Wednesday, May 17, 2017

Mazmur 32, 51, 86, 122, Markus 13, Amsal 13

Mazmur 32:8(TB)  Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.

Daud berbuat dosa, Tuhan menegur melalui Natan,Daud menyesali dosanya,  mengaku dosanya dan diampuni.
Lalu pada ayat ini dikatakan Tuhan:
MENGAJAR
MENUNJUKKAN JALAN
MEMBERI NASIHAT
MATANYA TERTUJU PADA KITA
Persoalannya,  bagaimana dengan kita?
Apakah kita mau diajar?
Apakah kita mau mengikuti jalan yang ditunjukkan Tuhan?
Apakah kita mau menerima nasihat?
Apakah mata kita tertuju pada Tuhan?

Adalah baik belajar dari pengalaman Daud yang setelah kejatuhannya mengaku dosanya dan diampuni. Tapi tidak perlu menunggu jatuh, kita harus berjaga-jaga supaya gak mengalami hal yang sama. Ingat kalau mata Tuhan tertuju pada kita,  kalau kita fokus pada Tuhan dan mau mendengarNya maka kita akan mampu menghindari dosa.

Dalam setiap hal yang kecil sekalipun aku mau belajar melibatkan Tuhan dan mendengarkan Dia.

Mazmur 51:17 (TB)  (51-19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Baca Mazmur 51 berasa banget penyesalan Daud karena dosa-dosa yang dibuatnya. Daud berduka atas dosa-dosanya sehingga datang kepada Tuhan dengan hati yang patah dan remuk. Daud menyadari kesalahannya dan hukuman yang seharusnya diterimanya sehingga memohon belas kasihan Tuhan.
Aku jadi merenungkan:
Apakah hatiku sudah patah dan remuk karena dosa? Apakah saat aku berbuat dosa aku berduka karenanya? Apakah aku sekedar mengaku dosa saat datang kepada Tuhan lalu jadi penjahat kambuhan dan mendukakan Tuhan? Apalah aku memandang dosa sebagai kekejian sama seperti Tuhan memandang dosa?

Mazmur 86:4 (TB)  Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.

Daud meminta sukacita dari Tuhan.
Jadi membandingkan dengan diri sendiri bersukacita karena kejadian tertentu, sukacitaku rupanya tergantung keadaan. Daud mengerti kalau yang bisa membuat jiwanya bersukacita hanya Tuhan dan dia memintanya pada Tuhan.

Tuhan, buatlah jiwaku bersukacita. Jangan biar sukacitaku hanya tergantung keadaan. Aku mau Tuhanlah yang jadi satu-satunya sumber sukacitaku. Amin

Markus 13:37 (TB)  Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"

Kita gak tahu kapan waktu kita tiba atau kapan Tuhan datang. Nah,  seandainya Tuhan datang sekarang apakah Dia dapati aku sedang setia melakukan panggilanNya atau jangan-jangan aku kedapatan lalai dan mengabaikanNya. Teringat kata-kata seseorang, tidak penting berapa lama kita hidup tapi bagaimana kita hidup.

Aku mau melakukan yang terbaik buat Tuhan setiap harinya. Supaya kalau Tuhan datang aku kedapatan gak menjalani hidup yang sia-sia.

Amsal 13

Amsal 13:3 (TB)  Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.

Menjaga mulut penting sekali karena lidah yang kecil ini bisa menorehkan luka yang dalam. Akibat dari kata-kata sering kali gak kita duga. Makanya aku benar-benar harus belajar mengendalikan diri, mikir dulu sebelum ngomong. Dan akhir-akhir ini buatku jaga mulut juga berarti:JAGA JEMPOL. Sebelum komentar di sosmed, bikin status atau ngeshare sesuatu harus mikir apa dampaknya.

Kasongan,  13 Mei 2017
-Mega Menulis-

No comments: