Wednesday, April 26, 2017

Mazmur 73,77-78, Matius 25, Amsal 25

Mazmur 73:28 (TB)  Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.

Daud suka dekat pada Allah dan menaruh tempat perlindungannya pada Tuhan untuk menceritakan segala pekerjaan Tuhan. Kalau kita amati Mazmur-Mazmur yang Daud tuliskan selalu dalam maknanya dan jujur, ada keintiman di sana. Daud gak sekedar menuliskan pengalaman orang lain, apa yang dituliskannya adalah apa yang dia lihat,  alami dan rasakan. Kesaksian kita tentang pekerjaan Tuhan akan kuat kalau kita punya hubungan intim alias dekat sama Tuhan. Karena bagaimana kita bisa meceritakan sesuatu yang bukan kita sendiri yang alami.

Tuhan,  seperti Daud,  aku juga mau dekat dengan Tuhan supaya aku bisa menceritakan perbuatan tanganMu. Jangan biarkan aku jauh dariMu ya Tuhan. Amin

Mazmur 77:11-12 (TB)  (77-12) Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala.
(77-13) Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.

Yang ingin dilakukan Pemazmur adalah:
-Mengingat perbuatan Tuhan
-Mengingat keajaiban Tuhan
-Merenungkan perbuatan Tuhan

Aku juga mauuuu...!!!
Aku perlu mengingat perbuatan Tuhan dan merenungkannya supaya:
-Aku bersyukur dan menyadari kalau apa yang terjadi dalam hidupku adalah perbuatan Tuhan,  pemberian tanganNya,  bukan karena kuat dan gagahku.
-Aku gak gampang mengeluh. Mengingat betapa banyak yang diberikan Tuhan seharusnya aku gak mengeluh.

Mazmur 78:4, 7 (TB)  kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.
supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya;

Aku mau...!!!
Aku mauuuu....!
Aku mau menceritakan perbuatan tangan Tuhan kepada anak-anakku supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya.

Matius 25

Matius 25:24-25 (TB)  Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

Hal yang terpikir sewaktu membaca bagian ini adalah,  hamba ini:
-malas
-suka mencari alasan
-gak bertanggung jawab
-gak setia
Lalu dikatakan juga kalau hamba ini JAHAT. Iya juga sih ya kalau dipikir. Tuannya begitu baik memberikan talenta sesuai kemampuannya tapi dia malah berpikir yang jahat tentang tuannya.
Sebagai hamba Tuhan,  apakah aku adalah hamba yang setia dan bertanggung jawab atau seperti hamba yang jahat dan malas ini? Hati-hati, kalau aku gak mempergunakan talenta yang ada padaku dengan baik dan melipatgandakannya. Bukan saja talenta yang ada padaku diambil tapi ada hukuman menantiku.
Sudahkah aku melipatgandakan talenta yang Tuhan berikan?
Sudahkah aku setia dengan apa yang Tuhan percayakan?
Bagaimana Tuhan mau percayakan banyak kalau yang sedikit aja aku gak bisa kelola?
Gak boleh malas dan mencari alasan untuk gak berkarya,  harus mencari cara supaya aku bisa maksimal mengelola yang Tuhan berikan.

Aku mau berhenti mengeluh dan mencari alasan. Kalau selama ini aku merasa gak cukup dengan apa yang Tuhan berikan,  berarti aku harus mengelolanya dengan lebih bijaksana. Dulu sudah mencatat pengeluaran dan pemasukan lalu mengaturnya sesuai dengan kemampuan. Tapi aku gak setia melakukannya. Aku mau bertanggung jawab dan menjadi hamba yang baik.

Tuhan,  aku mau menjadi hamba yang setia, bukan hamba yang jahat dan malas. Aku mau mulai lagi merencanakan dan mengelola keuangan yang Tuhan berikan dan gak sekedar mencari alasan. Tolong aku Tuhan. Amin

Amsal 25

Amsal 25:26 (TB)  Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik.

Ngakunya percaya Tuhan, tapi dikit-dikit kuatir. Gimana mau jadi mata air bagi orang lain? Fungsi mata air adalah memberikan air yang bisa memuaskan rasa haus orang lain. Lah,  kalau mata airnya kotor mana ada yang mau mendekat, mana ada yang mau minum.Sebagai orang benar, kita bertugas menyampaikan kebenaran kepada orang lain. Supaya orang lain tahu dan mengenal kebenaran(=Allah), tapi bagaimana kalau hidup kita sama sekali gak menarik bagi mereka yang gak kenal Tuhan. Bagaimana mereka mau mendekat kalau hidup kita sama dengan mereka atau malah lebih buruk dibandingkan mereka. Lebih buruk bukan dalam hal finansial, tapi hidup yang penuh keluhan, kekuatiran,  amarah,  kesedihan, ketakutan, iri hati,  dll.

Aku mau menyatakan segala kekuatiranku pada Tuhan,  bukan mengumbarnya ke semua orang. Supaya sungguh Tuhan yang berikan kelegaan, aku gak mau gampang mengeluh dan kuatir.Aku mau menguatkan kepercayaanku sama Tuhan supaya gak kuatir.

Kasongan,  25 April 2017
-Mega Menulis-

No comments: