Sunday, April 2, 2017

Hakim-Hakim 1-2, Yunus 2, Amsal 29

Hakim-hakim 1-2

Hakim-hakim 1

Sedih banget ngeliat suku-suku Israel mulai mengulangi kesalahan yang sama, kalau dulu mereka ditipu sehingga "terpaksa"  membiarkan bangsa lain hidup di dekat mereka, kali ini mereka dengan SENGAJA melakukan hal tersebut. Mereka menentang TUHAN dengan sengaja. Mungkin orang Israel berpikir kalau toh Tuhan akan mengampuni mereka seperti dulu,  makanya mereka mengulangi kesalahan yang sama. Mereka lupa kalau Tuhan tidak bisa dipermainkan,  ada akibat dari dosa yang kita perbuat. Dan ternyata dosa itu menular,  saat satu suku melakukan dosa, maka yang lain ikut-ikutan.

Aku belajar kalau aku harus berhati-hati dengan dosa,  dosa adalah dosa. Sekali aku membuka celah pada dosa,  maka akan membuka celah bagi dosa lain. Gak boleh berkompromi sama dosa. Saat Tuhan melarang,  Tuhan pasti punya alasan. Aku harus taat. Karena dosa yang dilakukan seseorang akan diikuti orang lain,  aku harus menjaga diri supaya gak terpengaruh dan ikut-ikutan melakukan dosa,  dan jangan sampain aku membuat orang lain melakukan dosa.

Hakim-hakim 2:18 (TB)  Setiap kali apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka.

Orang Israel mengikuti Tuhan selama hakim-hakim yang dibangkitkan Tuhan hidup,  oh... Ternyata mereka hanya "ikut-ikutan" menyembah Tuhan,  mereka gak mengenal Tuhan secara pribadi sehingga saat tokoh yang memimpin mereka gak ada,  mereka mulai meninggalkan Tuhan dan menyembah dewa lain.

Hubungan pribadi dengan Tuhan harus menjadi yang utama, kita mengenal dan menyembah Tuhan secara pribadi bukan karena orang lain. Berbahaya kalau kita terlalu mengidolakan seseorang dan hanya ikut-ikutan apa yang dilakukannya, karena manusia gak sempurna, ini sama saja dengan menyembah berhala.  Kalau dia jatuh dalam dosa dan kita kecewa karena figur yang kita kagumi jatuh,  maka bisa jadi kita merasakan kepahitan dan meninggalkan Tuhan.

Yunus 2

Yunus 2:8 (TB)  Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia.

Dalam sejarah hubungan manusia dan Tuhan, Tuhan gak pernah meninggalkan manusia,  selalu manusia yang menjadi pihak yang meninggalkan Dia. Tuhan selalu setia. Pilihan ada di kita,  apakah kita akan berbalik pada Tuhan yang terus mengasihi kita dengan setia atau terus memilih berhala kesia-siaan dibanding Tuhan.

Apa saja berhala kesia-siaan?
Hal-hal fana, dosa, hal-hal yang gak bernilai kekekalan,  hal-hal yang kita prioritaskan lebih dari Tuhan.

Tuhan,  aku mau setia,  aku mau meninggalkan berhalaku yang sia-sia dan berbalik pada Tuhan. Aku mau Tuhan jadi prioritasku dibading hal lain. Amin

Amsal 29

Amsal 29:15 (TB) Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.

Ada seorang teman terkejut karena suatu hari melihatku menepuk lembut tangan Sara yang suka sekali masuk ke mulutnya. Dia bilang kalau dia gak akan pernah memukul anaknya atau melakukan kekerasan pada anaknya (aku ngerasa jadi emak tiri yang kejam mendengar dia 😢). Tapi aku dan suami sudah sepakat untuk mendidik dan mengingatkan Sara, lagipula yang kami lakukan bukan untuk menyakiti dia kok dan dia gak merasa sakit. Biasanya saat aku melakukan itu , Sara akan melihatku dengan tatapan bingung dan aku akan berbicara ke dia sambil menatap matanya,  terkadang dia menangis (mungkin kesal karena tidak boleh memasukkan tangan ke mulutnya). Sara masih mengulangi melakukan itu dan kami juga gak bosan mengingatkan Sara.

Bukan perkara menepuknya sih,  setiap orang tua punya cara untuk menegur anaknya. Tapi kami belajar dari hal kecil untuk menegur dia, kami gak mau membiarkan dia terus-menerus melakukan kesalahan hingga terbiasa dan akan susah mengubah kebiasaannya. Terkadang aku mikir, ini diginiin Sara udah ngerti atau belum ya maksudnya. Ini bukan hanya tentang mendidik Sara, tapi juga mendidik diri kami sebagai orang tua untuk gak bosan mengingatkan anak kami.

Tuhan, tolong kami supaya gak bosan mengingatkan anak kami,  supaya dari kecil dia sudah mengenal didikan. Mampukan juga kami menjadi teladan dalam perbuatan dan gak cuma ngomong doang. Amin

Kasongan,  29 Maret 2017
-Mega Menulis-

No comments: