Tuesday, September 5, 2017

Ratapan 3-5, 1 Petrus 3, Amsal 25

Ratapan 3:21-32 (TB)  Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap:
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
"TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.
TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.
Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.
Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya.
Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau TUHAN membebankannya.
Biarlah ia merebahkan diri dengan mukanya dalam debu, mungkin ada harapan.
Biarlah ia memberikan pipi kepada yang menamparnya, biarlah ia kenyang dengan cercaan.
Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan.
Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.

Judul perikop ini Penghiburan dalam Penderitaan,  dan benar deh, membacanya aku terhibur. Jadi merasa HARAPAN ITU ADA. Walaupun aku menderita tapi masih ada pengharapan.
Ratapan 3:39 (TB)  Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya!
Saat ada sesuatu terjadi gak sesuai keinginanku, aku akan mengeluh. Dua hari ini aku banyak mengeluh.
Macet di jalanan Jakarta,  aku mengeluh, padahal cuma beberapa hari.
Dapat tiket mehong luar biasa pun mengeluh dan menyalahkan suami.
Banyak sekali yang aku keluhkan beberapa hari ini, padahal sebenarnya kalau aku mau, aku punya banyak alasan untuk bersyukur.
 Ayat ini nendang banget! Kalau mengeluh, mengeluh karena dosa aja, bukan karena hal lain!

Amsal 25:4 (TB)  Sisihkanlah sanga dari perak, maka keluarlah benda yang indah bagi pandai emas.
sa·nga1 n 1 buih atau kotoran logam yang dilebur: besi-besi bekas itu dilebur kembali untuk menghilangkan -- nya;2 material yang ditapis dari logam cair
Untuk mendapatkan perak berkualitas maka segala kotoran yang ada pada perak harus disingkirkan. Aku googling, ternyata untuk menyingkirkan sanga, perak harus dibakar, setelah sanga dibuang,  baru perak bisa dibentuk sesuai keinginan pandai emas.
Rancangan Tuhan adalah supaya hidup kita menyembah dan memuliakan Dia, tetapi itu sulit terwujud karena ada 'sanga' yang masih melekat pada kita, sanga itu bisa berupa:
 dosa
 karakter yang buruk
Bagaimana aku menyingkirkan 'sanga' di dalamku?
 mempersilakan Tuhan hidup di dalamku dan tunduk padaNya.
Cuma Tuhan yang sanggup membersihkanku dari segala dosa dan membentuk karakterku. Kalau aku cuma berusaha berhenti berbuat dosa tetapi hidupku gak dikuasai Tuhan, aku akan seperti orang Farisi yang hidupnya taat pada hukum-hukum tapi hidupnya jauh dari Tuhan,karena memang dia gak punya hubungan pribadi dengan Tuhan.
 Membaca, mempelajari dan tunduk pada firman Tuhan
Sebelum melakukan ini, aku harus pastikan kalau aku telah menerima Tuhan sebagai Juruselamat karena berbahaya melakukannya tanpa pengenalan akan Tuhan, aku cuma jadi 'ahli Taurat'  baru yang  hapal mati firman Tuhan tapi hatinya gak mau diubahkan oleh firman Tuhan.
  Lebih taat pada Tuhan dan firmanNya dibanding menyenangkan diri sendiri.
Seringkali aku sudah tahu kebenaran tapi berkompromi dengan dosa karena mengikuti hawa nafsu dan mau memuaskan diri sendiri.

1 Petrus 3:1 (TB)  Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
Mulutku sering gatal pengen negur suami dengan firman Tuhan, apalagi kemarin pas suami sempat emosi dengan kelakuan pengendara kendaraan pas macet, beberapa kali mobil yang dibawanya hampir       terkena pengendara tersebut. Aku maklumlah kalau dia kesal, kami pinjam mobil kakaknya,  mungkin juga karena di tempat kami gak pernah harus macet selama kemarin jadi dia capek dan gampang kesal.  Aku bersyukur kemarin hanya sekali mengingatkan dia lalu bisa menahan mulutku untuk gak ngomel2,  aku ganti ngomelku dengan bernyanyi-nyanyi lagu Gereja dan lagu sekolah Minggu. Mood suamiku berangsur berubah dan dia ikut nyanyi, ngomelnya berkurang. Aku bersyukur aku gak ikut emosi dan bisa menahan mulutku.
Benar banget firman Tuhan ini, suami kita gak perlu diomelin  dengan perkataan sepanjang kereta api untuk mengubah kelakuannya yang salah. Hanya Tuhan yang sanggup mengubah seseorang, bukan perkataan kita. Jadi, sebagai istri, aku harus menunjukkan bagaimana Tuhan mengubah aku, supaya suami pun melihat Tuhan yang hidup di dalamku dan mengalami Tuhan juga.

Kasongan,  25 Agustus 2017
-Mega Menulis-

No comments: