Elang
Gumilang-seorang pengusaha muda, saat diundang dalam acara Young On Top
berkata:
Saat
ini dalam Human Resources yang dicari bukanlah kompetensi, tapi karakter.
Karena kompetensi bisa dibentuk, sedangkan karakter susah
Nampaknya
karakter mulai diperhitungkan dalam dunia kerja.
Sebagai
catatan, aku menulis ini bukan bertujuan agar kita memperhatikan karakter tanpa
meningkatkan kompetensi yang kita miliki yaaa....
Karena,
secara logika aja, jika ada 3 orang:
Si
A dengan karakter buruk kompetensi tinggi
Si
B dengan karakter baik kompetensi rendah
Si
C dengan karakter baik kompetensi tinggi
Yang
mana kira-kira yang akan dipakai?
Kita
tahu lah jawabannya...
Tantangannya
sekarang, bagaimana kita memiliki karakter terpuji dan kompetensi yang tinggi
dalam bekerja. Bukan hal yang mudah pastinya, karena yang satu adalah produk
jangka panjang, dan yang satunya adalah produk jangka pendek.
Karakter
gak dibentuk dalam sekejap.
Gagasan melahirkan tujuan; tujuan melahirkan
tindakan; tindakan melahirkan kebiasaan; kebiasaan mencetak karakter; dan
karakter membentuk nasib (Tryon Edwards)
Kebiasaan apa saja yang kita dah lakukan selama ini?
Aku menyadari akhir-akhir ini, ada kebiasaan baru
yang aku lakukan, dan cukup menpengaruhiku ^^’
Dibilang buruk gak juga sih, dibilang baik juga
ngga, tergantung lah ya sudut pandang orang seseorang. Tapi menurutku,
kebiasaan baru ini menggantikan kebiasaanku yang lama-yang baik.
Dulu, setelah pulang kantor biasanya aku akan
tidur sore sebentar kemudian mengurusi tanamanku, mandi, menyiapkan bahan
masakan untuk esok atau mencoba resep baru, kemudian membaca buku dan Alkitab,
tidur dah... (Maksimal jam 10 malam, aku dah tidur cantik ^^V)
Sekarang, kebiasaan baruku adalah, pulang kantor
aku akan menonton TV, mandi, kemudian menonton TV lagi, sampai jam tidur datang.
Makanya tanaman rada gak keurus, disiram gak tiap hari lagi, huhuhuhu. Jarang
baca-baca lagi. Trus besok paginya masak seadanya, gak seniat kayak dulu,
nyobain resep baru segala T_T
Sejak punya TV, aku jadi lupa waktu, mengabaikan
kebiasaan lama yang biasa aku lakukan. Bukaannn...bukan salah TV-nya! Aku yang
salah, karena jadi kecanduan nonton TV. Aku bisa lo hidup tanpa TV, karena gak
punya waktu itu, hahaha. Sekarang, asal aku ada di rumah, TV pasti hidup. Hiks.
Aku harus melatih diri supaya gak kecanduan nonton TV nih. Bukannya aku bilang
TV gak baik ya, karena ada kok siaran TV yang baik dan membangun, menghibur
juga. Tapi somehow, aku merasa kehilangan banyak hal sejak ada TV. Hal-hal yang
membangun karakterku.
Sejak ada TV, aku jadi pemalas. Oke lah, pada
dasarnya harus aku akui kalau aku bukan wanita yang super duper rajin dan
ngurus rumah tangga banget. Tapi tanpa TV, aku jadi lebih care lo sama rumah,
rajin nyapu, ngepel, masak, de el el teman-temannya itu. Sekarang?
Fiuhhhh...Jadi bener-bener harus memaksa diri mengangkat pantat dari depan TV
deh, karena berasa gak rela meninggalkan acara yang kutonton. Harus mulai
mendisiplin diri melakukan kebiasaan lama yang aku tinggalkan.
“Ngapaen sih ribut
Meg, wong gak ada yang salah kok dengan menonton TV? Gak usah berlebihan banget
lah ya.Jangan terlalu keras sama diri sendiri lah. Pulang kerja capek, wajarlah
bersantai sedikit.”
Ada pikiran demikian dalam kepalaku, hehehe.
Tapi masalahnya, aku tidak ingin menjadi wanita
yang demikian, yang menghabiskan waktunya di rumah dengan menonton TV doang
sementara aku bisa melakukan banyak hal lain, yang lebih berguna, yang lebih
membangun, yang tidak membuatku menjadi pemalas.
Hari Minggu kemarin, aku berencana menyiapkan
bahan makanan dan bumbu untuk masakan selama seminggu, kemudian membereskan dan
merapikan lemari pakaianku (yang berarti membongkar semua, menyortir,
menyetrika ulang, dan menyusunnya). Ngurus makanan gak masalah, beres. Eh,
setelah itu aku bersantai dan tiduran menonton TV (Tvku di dalam kamar), mau
ngurus pakaian alamaaakkkkk...malesnyoooo, pengen lebih memilih nonton TV
doang. Padahal kan bisa tuh nyetrika sambil nonton TV, tapi berat banget
rasanya (baca:males banget). Ini gak bener dah. Akhirnya, supaya ‘ TERPAKSA’
bergerak, aku hamburkan isi semua lemari pakaianku, hahaha. Konyol sih, tapi
mau gak mau jadi harus dirapikan kan? :p
Bagiku TV saat ini berbahaya, aku harus mengatur
waktu menontonku, menjadwalkan waktu-waktuku bersama TV tersayang, membiasakan
diri melakukan kembali kebiasaan lamaku, membatasi diri supaya gak terikat sama
TV ^^’ Aku memutuskan supaya gak jadi malas lagi. Karena kebiasaanku menonton
TV hingga lupa waktu menjadikanku malas mengerjakan banyak hal lain.
Itu baru kebiasaan menonton TV.
Nampaknya, aku harus memikirkan lagi, kebiasaan
apa yang selama ini kulakukan dan ternyata menjadikanku orang yang gak aku
inginkan. Jika aku menemukannya, segera ganti dengan kebiasaan lain, yang lebih
baik tentunya. Mungkin berat di awal.
Menurut yang aku baca, suatu tindakan menjadi
kebiasaan setelah kita melakukannya sekurang-kurangnya setiap hari selama 21
hari.
Fiuhhh....
Gak ada cara instant ya? Hohoho.
Baiklah, aku akan berjuang \(“,)/
Kasongan, 19 Agustus 2013
-Mega Menulis-
4 comments:
hehehe
nonstop di depan TV itu memang bahaya. Menyita kerajinan kita, aku sekarang udah rada malas nonton dan ahlihkan ke baca buku.
Iye Ly, masalahnyo, kalo dah di FOX nyetel serial NCIS ato Criminal Minds, huaaaa...susah deh angkat pantat T_T Semangat Megaaaa...!!!
Mbak megaaa~ wakakak~ bener, kalo udah diputer serial barat itu berbahaya wakkakak~
Lebih semangat mbaak~ :D pasti bisa jadi lebih baik :D
Huaaa....
Nita, dirimu suka juga po?
Nonton apa?
Aku suka liat Criminal Minds sama NCIS, hohohoho
Post a Comment