Wednesday, April 26, 2017

1 Tawarikh 6, Matius 26, Amsal 26

1 Tawarikh 6

1 Tawarikh 6:49 (TB)  Tetapi Harun dan anak-anaknya berkewajiban membakar korban di atas mezbah korban bakaran dan di atas mezbah pembakaran ukupan, dan melakukan segala pekerjaan di tempat maha kudus serta mengadakan pendamaian bagi orang Israel, tepat seperti yang diperintahkan Musa, hamba Allah itu.
Kadang aku mikir,  suku Lewi bosan ga ya sepanjang hidupnya, setiap hari melayani Tuhan. Betapa mudahnya pelayanan jadi sekedar rutinitas dan kewajiban belaka kalau kita gak punya hubungan intim dengan Tuhan yang kita layani. Kalau kita gak mengasihi Tuhan dan gak punya hubungan pribadi dengan Tuhan pelayanan akan jadi rutinitas yang membosankan. Mengenali panggilan kita itu penting, tapi lebih penting lagi mengenali Dia yang memanggil kita.
Aku mau mengenal Tuhan lebih lagi supaya bisa melayaniNya dengan lebih sungguh. Aku mau setia saat teduh dan memberikan waktu buat Tuhan menyatakan diriNya melalui firman yang kubaca. Jujur aja, awalnya baca 1 Tawarikh 6 tadi aku gak dapat apa-apa. Sudah doa di awal, tapi kok ga dapat apa-apa. Mau menyerah rasanya dan bilang aku dah baca tapi gak dapat rhema. Tapi aku coba baca berulang kali sampai Tuhan bicara sesuatu, dan benar kok, Dia beri pengertian kalau kita sungguh-sungguh mencari Dia. Terima kasih Tuhan, karena masih berbicara lewat firmanMu malam ini.

Matius 26

Matius 26:9-10 (TB)  Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin."
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.
Apa yang dikatakan dan dipikirkan murid-murid Yesus terlihat baik,tapi Tuhan tidak ingin mereka menyusahkan perempuan yang  memberikan minyak itu untuk Yesus. Sering kali orang hanya melihat yang kelihatan atau menganggap pemikirannya sendiri yang benar, padahal kita gak tahu dengan pasti motivasi seseorang atau apa yang dipikirkannya,apa yang di hatinya.
-Dari teguran Yesus ke muridnya, aku belajar kalau aku gak boleh menghakimi orang lain dan menganggap apa yang aku lakukan dan pikirkan lebih baik. Terkadang aku terjebak hal seperti ini,  menganggap orang yang pergi ke  lebih baik daripada yang berpesta,  padahal kita kan gak tahu motivasinya.
-Dari sang wanita aku belajar memberikan persembahan yang terbaik, yang harum dan berkenan kepada Tuhan. Gak perlu peduli pada apa yang dikatakan ke orang lain,yang penting menyenangkan hati Tuhan.

Amsal 26

Amsal 26:11 (TB)  Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.
Kami sekeluarga memutuskan gak mau jadi orang bebal. Beberapa waktu lalu kami mengetahui kalau ada seseorang yang berulang kali meminjam uang kepada kami lalu meminjam juga pada keluarga lain yang kami kenal, berulang kali dia melakukannya bergantian. Jadi gali lubang lubang titip lubang lah istilahnya. Sudah jadi kebiasaan rupanya. Aku jadi merasa kami dibodohi. Bulan ini kami masih mengulangi kesalahan kami dengan alasan GAK TEGA,  KASIHAN, dan sejenisnya. Kali ini kami yang bodoh, padahal kami sudah tahu kebiasaan orang itu.
Kami memutuskan gak mau lagi meminjamkan lagi, apalagi setelah kami tahu gaya hidup orang tersebut. Kami sadar yang kami lakukan gak mendidik. Meminjam uang terus-menerus bukan solusi untuk masalah keuangan.
Tuhan, tolong kami untuk tega gak memberikan pinjaman lagi karena kami mengasihi orang ini (you know who, Lord), bukan karena marah, tapi sungguh karena kami ingin mendidik dia. Amin

Kasongan,  26 April 2017

No comments: