Wednesday, May 3, 2017

1 Tawarikh 13-16, Markus 3, Amsal 3

1 Tawarikh 13-16

1 Tawarikh 13:2, 3 (TB)  Berkatalah Daud kepada seluruh jemaah Israel: "Jika kamu anggap baik dan jika diperkenankan TUHAN, Allah kita, baiklah kita menyuruh orang kepada saudara-saudara kita yang masih tinggal di daerah-daerah orang Israel, dan di samping itu kepada para imam dan orang-orang Lewi yang ada di kota-kota yang dikelilingi tanah penggembalaan mereka, supaya mereka berkumpul kepada kita.
Dan baiklah kita memindahkan tabut Allah kita ke tempat kita, sebab pada zaman Saul kita tidak mengindahkannya."

Daud memindahkan tabut Tuhan secara sembarangan sehingga Tuhan marah dan membunuh Uza. Awalnya aku berpikir kalau Tuhan kejam, kan bukan salah Uza,  yang salah kan Daud,  kenapa Tuhan gak menghukum Daud. Toh Uza melakukan kesalahan tersebut atas perintah Daud. Ini gak adil! Sepertinya ini bukan kesalahan besar kan? Kan?
Tapi setelah dipikir lagi:
-Tuhan ingin mereka menghargai kekudusanNya, Tuhan sudah menetapkan tata cara mengangkat tabut tersebut, hanya suku Lewi yang boleh mengangkatnya. Hal ini gak boleh dilanggar.
-Kehidupan ini gak dirancang untuk adil, seharusnya Daud dong yang mati karena dia yang berinisiatif mengangkat tabut itu tanpa mengikuti aturan. Tapi Allah punya rencana untuk kehidupan Daud,  dia hidup supaya belajar dari kesalahannya dan gak mengulanginya lagi.

1 Tawarikh 15:2 (TB)  Ketika itu berkatalah Daud: "Janganlah ada yang mengangkat tabut Allah selain dari orang Lewi, sebab merekalah yang dipilih TUHAN untuk mengangkat tabut TUHAN dan untuk menyelenggarakannya sampai selama-lamanya." 

Seharusnya suku Lewi yang mengangkat tabut itu dan Daud sudah menyadari kesalahannya. Ia memperbaiki kesalahannya. Kematian Uza tidak sia-sia.

Aku belajar,  terkadang orang lain menerima dampak dari keputusan buruk atau kesalahan yang kita lakukan. Jadi, aku harus berhati-hati dalam memutuskan sesuatu, gak boleh sembarangan, siapa tahu orang lain yang terkena dampaknya.

Markus 3

Markus 3:11 (TB)  Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah."

Roh-roh jahat pun mengenal Yesus,  tapi mereka tidak menyembahNya dan taat padaNya. Mereka mengakui Yesus itu anak Allah loooo...Tapi mereka gak melayani Dia.  Jadi,  kalau aku mengaku kenal Yesus tapi gak menyembah dan melayani Yesus, kalau aku gak taat sama Yesus, apa bedanya dong aku dengan roh jahat. Aku mau taat sama Tuhan dan menyembah Dia saja.

Bagaimana menyembah Tuhan?
Melakukan segala sesuatu dengan sikap hati yang tertuju kepada Tuhan,  dengan sadar melakukan sesuatu sebagai bentuk penyembahan kita kepada Tuhan.
Aku menyembah Tuhan saat aku melakukan pekerjaanku di kantor seperti untuk Tuhan, yaitu dengan cara melakukan yang terbaik, dengan jujur dan untuk menyenangkan Tuhan.
Memasak untuk keluarga di rumah pun bisa jadi bentuk penyembahanku kepada Tuhan saat aku melayani keluarga dengan sukacita dan sepenuh hati.
Menghibur teman yang bersedih pun bisa jadi pelayananku kepada Tuhan dengan melayani mereka yang membutuhkan penghiburan.
Segala sesuatu bisa jadi pelayanan dan penyembahanku kepada Tuhan.

Amsal 3

Amsal 3:5 (TB)  Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Ah, aku sudah percaya Tuhan dengan segenap hatiku kok.
Benarkah?
Tuhan bilang untuk mengampuni, tapi kenapa kamu masih membicarakan kesalahan orang itu terus-menerus Meg?
Tuhan bilang jangan takut, lalu kenapa kamu takut kebutuhanmu ga tercukupi?
Tuhan bilang nyatakanlah kekuatiranmu dalam doa, lalu kenapa kamu sibuk memikirkan berbagai jalan sampai pusing?
Tuhan bilang tunduklah sama suamimu, tapi kenapa kamu masih berbantahan?

Banyak sekali aku lebih memilih mengikut kata hatiku sendiri dibanding kata Tuhan, gini yang aku bilang percaya kepada Tuhan? Kalo benaran percaya harusnya aku nurut sama Tuhan dong.

Tuhan, ampuni aku karena sering kali gak percaya sama Tuhan. Aku mengikut kata hatiku dibanding mengikuti kata Tuhan. Aku tobat Tuhan. Aku mau belajar percaya sama Tuhan dengan segenap hati, percaya kalau apa yang dikatakan Tuhan jauh lebih baik dari hasil pemikiranku. Amin

Kasongan, 3 Mei 2017
-Mega Menulis-

No comments: