Dulu
zaman aku kuliah, paling suka main games yang namanya Age of Empire, kalo udah
maen ini, tahan aja duduk di depan komputer seharian, dan Cuma beranjak kalo
nyari makan (sementara ntar makannya di depan komputer lagi, paraahhhh). Seru
banget nih, game strategi gitu, jadi ceritanya, kita harus ngurusin suatu
negara. Masalahnyo, hanya ada beberapa orang di negara tersebut. Gimana caranya
bikin negara? Kita harus manfaatin segala sumber daya yang ada. Untuk memiliki banyak kayu, daging, emas, batu atau yang lainnya, maka
diperlukan tenaga kerja yang nantinya ada yang ditugaskan untuk menebang pohon
dan mengambil kayu, ada juga yang ditugaskan untuk menanam di ladang, memburu
hewan, menangkap ikan untuk mendapatkan daging, menambang batu emas untuk
mendapatkan emas dan ada juga yang mencari batu.
Kayu digunakan untuk membangun rumah untuk masyarakat.
Setelah membangun rumah, maka populasi di dalam negara tersebut akan bertambah,
yang keuntungannya adalah dengan bertambahnya populasi maka akan semakin banyak
jumlah pekerja sehingga kita dapat membuat lagi tenaga kerja lainnya. Selain
membuat tenaga kerja, kita juga dapat membuat prajurit, tetapi untuk membuat
prajurit selain memerlukan populasi juga memerlukan daging, emas, kayu yang cukup
banyak. Pekerja terutama sangat berfungsi untuk menghasilkan produksi makanan
dan lainnya, dan prajurit sangat dibutuhkan untuk menjaga negara tersebut.
Trus, ntar dengan semakin majunya negara kital , kita bakalan mulai membangun
yang namanya pasar, perpustakaan, militer, dll. Kita juga bisa berdagang dengan
negara lain, contoh ni, kita gak punya banyak kayu untuk membangun, tapi kalo
kita punya emas, bisa deh kita beli hasil sumber daya alam negara lain.
Lah? Kapan berakhirnya games ini? Tergantung,
hahahaha, ada yang tamat setelah waktu yang ditentukan sebelumnya. Bisa juga
tamat sewaktu kita dah ‘menjajah’ negara lain dan menguasai sumber daya negara
lain. Paling sebel deh kalo kita sedang asik membangun negara sendiri trus
tau-tau diserang negara lain, huhuhuhu, nangis dah. Jadi nyesel deh rasanya gak
membangun militer di negara sendiri. Saat baru awal main games ini, aku asyik
membangun negaraku, menebang kayu untuk membuka lahan agar digunakan untuk
pertanian, menambang sumber daya yang ada, menangkap ikan, membangun pasar,
dll. Senang banget melihat negaraku semakin maju perekonomiannya, penduduknya
giat bekerja (ya iya lah, dah diprogram gitu, gkgkgk), puas banget pokoknya
melihat stok sumber daya alam yang buanyak banget. Lah...tau-tau negara Api
*eh* datang menyerah :p Gak deng, negara lain pokoknya. Karena dalam permainan
itu ternyata kita bisa menentukan berapa negara yang ada, nah negara ini bisa
kelihatan posisinya di peta, bisa juga ngga. Berhubung aku baru belajar
mainnya, gak tau dunk bisa ada serangan gitu. Berhubung aku gak membangun
militer sama sekali, hancurlah negara yang aku bangun. Nyebelin. Tapi nantinya
aku tahu, ini yang bikin permainan makin seru, hahahaha.
Sejak tahu bisa diserang, mau gak mau pada permainanku
berikutnya aku mulai membangun militer. Merekrut banyak prajurit, membangun
basis militer, membangun benteng, tempat pembuatan senjata, dll yang mendukung
militer, yah...apa boleh buat ya, daripada diserang, harus punya prajurit dunk
untuk menjaga keamanan. Pas diserang, aku lebih siap. Lah, karena niatnya Cuma buat
menjaga negaraku, aku gak pernah tuh menyerang negara lain. Namanya Cuma buat
berjaga-jaga, aku membangun militer ya setengah-setengah. Akhirnya, aku
memutuskan untuk total membangun militer. Keputusan pintar kan?
Nah, masalahku selanjutnya ialah, saking totalnya
fokus ke militer, aku lupa ngurusin pertanian, dan sumber daya lainnya. Gini
lo, kalo kita gak punya bahan makanan (dari pertanian, berburu, menangkap
ikan,dll), as long as kita punya sumber daya lain seperti emas, kayu, batu, dll
kita masih bisa menjualnya dan membeli makanan dari negara lain yang bukan
musuh kita. Permainan ini juga memperhatikan aspek ekonomi suatu negara,
hohohoho. So fun. Pernah tuh kejadian, persediaan makanan menipis gara-gara
asyik bikin prajurit melulu. Jadi terpaksa membeli makanan di negara lain
menggunakan emas yang aku miliki, mahal ternyata membeli tuh, mending bikin
sendiri dah :p mending tuh masih punya sumber daya alam yang bisa ditukar
dengan makanan, kalo dah habis, nangis kon. Jadi nyesel, kenapa gak ngurus
pertanian dengan sungguh-sungguh T_T
O, iya...selain aspek ekonomi dan militer, permainan
ini juga memperhatikan aspek teknologi lo dalam perkembangan suatu negara. Gini
nih, misalkan ada 5 negara dalam satu permainan yang mulai bermain dengan
teknologi yang sama. Ternyata jika telah memenuhi syarat-syarat tertentu, maka
teknologi negara itu akan semakin berkembang dan peradabannya akan maju alias
naik level dibanding negara lain. Jika sudah demikian, perekonomian dan
militernya semakin maju meninggalkan negara lain, dan kesempatan menjadi
pemenang semakin besar ^^
Yang aku suka dari game ini, kita dituntut
memperhatikan semua aspek dalam pembangunan suatu negara secara detail. Kita
gak bisa hanya fokus di satu aspek. Sama kan dalam kehidupan riil pembangunan
suatu negara ^^ Dan satu lagi yang menjadi kepuasanku dari permainan ini adalah
saat kehidupan negaraku tidak bergantung pada negara lain, alias segala
kebutuhannya dalam pembangunan gak perlu beli-beli dari negara lain, hahahaha.
Kesannya sok banget ya, tapi bangga beneran kaleee...waktu aku bisa memanage
penduduk di negaraku untuk bekerja di berbagai bidang, sekian orang mengolah
lahan pertanian, sekian yang berternak, sekian yang berburu, sekian yang
menambangitu menyenangkan. Secara, kalo beli sama negara lain kan kita rugi
banget ya, hehehe. Pendeknya, I love this game ^^V
Aku teringat game ini terutama gara-gara mendengar
tentang mahalnya harga kedelai impor belakangan dikarenakan melemahnya nilai
rupiah terhadap dollarAmerika Serikat. Pengusaha tahu dan tempe mengurang produksinya.
Speechless. Sedih banget. Kenapa sih urusan makanan aja kita mesti bergantung
sama negara lain. Oke lah udah gak ada penjajahan lagi, tapi kalo gini ma sama
aja kita dijajah secara ekonomi. Kapan kita bisa swasembada kalo semua
kebutuhan kita terutama pangan diimpor semua dari luar negeri. Masuk akal gak
sih, kita yang makan tahu tempe mengimpor kedelai dari Amerika Serikat yang aku
gak tahu buat apa mereka produksi kedelai selain dijual ke kita :p Arrrggghhh...Aku geregetan deh. Ini baru
kedelai, blom lagi komoditi yang lain lo. Daging kita impor dari luar negeri
juga *tepok jidat* Apalagi? Googling dah pasti banyak. Kenapa juga uang yang
buat mengimpor itu gak digunakan untuk mengembangkan pertanian dan peternakan
di negara kita?
Aku bukan orang pertanian ato orang ekonomi, ini Cuma pendapat
awam. Tapi, seandainya kita bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri, harusnya kita
gak perlu impor kan? Kalo kita bisa memproduksi sendiri, siapa tahu someday
kita yang mengekspor apa yang selama ini kita impor. Katanya Indonesia negara agraris,
mana buktinya, manaaa....?! Katanya kita negara yang merdeka dan berdaulat,
tapi kok sepertinya kita gak punya kedaulatan dalam pangan, kita masih dijajah.
Dijajah negara produsen yang mengekspor komoditinya ke negara kita. Ketahanan
pangan kita payah, kita masih bergantung negara lain. Aku ngeri membayangkan
kalau semua yang kita makan pada suatu hari nanti adalah hasil dari ngimpor.
Sudah saatnya negara ini memperbaiki manajemennya dalam urusan pangan. Karena
sampai kapan pun, ini adalah kebutuhan pokok manusia. Secara, kasarnya nih
pakaian satu bisa kita pakai sehari-hari. Tapi makanan? Kita selalu butuh makan
tiap hari. See? Masalah makanan adalah masalah serius di negeri ini.
Yeahhh....dari masalah kedelai, daku bisa ingat game
zaman kuliah, ckckck. Tapi asli dah, aku prihatin, masalah impor-mengimpor ni
kalo gak diperhatikan bisa bahaya. Ketergantungan kepada negara luar akan
semakin besar dan susah dihentikan. Ini saatnya negara kita bener-bener
memperkuat sektor ketahanan pangannya melalui penguatan di pertanian,
peternakan dan perikanan. Supaya suatu hari kita yang mengekspor ke negara
lain. Kalo kita yang ngekspor, mau dollar naek seberapa pun kan kita bisa
tersenyum, bahkan tertawa lebar, karena kita bakalan untung besar, gak kayak
sekarang *sigh*
Kasongan, 3 September 2013
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment