Wednesday, May 17, 2017

Mazmur 3-4, 12-13, 28, 55, Markus 15, Amsal 15

Mazmur 4:4 (TB)  (4-5) Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela

Saat Daud harus pergi dari istananya dan dikejar-kejar karena Absalom tentunya dia mengalami berbagai perasaab,  sedih,  kecewa bahkan marah. Baca Mazmur 3-4 jadi sedikit mengerti apa yang dirasakan Daud. Kalau dalam  2 Samuel Daud terlihat gak berdaya, bahkan aku sempat bingung kok Daud gak melawan,  ternyata di Mazmur ini terasa sekali pergumulan batinnya, rupanya dia menyerahkan segala pergumulannya pada Tuhan. Tindakan Daud gak dikendalikan perasaannya sehingga berbuat dosa. Daud percaya dan berharap sepenuhnya pada Tuhan. Daud meminta Tuhan yang membelanya. Daud membiarkan Tuhan yang bertindak.

Aku jadi bercermin dengan diri sendiri yang sampai sekarang masih merasa sedih dan marah mengingat perlakuan pihak-pihak yang intoleran.Banyak status dan share teman yang memprovokasi, ingin rasanya membalas apa yang dilakukan seorang teman,  komentar dengan nyelekit di statusnya, dll. Tapi beneran baca ini jadi peringatan kalau gimana pun perasaanku aku gak boleh berbuat dosa. Susah sekaliiii...  Tolong aku Tuhan. Aku mau belajar tenang di dalam Tuhan dan hanya melakukan yang dikenan Tuhan.

Mazmur 12:6-7 (TB)  (12-7) Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.
(12-8) Engkau, TUHAN, yang akan menepatinya, Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini.

Saat Daud  dalam kesesakan,  Daud menguatkan dirinya dengan MENGINGAT janji-janji Tuhan yang telah terbukti dalam hidupnya dan kembali MEMPERCAYAI Tuhan akan terus menepati apa yang dijanjikan.
Apa yang saat aku lakukan saat berada dalam kesesakan?
Menangis?
Hilang pengharapan?
Aku perlu mengingat bagaimana Tuhan SELALU menepati apa yang dijanjikanNya. Bagaimana Tuhan selalu setia dan gak pernah meninggalkanku. Bagaimana Tuhan gak pernah lalai memeliharaku.
Kalau sudah ingat itu semua masa aku meragukan bagaimana Dia menjagaku di masa sekarang dan masa depan.
Dia telah terbukti sebagai Allah yang dapat dipercaya.
Aku perlu terus menguatkan kepercayaanku padaNya.

Mazmur 28:7 (TB)  TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya.

Bagi Daud:
TUHAN adalah KEKUATAN.
TUHAN adalah PERISAI.

Sebagai orang yang bertahun-tahun dikejar-kejar Saul untuk dibunuh atau yang setelah diurapi sebagai raja pun ternyata harus berperang, Daud tahu pasti kalau dia butuh kekuatan untuk bertahan. Dia butuh kekuatan untuk bergerak. Dia butuh kekuatan untuk melakukan segala hal. Kalau kekuatannya berdasarkan dari dirinya sendiri dia sadar kalau dia gak mungkin bisa melakukan semua itu. Bahkan setelah dia menjadi berat pergumulannya gak berhenti. Berat lo kalau dipikir pergumulan Daud, istrinya menghinanya yang menari bagi Tuhannya,  anaknya diperkosa anaknya yang lain, anaknya saling bunuh, dia dikhianati anaknya sendiri. Hidupnya penuh pergumulan. Daud menyatakan kalau Tuhan lah yang jadi kekuatan bagi Daud. Kalau bukan Tuhan yang beri kekuatan mungkin Daud gak bisa melaluinya.

Sebagai orang yang berperang Daud tahu pentingnya perisai,  perisailah yang melindunginya saat serangan bertubi-tubi datang. Daud pernah memerangi Goliat dan dia tidak membawa perisai, saat itu perisainya adalah Tuhan. TUHAN yang melindunginya. Tuhan yang jadi perisai dan menjaga hidupnya. Apapun juga yang menimpanya selama Tuhan yang jadi perisainya maka dia akan tertolong.

Aku gak tau pergumulan apa yang menantiku hari-hari ke depan nanti, tapi aku mau belajar mengandalkan Tuhan dan menjadikan Dia satu-satunya kekuatanku. Menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya pelindungku dan perisaiku bukanlah hal yang mudah saat aku mengandalkan kekuatanku. Tapi aku mau menjadi lemah di dalam Tuhan supaya aku sungguh berlindung di dalam Tuhan.

Markus 15:15 (TB)  Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.

Pilatus tahu bahwa Yesus gak bersalah tapi dia memilih menyerahkan Yesus untuk disalib hanya karena INGIN MEMUASKAN ORANG BANYAK. Sudah mengetahui kebenaran tapi memilih melakukan kesalahan hanya untuk menyenangkan orang, bukankah ini jahat?

Dalam keseharianku ternyata aku juga masih sama dengan Pilatus, tahu kebenaran tapi memilih melakukan yang salah hanya untuk menyenangkan orang. Kalau gak orang lain ya menyenangkan diri sendiri. Padahal hidupku seharusnya untuk menyenangkan Tuhan.

Tuhan,  aku mau melakukan hal yang benar hanya untuk menyenangkan Tuhan. Amin.

Amsal 15:15 (TB)  Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.

Ada seorang temanku yang selalu mengeluh tentang banyak hal, awalnya aku kasihan melihatnya tapi kok kalo diamati ternyata hampit semua hal dikeluhkan, istilahnya hari panas dia mengeluh tetapi hari hujan pun dia mengeluh. Aku jadi bingung melihatnya,  kok bisa ya seperti itu. Capek melihatnya. Dan hari ini, membaca ayat ini aku diingatkan kalau semuanya bersumber dari HATI. Saat hati kita bergembira maka akan terpancar pada perkataan kita,  raut muka maupun sikap kita.

TUHAN, berilah sukacita di hatiku. Jadilah satu-satunya sumber sukacitaku. Supaya aku selalu punya alasan untuk bersukacita. Aku mau bersukacita selalu. Amin.

Kasongan,  15 Mei 2017
-Mega Menulis-

No comments: