Saturday, April 8, 2017

1 Samuel 1-3, Matius 7, Amsal 7

1 Samuel 1 - 3

1 Samuel 1:24 (TB)  Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.

Berapa usia Samuel selesai disapih? Mungkin dia masih balita, yang jelas Alkitab berkata dia masih kecil.Hana menyerahkan anaknya pada Tuhan saat anaknya masih kecil, kalau dipikir-pikir kok mau ya Hana melakukan janjinya itu tanpa menunda-nunda. Padahal Samuel ini kan anak tunggalnya saat itu, kenapa juga gak menunggu Samuel agak besar. Mana Hana tahu kalau Tuhan akan memberikan anak lagi. TANPA mengetahui itu, dia mau menyerahkan anaknya kepada Tuhan. Tanpa menunda-nunda.  Begitu besarnya rasa syukur Hana sampai mau melakukan itu.Mungkin Tuhan izinkan Hana "susah" mendapatkan apa yang dia inginkan supaya dia belajar meminta, supaya dia sungguh menyadari kalau yang dimiliki adalah pemberian Tuhan semata. Tentu rasa syukur Hana saat mendapatkan Samuel  lebih besar dibandingkan jika dia gak meminta dan dengan mudah dia mendapatkan anak.

Gimana denganku?
Sudahkah aku bersyukur sama Tuhan dengan segala apa yang diberikanNya buatku? Aku ngalamin sendiri kalau emang beda rasanya rasa syukur yang aku rasakan waktu sadar yang terjadi dalam hidupku ini pemberian Tuhan semata,  bukan sekedar usahaku. Sewaktu aku hamil Sara,  aku memang bersyukur atas pemberian Tuhan ini karena dari awal nikah gak ada niat menunda kehamilan, nah pas tahu ada miom ya aku jalani aja kehamilanku, trus aku baru tahu dong pas hamil itu ada temanku yang sudah nikah lebih dari 5 tahun belum juga hamil karena ada miom, di situ aku baru nyadar kalau aku bisa hamil itu karena kebaikan Tuhan semata dan bukan usahaku doang,  anakku ini pemberian Tuhan.

Aku mau bersyukur buat segala hal, baik yang dengan mudah kuterima atau yang setelah sekian lama berdoa baru kuterima. Semuanya pemberian Tuhan semata,gak ada hal di hidupku yang bukan pemberian Tuhan.

1 Samuel 2:29 (TB)  Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?

Imam Eli ditegur oleh abdi Allah karena:
1. Sebagai imam,  dia mengambil yang terbaik dari korbn sajian umat Israel bagi dirinya sendiri. Dia melayani Tuhan tidak dengan sepenuh hati, ia mencari keuntungan bagi dirinya sendiri.

Bagaimna denganku,  apakah saat aku melayani Tuhan aku sungguh melayaniNya dengan hati yang murni,  atau jangan-jangan aku malah mencari keuntungan diri sendiri.  Aku gak boleh seperti itu,  aku mau melayani Tuhan untuk menyenangkan Tuhan dan bukan mencari keuntungan diri sendiri saja. Aku mau cek motivasiku saat melayani dan apa yang sudah aku lakukan, apakah untuk kemuliaan Tuhan atau diri sendiri.

2. Sebagai orang tua, dia tidak mampu mendidik anaknya. Kelakuan anak-anaknya sungguh bejat.  Menarik di sini karena Tuhan menyalahkan imam Eli untuk kelakuan anak-anaknya. Pastinya Tuhan gak akan melakukan ini kalau imam Eli sudah mendidik mereka dengan benar dan tegas.

Aku diingatkan untuk memperhatikan dengan benar apa yang aku katakan dan lakukan di hadapan anakku. Susahkah aku mengajar dia menghormati Tuhan dengan cara aku sendiri sungguh-sungguh menghormati Tuhan?

3. Dia lebih menghormati anak-anaknya lebih daripada Tuhan.
Mengerikan sekali membayangkan seorang imam lebih menghormati anak-anaknya dibandingkan menghormati Tuhan. Dia lebih mengutamakan anak-anaknya dibandingkan Tuhan.Bahkan setelah Tuhan memberikan nubuatannya,  imam Eli gak melakukan apa-apa. Bukannya berbalik dari jalannya dan mulai mendidik anak-anaknya untuk melakukan yang benar eh... dia cuma diam. Sayang sekali,  padahal Tuhan penuh belas kasihan.

Peringatan buatku, jangan sampai aku lebih takut sama anakku dibandingkan​ sama Tuhan. Jangan sampai aku fokus menyenangkan anak dibandingkan Tuhan. Tuhan harus tetap jadi prioritasku.

1 Samuel 2:26 (TB)  Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia.

Baca ini entah kenapa jadi ingat ini:
Lukas 2:52 (TB)  Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

Terus jadi buka kisah Yesus di Lukas. Ternyata Samuel dan Yesus punya kesamaan ini:
Lukas 2:21-22 (TB)  Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,

Mereka sama-sama diserahkan oleh orang tuanya kepada Tuhan. Jadi ingat,  aku dan suamiku sudah menyerahkan anakku untuk dibaptis tapi apakah kami sungguh menyerahkan hidupnya kepada Tuhan? Jangan sampai secara dilihat mata dia sudah diserahkan pada Tuhan tapi kami gak mendidiknya di dalam Tuhan sehingga dia melenceng dari kehendak Tuhan. Bener-bener peringatan bagi kami kalau menyerahkan anak kepada Tuhan untuk dibaptis bukan sekedar simbol tapi ada tanggung jawab kami sebagai orang tua mendidik dan mengajarkan dia untuk mengenal dan mengasihi Tuhan.

1 Samuel 3:1, 8 (TB)  Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.
Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa TUHANlah yang memanggil anak itu.

Samuel terpanggil di masa mudanya!
Wowwww...!!! Samuel menjawab Tuhan  dan mempersilakan Tuhan berbicara 😊
Indah sekali ya, dari mudanya Samuel Tuhan sudah memanggil dia,  mengungkapkan isi hatiNya dan Samuel mau mendengarkan.

Jadi membandingkan, dalam hubunganku dengan Tuhan,  sudahkah aku mempersilakan Tuhan berbicara dan mengungkapkan isi hatinya. Atau jangan-jangan aku hanya datang padanya lalu bicara,  Tuhan disuruh ngedengerin aku melulu tanpa aku mau mendengarkan Dia #sigh. Bisa jadi kan sebenarnya Tuhan pengen bicara tapi dari aku yang membatasi Tuhan. Doa bukan lagi berkomunikasi sama Tuhan tapi doa cuma isinya aku yang ngomong dan minta melulu sama Tuhan.

Amsal 7

Amsal 7:7 (TB)  kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi,

Orang yang rentan jatuh dalam dosa perzinahan biasanya:
-Orang yang tidak berpengalaman
Orang seperti ini biasanya jatuh ke dalam dosa perzinahan karena rasa penasaran,  dia tidak mengerti apa iti perzinahan,  dia hanya mencoba-coba dan gak tahu dampaknya,  lalu setelah sadar ternyata dia kecanduan dan susah melepaskan diri dari dosa perzinahan. 
-Orang yang tidak berakal budi
Mereka yang sadar dan mengerti kalau yang dilakukannya adalah perzinahan tapi dengan sadar terus-menerus melakukan perzinahan dan menuruti nafsunya.

Aku pernah menjadi keduanya,  dan terkadang masih jadi orang yang kedua (yang gak berakal budi) #sigh. Aku dulu suka banget baca novel roman sekarang sih udah ga pernah karena memang gak pernah beli lagi dan udah ga ada waktu, hahahaha. Ternyata untuk stop melakukan hal tersebut ada 2 cara:
1. Jangan bawa diri sendiri dalam pencobaan : Stop beli novel roman, kalo ke rental buku atau toko buku gak usah ke bagian novel, kalo liat teman baca atau punya novel tersebut ga usah kepo pengen tau sinopsisnya (ntar penasaran pengan baca). Pokoknya jauhi hal-hal yang bisa membuat kita tergoda.
2. Sibukkan diri,  ganti aktivitas negatif dengan yang positif.  Kalau kita berhenti  melakukan hal negatif yang jadi kebiasaan kita, pastikan kalau ada aktivitas positif yang menggantikannya, kalau cuma jadi diam dan bengong tu bahaya,  pikiran kita jadi balik oengen hal yang negatif. Jadi kalau biasanya baca novel roman ganti dengan baca Alkitab. Kalau biasanya nonton film gak bener ganti nonton video khotbah.

Baca ayat ini aku juga diingatkan untuk mendoakan dan memastikan anakku mengerti apa itu perzinahan pada saat yang tepat. Supaya sebagai orang yang gak berpengalaman dia gak penasaran lalu mencoba dan akhirnya jatuh.

Tuhan,  tolong aku menggunakan akal budi yang sudah Tuhan berikan supaya aku gak jatuh dalam perzinahan. Tolong aku juga dalam mendidik anakku sehingga tahu kapan​ waktu yang tepat untuk menasehatinya nanti. Karena cuma Tuhan saja yang memampukan kami hidup kudus. Amin

Matius 7

Matius 7:4 (TB)  Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.

Sebelum menghakimi atau mengkritik orang lain,  pastikan dulu hidup kita sudah benar. Mana mungkin kita mengoreksi hidup orang lain kalau kita aja gak bener. Mana ada orang yang mau dengar.

Matius 7:28-29 (TB)  Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

Yesus mengajar dan perkataanNya berkuasa dibandingkan ahli Taurat. Kenapa? Karena Yesus gak cuma ngomong doang,  Dia ngasih teladan.

Aku ditegur banget baca bagian ini. Sebagai ortu aku sudah merencanakan ingin mengajarkan ini itu sama Sara,  sudah punya gambaran karakter seperti apa yang aku inginkan Sara jadi, aku membayangkan kalau dia melakukan kesalahan ini itu apa yang akan aku lakukan untuk menasehatinya. Lewat ayat ini aku diingatkan untuk terlebih dulu 'membenarkan' hidupku dan jadi teladan sebelum nanti mengkritik dia atau mengajari dia macam-macam. Supaya aku punya kuasa saat mengajar dia, aku harus hidup benar dan jadi teladan. 

Tuhan,  ampuni aku karena sering begitu sibuk pengen 'membenarkan'  suamiku, anakku dan orang-orang di sekelilingku. Ampuni aku karena sering sombong dan merasa lebih benar dari mereka sampai lupa melihat sendiri kesalahan-kesalahanku dan memperbaikinya. Aku mau hidup benar di hadapanMu Tuhan, supaya perkataanku punya kuasa. Aku mau Tuhan bereskan aku sebelum aku sibuk ngurusin orang lain. Amin

Kasongan,  7 April 2017
-Mega Menulis-

No comments: