Monday, May 29, 2017

Mazmur 119:1-88, Amsal 29, Galatia 5

Mazmur 119:71 (TB)  Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.

Daud begitu mencintai taurat Tuhan, terlihat dari setiap ayat tulisannya di Mazmur ini. Bahkan hebatnya, di ayat ini terlihat kalau keadaannya yang tertindas pun dikatakannya baik, karena dengan demikian dia bisa belajar ketetapan-ketetapan Tuhan. Keadaan yang sulit gak membuatnya beralasan untuk gak mencintai firman Tuhan, justru dalam keadaan yang sulit membuatnya semakin mencintai firman Tuhan.

Aku rindu menjadi seperti Daud yang begitu mencintai firman Tuhan. Aku mau bertekun dan membaca firman Tuhan setiap hari dan gak bermalas-malasan. Sampai sekarang aku masih memaksa diri untuk membaca firman Tuhan,  terkadang aku merasakan sebagai rutinitas, jauh banget dengan Daud yang bahkan kerinduannya adalah firman Tuhan.

Tuhan,  berikan aku hati yang lapar dan hais akan firmanMu supaya Tuhan bisa memuaskanku. Aku mau mencintai firman Mu ya Tuhan. Tolong aku untuk semakin mencintai firmanMu. Amin

Amsal 29:11 (BIMK)  Orang bodoh marah secara terang-terangan, tetapi orang bijaksana bersabar dan menahan kemarahan.

Amsal 29:11 (TB)  Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.

Bolehkah marah?
Tentu saja boleh. Tapi di sini dikatakan kalau orang bebal dan bodoh melampiaskan marahnya secara terang-terangan. Sampai sekarang aku berjuang untuk marah dengan cara yang memuliakan Tuhan.

Aku berketetapan kalau aku marah, aku berusaha marah harus tetap memuliakan Tuhan. Aku hanya marah pada orang yang tepat (jangan sampai orang lain yang gak ada hubungannya menjadi pelampiasanku), saat yang tepat(empat mata langsung dengan orang yang membuatarah, jangan si depan umum atau orang lain) dengan cara yang tepat (mengendalikan perkataan dan menyampaikan dengan cara yang sopan, walaupun marah tetap harus sopan, gak sembarangan melampiaskan amarah).

Tuhan Yesus, tolong aku untuk mengendalikan diriku supaya sekalipun marah, aku gak berbuat dosa. Amin

Galatia 5:22-23 (TB)  Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Saat Roh Allah tinggal di dalam hidupku seharusnya buah Roh tumbuh di dalamku, ada karakter kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri. Kesembilan buah roh tersebut muncul hasil kerja samaku dan Roh Kudus, apakah aku telah memilih untuk menumbuhkannya atau tidak tergantung keputusan yang aku ambil saat dihadapkan berbagai situasi.

Saat dihadapkan pada suatu situasi, aku mau belajar bertanya, "Buah roh apakah yang Allah ingin tumbuhkan saat ini?"
Misalkan, aku sedang marah luar biasa dengan seseorang, aku akan bertanya demikian. Oh, Allah ingin menumbuhkan pengendalian diri, kesabaran dan kasih.
Bagaimana aku bisa menumbuhkannya?
Oh, dengan menahan amarah,  mengampuni dan berkata-kata dengan lembut. Berarti itulah yang harus aku lakukan.

Kasongan, 29 Mei 2017
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...