ini adalah bahasa internasional,hampir di
setiap negara kita bisa menemukan orang yang dapat menggunakan bahasa Inggris,
bahasa Inggris sepertinya mempermudah siapapun mendapatkan informasi di negara
lain. Beberapa tahun yang lalu orang mulai mempelajari bahasa Jepang, karena negara
Jepang menjadi raksasa Asia dalam bidang teknologi dan ekonomi. Kemudian bahasa
Cina/Mandarin muncul, dan mengingat Cina mengambil peranan besar dalam ekonomi
dunia, banyak orang asing belajar bahasa Cina. Tren K-Pop juga mendorong
munculnya kursus-kursus bahasa Korea dimana-mana. Berbagai alasan lah
pokoknya...
Entah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari
suatu bahasa, berbeda bagi setiap orang. Dan salah satu cara yang aku tahu agar
lebih mudah mempelajari suatu bahasa adalah dengan setiap hari berinteraksi
dengan orang yang menggunakan bahasa tersebut. Jika setiap hari kita mendengar,
melihat dan berkomunikasi dengan orang Jepang, kita mulai mengerti bahasa yang digunakannya.
Seorang teman berkata, saat seorang teman kuliahnya mendapatkan kesempatan ke
Jepang selama beberapa bulan saja, kemampuan berbahasa Jepangnya meningkat
dibandingkan dia yang hanya belajar bahasa Jepang di Indonesia. Cara berbicara
kawannya persis seperti orang Jepang asli, dialeknya persis sama. Ya iya lah
ya, bangun tidur sampai tidur lagi ketemunya orang Jepang doang, mau gak mau
lah ya dia selain melihat juga “terpaksa” aktif menggunakan bahasa Jepangnya
walopun seadanya. Dan kenekatan temannya menggunakan bahasa Jepang yang
amburadul berhasil, bahasa Jepangnya semakin bagus.
Well, kupikir kalo aku serius mempelajari bahasa tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Serius dalam
artian yang niat banget getoh, menghapal kosakata baru, bikin kartu hapalan,
dll. Pokoke niat, pasti bisa lahhhh...walopun butuh waktu beberapa tahun,
hahahahha ^^ *optimis* Tapi aku dapati,
ada 1 bahasa yang bagiku butuh waktu seumur hidup untuk mempelajarinya, sampai
nenek-nenek, bahkan sampai mati pun, ini adalah bahasa yang susah, tau gak
bahasa apa? Bahasa kasih dunk...!! Aku pikir aku butuh seumur hidup
mempelajarinya ^_^ Tapi mau gak mau aku harus menggunakan bahasa ini *sigh*
Kok, jadi berat gini ya, hahahhaha.
Mau gimana lagi, wong bahasa kasih adalah bahasa resmi
Kerajaan Allah. Jadi udah seharusnya dunk digunakan oleh warga kerajaan Allah dimanapun
berada. Penting bagi kita yang mengaku warga kerajaan Allah untuk menggunakan
bahasa kasih, supaya orang lain mengenal KasihNya. Kita harus menyampaikan
pesan penting Sang Raja kepada semua orang, bahwa mereka dikasihi oleh Allah tanpa
syarat. Mereka perlu mengetahui
kebenaran supaya membebaskan mereka dari belenggu dosa dan penghakiman. Kalo
kita mencoba menyampaikan ini gak dengan bahasa Kasih, orang lain gak akan
mengerti. Karena pesan Allah adalah diriNya sendiri, KASIHNYA.
Eniwei, aku kasih tau ya aku ni aneh, hehehehe *aneh kok
seneng*, aku mengerti tuh kalo orang ngomong bahasa Jawa ato bahasa Dayak (dari
bahasa Jepang larinya ke bahasa Dayak dan Jawa, wakakakak), tapi giliran
disuruh praktek ngomong sendiri, aku kelabakan, antara takut salah dan gak bisa
ngucapinnya, takut diketawainlah, takut gak pas dialek ato pengucapannya lah.
Gitu dehhh...:p Jadi inti ne aku ngerti bahasa itu, tapi praktekin
menggunakannya juarannnggggg...banget! Nampaknya proses belajar bahasa emang kayak gitu ya,
kita belajar suatu bahasa, lalu kita mulai mengerti bagaimana menggunakan
bahasa itu, tapi praktek menggunakannya adalah masalah lain. Sama kayak bahasa
Kasih, ini adalah bahasa yang dimengerti banyak orang, bahkan yang bukan warga
kerajaan Allah pun mengerti, tapi hanya segelintir orang yang menggunakannya. Yang
lain memilih gak menggunakannya ^^’
Jadi, maukah kamu menggunakan bahasa kasih?
Kosakatanya dikiiitttt, cekidot:
Sabar
Murah hati
Tidak cemburu
Tidak memegahkan diri
Tidak sombong
Tidak melakukan yang tidak sopan
Tidak mencari keuntungan diri sendiri
Tidak pemarah
Tidak menyimpan kesalahan orang lain
Tidak bersukacita karena ketidakadilan
Menutupi segala sesuatu
Percaya segala sesuatu
Mengharapkan segala sesuatu
Sabar menanggung segala sesuatu
Dikit kan kosakatanya? ^^
Mudah dipahami? Dengan ‘sedikit’ usaha, yahhhh....bisalah
dipahami.
Mempraktekkannya? Hmm.... butuh waktu seumur hidup memang,
tapi pasti bisa ^^
Dengan pertolongan TUHAN, guru besar Kasih sepanjang abad.
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 1 Korintus 13:4-7
Kasongan, 20 September 2013
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment