Here is the test to find whether your
mission on Earth is finished: if you're alive, it isn't.
Richard Bach
Richard Bach
Baca kalimat di atas bikin sedih sekaligus senang.
Senang karena masih hidup pastinya.
Sedih karena berarti aku masih punya tugas yang
belum selesai. Misi yang diberikan Tuhan buatku belom selese. That’s why I still
alive.
Kita semua yang masih hidup berarti punya misi yang perlu
diselesaikan.
Yesus menjelang akhir hidupnya bilang gini:
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Yohanes 17:4
Itu
berarti,sewaktu kita telah mempermuliakan TUHAN dengan cara yang diinginkanNya,
melakukan pekerjaan khusus yang telah diberikanNya kepada kita, maka pekerjaan
kita selesai. Dan matilah kita ^^
Sudahkah
kita memuliakan TUHAN?
Saat kita
mengasihi orang lain, berarti kita memuliakanNya.
Saat kita
membawa mereka yang terhilang, kita memuliakanNya.
Saat kita
bersaksi tentang kebaikanNya di dalam hidup kita setiap hari, kita
memuliakanNya.
Saat kita
menjadi a Godly wife or a Godly mother, kita telah memuliakanNya.
Saat kita
tetap mengucap syukur apapun yang terjadi, kita memuliakanNya.
Setiap hari
kita berkesempatan dengan berbagai cara memuliakan Tuhan, but the question is,
pekerjaan apa yang dikhususkanNya bagi masing-masing kita? Pekerjaan khusus apa
yang diberikanNya hanya untuk kita?
Nah,
jawabannya hanya bisa kita temukan saat kita bertanya langsung kepada Tuhan.
Karena setiap orang mempunyai panggilan yang berbeda. Tugas khusus yang
berbeda, yang hanya bisa dilakukan oleh kita. Menyedihkan saat kita mati tanpa menyadari
apakah kita telah menyelesaikan tugas atau belum.
Sebuah
ilustrasi dalam buku Cat and Dog Theology yang pernah aku baca, menceritakan
bagaimana seseorang bisa mati bahkan tanpa menyadari hidupnya telah dipakai
untuk kemuliaan Tuhan, kalo mau baca lengkapnya silakan klik ini ,
tapi ini cuplikannya:
Prajurit Daud :
Tuhan,mengapa Engkau membawa kami pulang, padahal kami tidak sedang berperang?
Tuhan : Daud berbuat
dosa.
Prajurit Daud : Apa? Daud
berbuat dosa dan kami dihukum untuk dosanya?
Tuhan : Aku tidak
menganggap membawa kalian ke hadirat-Ku sebagai hukuman, tetapi kalau kalian
menganggapnya begitu, Aku prihatin. Tetapi ya, itulah yang terjadi.
Prajurit Daud : Maaf
Tuhan, Engkau mengagumkan, tetapi mengapa Engkau tidak
membawa Daud pulang?
Tuhan : Karena Aku
mempunyai rencana untuk hidupnya.
Prajurit Daud : Tetapi
bagaimana dengan hidup kami?
Tuhan : Oh, Aku juga
mempunyai rencana untuk hidupmu.
Prajurit Daud : Apakah
rencana itu?
Tuhan : Untuk mati ketika
Daud berbuat dosa, dan untuk menjadi pendorong bagi pertobatannya.
Prajurit Daud : Tetapi
Tuhan, nampaknya itu tidak adil.
Tuhan : Oh, Aku tidak
pernah memerintah kerajaan-Ku berdasarkan ‘keadilan’ menurut pandangan manusia.
Kita sadar
ga sadar, suka gak suka. Cetak biru rencana ALLAH atas hidup kita pasti
terjadi. Hidup kita dapat mendatangkan kemuliaan bagiNya. Tapi sekali lagi,
bukankah menyedihkan kalo kita gak sadar, bagaimana Dia mau memakai kita dan
kita malah memilih gak peduli. Menjadi rekan sekerja Allah sungguh pengalaman
yang luar biasa, jika kita gak mau, kita yang rugi. Sayang sekali kalau kita
melewatkan kesempatan dan sukacita besar dalam hidup kita.
Ada satu
lagi tokoh Alkitab yang menyadari kematiannya sudah dekat dan bisa berkata
demikian:
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. 2 Timotius 4:7
Guess who?
Yup. Paulus
^^
Paulus tahu
kapan pertandingannya usai. Dia tahu kalo dia mencapai akhir. Karena dia tahu
apa tujuan hidupnya. Dia bukan petinju yang asal pukul. Dia gak asal hidup.
Menyenangkan
bukan jika saat menjelang ajal kita tahu telah menyelesaikan tugas khusus yang
diberikan ALLAH pada kita. Di sorga kita tahu apa yang menanti kita, Tuan kita
yang akan berkata:
Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam
perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Matius 25:21
Kasongan, 5
September 2013
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment