Monday, September 11, 2017

Yehezkiel 44-45, 1 Korintus 10, Amsal 10

Yehezkiel 44:4 (TB)  Lalu dibawanya aku melalui pintu gerbang utara ke depan Bait Suci; aku melihat, sungguh, rumah TUHAN penuh kemuliaan TUHAN, maka aku sujud menyembah.

Bait suci penuh kemuliaan Tuhan!
Sampai-sampai Yehezkiel gak tahan untuk gak menyembah Tuhan. Gak  terbayangkan bagaimana melihat kemuliaan Tuhan secara langsung.

Tapi lagi-lagi aku diingatkan kalau tubuhku adalah bait Allah,  rohNya tinggal di dalamku dan seharusnya kemuliaanNya memenuhiku sehingga orang lain melihat dan menyembahNya. Kalau saat ini aku gak memancarkan kemuliaanNya mungkin karena aku gak membiarkan Tuhan bertahta di dalam hatiku. Seringnya aku yang ingin bertahta atas diriku. Aku lupa kalau aku adalah milikNya Tuhan, bahea Dialah rajaku.

Amsal 10:3 (TB)  TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya.

Bulan ini kami harus berhemat luar biasa, dikarenakan kesalahan kami juga sih, bulan kemaren memaksakan berlibur sekeluarga. Sempat berpikir, cukup gak ya uang gaji yang tersisa ini sampai akhir bulan. Menurut hitunganku sih gak cukup, apalagi dengan bertambahnya pengeluaran untuk membeli vitamin dan susu untukku. Lah wong sebelum tahu hamil aja hitunganku gak cukup, apalagi sekarang.

Hari Jumat kemaren, aku pergi ke tukang daging langganan kami,  nanya ada otak sapi gak, aku mau beli buat makan Sara. Dia susah makan sekarang dan otak sapi ini salah satu makanan kesukaannya. Kalau dibilang memaksakan diri sih beli ginian tanggal segini dengan keuangan mepet. Ternyata otaknya ada, si penjual bertanya, aku mau beli 1 atau 2 (karena sisa 2 nampaknya),  tentu saja aku bilang 1. Aku gak memperhatikan saat otak itu dibungkus, tapi saat diserahkan penjualnya mengatakan harga 1 otak sapi sambil berkata, "Ini dua buatmu". Aku bengong dong sesaat lalu bilang makasih sambil membayar harga 1 otak sapi. Sesampainya di kantor, aku buka bungkusan itu dan beneran ada 2 dong ,speechless, mataku berkaca-kaca.

Ya ampun, Tuhan baik banget. Pasti Dia yang gerakkan hati bapak penjualnya. Ini gak pernah terjadi sebelumnya, padahal aku beberapa kali belanja di situ. Menerima kebaikan Tuhan di saat seperti kemarin, saat aku merasa kuatir tu luar biasa banget. Aku diingatkan kalau aku gak perlu kuatir tentang apa yang kami makan. Tuhan pelihara kami dengan caraNya. Dia ingatkan kalau aku gak perlu kuatir dengan apa yang kami makan. Dia sekali-kali gak akan meninggalkan kami.

1 Korintus 10:3 (TB)  Mereka semua makan makanan rohani yang sama 

Orang Israel yang keluar dari Mesir sebagian besar mati di padang gurun,
karena Tuhan gak berkenan,  padahal mereka makan dan minum makanan dan minuman rohani yang sama. Mengapa demikian?
👉 Mereka menginginkan yang jahat
👉 Mereka menyembah berhala
👉 Mereka melakukan percabulan
👉 Mereka mencobai Tuhan
👉 Mereka bersungut-sungut
Kita juga telah dibebaskan Tuhan dari belenggu dosa, tapi, apakah Tuhan telah berkenan kepada kita? Atau jangan-jangan, kita sama seperti Israel yang melakukan kesalahan sehingga Tuhan gak berkenan.

Dosa bersungut-sungut yang paling menjadi pergunulanku, sering sekali aku berkata, "Kok gini sih Tuhan?"  Aku terus mengeluhkan berbagai hal. Aku gak bersyukur, aku lupa bersyukur, padahal Tuhan sudah melakukan banyak mukzizat dalam hidupku. Aku perlu mengganti sungutanku dengan rasa syukur.

Kasongan, 10 September 2017
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...