Friday, August 24, 2012

1 Korintus 13:5



Peringatan:Postingan ini panjang looo.... ^^
Menghapal dan merenungkan FirTu tentang kasih pada bulan ini, setiap hari aku diajak membandingkan diriku dengan apa yang Tuhan harapkan dalam FirTu. Seperti aku dihadapkan pada model yang sempurna-model KASIH, yang Tuhan inginkan aku menjadi. Dan semakin dipandang,diamati KASIH ini, lalu memeriksa diri, semakin menyadari kalau aku masih jauh dari apa yang Tuhan inginkan.


Contohnya, saat aku menghapal ayat ini:

1 Kor 13:5
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan  orang lain. TB

Ia tidak angkuh, tidak kasar, ia tidak memaksa orang lain untuk mengikuti kemauannya sendiri, tidak juga cepat tersinggung, dan tidak dendam. BIS

Tidak pernah angkuh, mementingkan diri sendiri atau kasar. Kasih tidak ingin menang sendiri. Kasih tidak pemarah dan tidak mudah tersinggung. Kasih tidak menaruh dendam dan tidak memperhatikan kesalahan orang lain. FAYH

ia tidak berbuat yang tidak pantas, ia tidak mencari sesuatu bagi dirinya sendiri, ia tidak menghasut, ia tidak menghitung-hitung yang jahat; MILT


KASIH ITU SOPAN
Bukan Sopran (jenis suaraku) atau Sophan Sophiaan artis itu,eh gak nyambung yooo...:p
Biasanya kesopanan erat kaitannya dengan bagaimana seseorang bersikap dan berkata-kata, sadar gak sadar setiap kita punya standar masing-masing jenis perkataan atau tingkah laku yang sopan atau gak menurut kita. Karena norma kesopanan yang kita terima berbeda-beda, dipengaruhi tempat, lingkungan dan waktu tadi. (Dulu, seorang temanku sering bercanda dan mengatakan padaku, ”Ih, gak sopan”, dan aku tersinggung, maklumlah, aku kan orangnya sopan banget, jadi bingung kan gak sopannya dimana, hahaha.)

FirTu yang lain berkata:
Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan,  jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Roma 13:13

Dan, ayat itu membuatku bertanya-tanya sama Tuhan gini:
Tuhan, apa sih artinya hidup dengan sopan, seperti pada siang hari?
Apakah berarti pada malam hari lah orang-orang melakukan yang gak sopan?

Hidup dengan sopan seperti pada siang hari, berarti kita membiarkan Allah menyingkirkan semua kegelapan hidup kita, Allah hadir dan menerangi hati kita. Karena segala pikiran-pikiran busuk dimulai dari hati kita yang jahat, maka saat Ia (Kasih) itu hadir di hati kita, kegelapan berganti terang. Apa yang selama ini kita anggap benar, diganti kebenaranNya. Perlahan-lahan kita diubahkannya menjadi SOPAN-sikap dan perkataan kita akan diubahNya sesuai dengan standarNya, sesuai dengan kebenaranNya.

Hidup dengan sopan seperti pada siang hari, singkatnya berarti HIDUP DI DALAM ALLAH (TERANG).

Percaya gak percaya, apa yang kita katakan meluap dari hati, apa yang kita lakukan bersumber dari hati kita. Seseorang hidup pada malam hari alias kegelapan, karena ia tidak membiarkan Allah menyingkirkan kegelapan di hatinya. Tetapi orang yang hidup di dalam Allah bisa dipastikan ia hidup dengan sopan karena:
Ia (KASIH)  tidak melakukan yang tidak sopan.
ALLAH tidak melakukan yang tidak sopan.

Tapi Meg, standar kesopanan kan berbeda bagi tiap orang. Apa yang sopan bagi saya, belum tentu sopan bagi orang lain, begitu pula sebaliknya, ya kan?
Emberrr...emang setiap orang memiliki standar berbeda. TAPIII...saat Kasih aka Allah itu hadir dalam hidup kita, pemikiran kita tentang SOPAN dan GAK SOPAN akan diubahkan oleh Allah. FirmanNya menjadi standar kita. Allah menjadi standar kita melakukan hal SOPAN ini.

Hanya jika kita sungguh-sungguh membiarkan Allah tinggal di dalam hidup kita dan kita hidup di dalam Dia maka kita dimampukannya UNTUK TIDAK MELAKUKAN YANG TIDAK SOPAN. Bersikap dan berkata-kata penuh kesopanan hanya karena ALLAH telah tinggal dan hidup di hari kita. Dan karena Allah sempurna, gak peduli kita memakai standar suku manapun sebagai pembandingnya, KASIH tetap SOPAN, kita tetap tidak melakukan apa yang tidak sopan.

KASIH TIDAK MENCARI KEUNTUNGAN DIRI SENDIRI
Hmm... bagian ini membuatku tersenyum, karena aku merasa gak gitu, hahaha, boong banget ah, seringkali aku mencari apa yang menguntungkanku sendiri, apa yang enak buatku *sigh* Saat aku membaca berbagai versi ayat tersebut, jadi lebih ketampar-tampar, dikatakan juga:
ia (kasih) tidak memaksa orang lain untuk mengikuti kemauannya sendiri. BIS
ia (kasih) tidak ingin menang sendiri. FAYH
ia (kasih) tidak mencari sesuatu bagi dirinya sendiri. MILT

Aku seringkali memaksa orang lain mengikuti kemauanku. Bukan memaksa yang pake acara ngancam atau merengek-rengek gitu looo...Caraku lebih SMART-well, I mean LICIK. Aku dapat memanipulasi orang-orang tertentu untuk mengikuti kemauanku. Ada cara yang berbeda uuntuk setiap orang, tergantung sifat dan karakternya (bagi yang mau tahu caranya, hubungi aku ya, hahaha-tobat Meggg...!!!). Aku tidak menyadari kalau yang aku lakukan termasuk MENCARI KEUNTUNGAN DIRI SENDIRI sampai aku melihat versi BIS ayat di atas:
ia (kasih) tidak memaksa orang lain untuk mengikuti kemauannya sendiri.

Saat aku memanipulasi seseorang melakukan keinginanku ternyata Tuhan ingatkan kalo yang aku lakukan pada orang (maksudku, orang-orang itu T_T) termasuk memaksakan keinginanku.
AKU MENCARI KEUNTUNGAN DIRI SENDIRI.
 Aku tidak mengasihi orang itu dunkkk....!
Dan itu jahat di mata Tuhan. Itu KEJAHATAN!

Sekalipun apa yang aku ingin orang lain lakukan itu sebenarnya hal yang baik, tapi jika aku memaksanya (dengan cara memanipulasinya) padahal dia tidak ingin melakukannya, tetap saja itu KEJAHATAN. Tetap saja berarti aku gak mengasihi dia, karena kasih tidak akan berbuat demikian. Allah tidak pernah berbuat demikian.

Ayat ini mengajakku berhenti memanipulasi seseorang.
Mengajakku mengecek motivasiku terlebih dahulu, apakah yang aku ingin orang lain lakukan adalah untuk keuntunganku sendiri atau kebaikannya.

KASIH TIDAK PEMARAH
Berhubung aku bukan orang yang pemarah alias gampang tersinggung, huahahaha, aku gak banyak bicara tentang hal ini. Sombong banget kamu Meg, kasih tu gak sombong looo...!! Iya...iya... ^^ Izinkan aku menuliskan ayat-ayat tentang marah di bawah ini:


Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah  karena pohon jarak  itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati." Yunus 4:9

Boleh maraaahhh...Fiuuuhhh, lega ya?? Karena gak dipungkiri, ada hal-hal yang pastinya membuat kita marah. Hahaha, beneran kok, gak papa marah. Tuhan Yesus pernah marah looo. Tapi pertanyaan yang perlu kita tanyakan pada diri sendiri sebelum marah, sama dengan pertanyaan yang Allah tanyakan pada Yunus:
LAYAKKAH AKU MARAH KARENA HAL INI?
Kalo emang gak perlu marah, ngapain marah? Buang-buang energi, gak ada gunanya pula! Marahlah hanya untuk alasan yang tepat. Jangan seperti Yunus yang sembarangan marah. Baca deh cerita lengkapnya, pasti bikin kita senyum-senyum, jangan-jangan selama ini kita marah untuk alasan yang gak tepat seperti Yunus.


Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; Yakobus 1:19
Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh. Pengkhotbah 7:9

JANGAN CEPAT MARAH! Berpikir dulu.
Perlu gak marah? Kalo gak, ngapain marah. Kalau iya, silakan marah :p
Tapiii... perhatikan juga, kita marah sama orang yang tepat gak. Jangan sembarangan melampiaskan amarah kita pada si A ke semua orang. Buat apa? Ingin semua orang tahu kalau kita marah? Apa gunanya? Berdoalah sebelum mengungkapkan amarah kita pada seseorang, minta Tuhan taruhkan kata-kata yang sopan. Marahlah dengan sopan ^^V Saat kita marah, kita seperti kuda liar yang gak bisa dikendalikan, kita ingin menyakiti orang yang menyakiti kita. Belajarlah mengendalikan kemarahan kita, lebih tepatnya-biarkan Allah mengendalikan kita, supaya Ia bisa mengerjakan kebaikan dari kemarahan kita, asal kita menyerahkannya pada Allah. Dia sanggup looo...Aku pernah mengalaminya.


Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya. Amsal 29:22
Si pemarah membangkitkan pertengkaran,  tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan. Amsal 15:18

Orang yang gampang marah MENIMBULKAN PERTENGKARAN, mau tuh jadi orang yang membawa rusuh di mana-mana? Gak kan? Saat aku marah aku sering mengingatkan diriku sendiri:
“Sabar Meggg...jangan menimbulkan pertengkaran!!!”
Cepat marah atau lambat marah berkaitan dengan kesabaran. Saat kita ga gampang tersinggung, kita semakin dekat dengan menjadi SABAR, hohoho.


Jawaban  yang lemah lembut  meredakan kegeraman,  tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. Amsal 15:1

Hati-hati dengan perkataan yaaa...seringkali AMARAH disebabkan oleh perkataan. Juga, jawaban yang kita berikan pada seseorang yang marah, menentukan besar kecilnya kemarahannya nantinya.Berkatalah dengan lemah lembut. SELALU. 

KASIH TIDAK MENYIMPAN KESALAHAN ORANG LAIN
...dalam versi lain dikatakan demikian:
Kasih tidak dendam
Kasih tidak menaruh dendam dan tidak memperhatikan kesalahan orang lain.
Ia tidak menghasut, ia tidak menghitung-hitung yang jahat

Aku pernah begitu marahnya pada seseorang dan sangat mendendam, aku merencanakan berbagai pembalasan kejam eh manis untuknya :p Tetapi saat ingat bahwa pembalasan adalah hak Tuhan, akhirnya aku membatalkan niatku membalasnya. Pikirku, “Baiklah Tuhan, aku gak akan membalas dendam, aku gak mau berbuat dosa hanya karena orang ini, rugiiii... Tapi Tuhan, tolong balaskan yang setimpal dengan apa yang diperbuatnya, plisss...” . Aku berharap pembalasan yang dari Tuhan akan lebih menyakitinya, hahahaha, konyol ya? Sempat beberapa lama aku berpikir demikian. Aku berkata, aku sudah mengampuni orang ini, tapi aku berharap suatu saat dia jatuh tertimpa tangga kejedut tembok dan babak belur lah pokoknya *sadisss*  Yeahhh...aku mengharapkan yang jelek terjadi pada orang ini ^^’ Parrraaahhh...!!!   

Sampai pada suatu hari aku memutuskan untuk gak mengingat-ingat lagi kesalahannya, aku berhenti mengharapkan hal buruk terjadi padanya, dan mendoakan hal yang baik terjadi padanya. Awalnya berat, gak rela bo, buat apa, keenakan dia. Udah aku yang tersakiti, mosok aku yang harus mendoakan dia. Aihhh, gak masuk akal! Emang gak masuk akal, pada awalnya. Tapi sedikit demi sedikit, aku berkata,”Ya sudahlah, ngapain aku mengingat-ingat dia dan dosa-dosanya, toh gak akan mengubah apa-apa.Cuma menggarami lukaku.”

Serius. Mengingat kesalahan orang lain gak mendatangkan keuntungan apa-apa. Dan aku belajarn melepaskan orang itu dan kesalahannya dari ingatanku. Aku membebaskan diriku dari rasa sakit yang diberikan orang itu. 

Lucu ya, bagaimana kita membiarkan rasa sakit dari masa lalu menyakiti kita berulang kali di masa kini kita dengan cara mengingat-ingatnya terus ^^’



Kasongan, 24 Agustus 2012
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...