Daniel 4:34 (TB) Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.
Nebukadnezar jatuh dalam dosa kesombongan sehingga Tuhan marah dan menghukumnya TETAPI saat dia menyadari siapa dirinya di hadapan Tuhan dan siapa Tuhan maka dia bertobat. Nebukadnezar mulai memuji Tuhan dan membesarkan namaNya karena matanya telah terbuka, melihat kebesaran Tuhan. Kita hanya dapat memuji Allah dengan sungguh saat menyadari siapa kita dan siapa Allah sebenarnya.
Daniel 5:22 (TB) Tetapi tuanku, Belsyazar, anaknya, tidak merendahkan diri, walaupun tuanku mengetahui semuanya ini.
Belsyazar tahu apa yang terjadi pada ayahnya, bagaimana ayahnya jatuh dalam dosa kesombongan dan menerima hukuman Tuhan, tetapi dia mengulangi kesalahan yang sama. Aku diingatkan, adalah baik belajar dari pengalaman, apalagi kalau itu pengalaman orang lain. Kita gak perlu melakukan dosa saat kota telah melihat akibatnya bagi orang lain.
Daniel 6:5, 10 (TB) (6-6) Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"
(6-11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
Orang lain mencari kelemahan dan kesalahan Daniel tapi tidak menemukannya, itu semua karena Daniel berintegritas. Gak ada seorang pun yang menemukan kesalahan kecuali karena Daniel menyembah Tuhan. Nah, bagaimana dengan aku? Apakah aku sudah berintegritas?
Daniel berdoa dan memuji Tuhan seperti biasa, bahkan saat dia tahu bahwa nyawanya terancam. Daniel gak melakukan hal lain atau melakukan hal yang di luar kebiasaannya. Dia hanya tetap memuji Tuhan, dan Tuhan menolongnya.
Amsal 14:16 (TB) Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.
Kalau suka melampiaskan nafsu dan merasa aman berarti BE...? BAL!!!!
#sigh.
Jadi mikir, hal-hal apa yang aku lakukan diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain untuk melampiaskan nafsuku dan aku merasa aman? Adakah? Ada! Berarti aku masih bebal 😢
Penyakit kalau lagi hamil nih, pengen makan Indomie tapi harus dibatasin. Kalau di rumah dah ga mau suami nyetok Indomie, lah kalau di kantor dong diam-diam makan Indomie di kantor karena kalau di rumah ditegur suami. Padahal dah tahu suami ngelarang buat kebaikan, padahal dah tau kalau kasihan baby dapat asupan makanan gak bergizi, padahal ada aja makanan lain yang lebih bergizi! Kok gak bisa mengendalikan diri! Duh. Beneran bebal nih.
Stop jadi orang bebal! Kalau pun diperbolehkan sama suami, mikir dong, ada gunanya gak? Lagian mosok diperhamba Indomie? Haduh, makin dipikirin makin nyata kebebalanku.
👉 Batasin makan Indomie selama kehamilan. Aku gak akan makan Indomie tanpa sepengetahuan suamiku.
1 Korintus 14:3 (BIMK) Sebaliknya orang yang menyampaikan berita dari Allah, menyampaikannya kepada manusia; untuk menguatkan mereka, untuk memberi semangat kepada mereka dan untuk menghibur mereka.
1 Korintus 14:3 (TB) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
Perkataan yang aku ucapkan kepada orang lain akan menguatkan, memberi semangat, membangun, menasihati dan menghibur JIKA aku menyampaikan perkataan Tuhan. Jadi, kalau aku ingin jadi berkat bagi orang lain melalui perkataanku, aku harus meminta Tuhan memakai aku menyampaikan isi hatiNya, aku gak boleh mengandalkan hikmat sendiri.
🙏 Tuhan, pakailah aku menyampaikan isis hatiMu buat orang lain, supaya mereka diberkati lewat setiap perkataan yang Tuhan taruhkan di mulutku. Amin
Kasongan, 14 September 2017
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment