Keluaran 1:15-20
Raja Mesir juga memerintahkan kepada
bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain
bernama Pua, katanya: "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu
bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki,
kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup. "
Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang
dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. Lalu
raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka:
"Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?"
Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama
dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin. Maka Allah berbuat
baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat
ganda. Dan karena bidan-bidan itu takut
akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga. Lalu Firaun memberi
perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki
yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan
biarkanlah hidup.
Bidan Sifra dan Pua mungkin tidak seterkenal wanita-wanita
lain di Alkitab, bahkan namanya hanya disebutkan sekali saja. Namun bidan-bidan
ini memberikan teladan dalam hal hidup takut akan Allah. Dengan kesadaran,
mereka memilih menentang perintah Raja Mesir untuk membunuh bayi laki-laki
Ibrani, meskipun hal itu beresiko pada nyawa mereka. Perbuatan mereka diganjar
Allah dengan membuat mereka berumah tangga. Allah memperhatikan apa yang mereka
perbuat, dan Allah memberkati mereka saat mereka hidup dalam takut akan Dia.
Seandainya dihadapkan pada pilihan yang sama, apakah kita
akan memilih taat kepada Tuhan atau kepada manusia ? Mudah memang untuk berkata
taat kepada Tuhan, tapi prakteknya?
Dalam kehidupan saya, sejujurnya, berada di dunia kerja
membuat saya bergumul. Ada kalanya bos di kantor meminta saya melakukan hal-hal
yang saya tahu dosa. Saya tidak ingin melakukannya lalu berbagai pemikiran
muncul :
Bagaimana jika saya menolak lalu bos menekan saya?
Bagaimana jika saya dianggap sok suci?
Bagaimana pandangan orang lain dengan pilihan saya?
Bagaimana jika ada pemeriksaan dan ketahuan apa yang saya
lakukan salah?
Bagiamana kalau karir saya terhalang?
Bagaimana kalau saya gak dapat perjalanan luar kota seperti
teman saya yang lain?
PERHATIKAN!
Fokus saya adalah bagaimana respon orang lain. Saya tidak
peduli pada perasaan Allah. Saya tidak peduli bagimana Allah berduka bahkan
dipermalukan dengan tindakan saya. Saat saya lebih memperhatikan akibat dosa
dibandingkan fakta bahwa itu mempermalukan Tuhan yang saya sembah, berarti saya
tidak takut kepada Tuhan.
Rupanya SAYA LEBIH TAKUT KEPADA MANUSIA DIBANDINGKAN TAKUT
KEPADA TUHAN.
Kalau saya malu atau takut menyatakan iman kepada Tuhan di
tempat kerja saya, bisa jadi saya sesungguhnya tidak menghormati Tuhan.
Seharusnya, dimana pun dan kapan pun, termasuk di tempat kerja, saya harus
hidup takut akan Tuhan.
Takut akan Tuhan berarti melakukan kehendak Tuhan. Bahkan
sekalipun saya tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Bahkan sekalipun saya
harus menderita kerugian. Pokoknya, saya hanya perlu takut pada Tuhan! Seperti
yang dilakukan Pua dan Sifra. Kalau dipikir-pikir, yang dilakukan Pua dan Sifra
sungguh luar biasa (kalau tidak disebut gila): menentang perintah seorang raja
karena lebih takut pada Allah. Apa mereka tidak tahu kalau taruhannya bukan
hanya kehilangan pekerjaan, bisa jadi nyawa mereka. Mereka tidak peduli dan
tetap melindung bayi laki-laki Ibrani. Apalah artinya ketakutan-ketakutan yang
saya ceritakan tadi, yang bahkan taruhannya tidak sampai nyawa, betapa
pengecutnya saya!
Takut akan Tuhan membuat Pua dan Sifra berani menghadapi
manusia. Bahkan membuat mereka menerima janji Tuhan yang belum pernah mereka
dengar :
Takut akan TUHAN adalah
didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.
Amsal 15:33
Perhatikan, saat ditanya Raja Mesir mengapa mereka membiarkan
bayi-bayi itu hidup, Pua dan Sifra mendapatkan hikmat untuk menjawab : “Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan
perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin”. Karena jawaban itu,
Sang Raja pun tidak bisa menghukum mereka. Hikmat tersebut saya percaya dari
Tuhan datangnya. Lalu tidak lama kemudian Allah memberikan mereka kehormatan dengan membuat mereka
berumah tangga. Pada zaman dahulu berumah tangga dianggap sebagai berkat dari
Tuhan. Sehingga, ini menunjukkan perbuatan mereka dikenan Tuhan.
Sebenarnya Tuhan menjanjikan berkat dan perlindungan bagi
mereka yang hidup takut akan Dia. Saat mencari di Alkitab, begitu banyak janji
Tuhan bagi mereka yang takut akan Dia.
1.
BERKAT BAGI ORANG YANG
TAKUT AKAN TUHAN.
Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak kekurangan orang yang takut akan Dia!
Mazmur 34:9
Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang
sangat suka kepada segala perintah-Nya, Anak
cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Mazmur
112:1-2
“Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan;
TUHAN itu pengasih dan penyayang. Diberikan-Nya
rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia. Ia ingat untuk
selama-lamanya akan perjanjian-Nya.” Mazmur 111:4-5
2.
PERLINDUNGAN BAGI MEREKA
YANG TAKUT AKAN DIA
Malaikat TUHAN
berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka. Mazmur 34:7
Dalam takut akan TUHAN ada
ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya. Amsal
14:26
Takut akan TUHAN
adalah sumber kehidupan sehingga orang
terhindar dari jerat maut. Amsal 14:27
Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa
malapetaka. Amsal 19:23
3.
HUBUNGAN YANG INTIM
DENGAN TUHAN
TUHAN bergaul karib
dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka. Mazmur
25:14
Sesungguhnya,
mata TUHAN tertuju kepada mereka yang
takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Mazmur
33:18
Tetapi
setinggi langit di atas bumi, demikian
besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia. Mazmur
103:11
Seperti bapa
sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN
sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Mazmur 103:13
Begitu banyak janji Tuhan untuk orang yang takut akan Dia.
Membaca janji-janjinya tentu memberi penghiburan dan kekuatan tersendiri saat
dihadapkan pada situasi yang membuat kita ragu melakukan kehendak-Nya. Ini
membuat saya terkagum-kagum lagi pada Pua dan Sifra. Bayangkan, mereka takut
akan Tuhan, padahal belum tentu mereka telah membaca janji-janji Tuhan seperti
saya. Wow! Mereka tidak memerlukan janji berkat dari Tuhan. Mereka hanya takut
akan Tuhan dan taat kepada-Nya. Doa saya, semoga Tuhan memberi kita hati yang
senantiasa takut akan Dia sehingga berani menghadapi manusia, bahkan raja-raja
di dunia seperti Pua dan Sifra.
Akhir kata dari segala yang didengar
ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena
ini adalah kewajiban setiap orang.Pengkhotbah 12:13
No comments:
Post a Comment