Tuesday, September 5, 2017

Yehezkiel 16-17, 2 Petrus 3, Amsal 30

Yehezkiel 16:15-21

Yerusalem malah mempergunakan SEGALA PEMBERIAN TUHAN kepadanya untuk menyembah berhala:kecantikannya, pakaiannya, minyaknya, ukupannya, perhiasannya, bahkan anak-anaknya. Bukannya memakai yang ada padanya untuk memuliakan Tuhan, ia malah bersundal dengan semua yang ada padanya.

Apakah semua yang ada padaku sudah kupakai untuk kemuliaan Tuhan? Atau jangan-jangan aku seperti Yerusalem yang menggunakan semuanya untuk menyembah yang lain selain Tuhan. Apakah hidupku dan segala yang ada padaku sudah memuliakan Tuhan? Sepertinya belum.

Yehezkiel 17:18 (TB)  Ya, ia memandang ringan kepada sumpah dan mengingkari perjanjian. Sungguh, walaupun ia menyungguhkan hal itu dengan berjabat tangan, tetapi ia melanggar semuanya itu, maka ia tidak dapat luput.

Jangan pernah melanggar sumpah dan perjanjian yang kita ucapkan di hadapan Allah. Karena kita tidak akan terluput dari semuanya.
Perjanjian apa saja yang aku pernah ucapkan di hadapan Allah?
BANYAK.
Sewaktu aku lahir baru, aku berjanji kalau aku akan selalu menyenangkan hati Tuhan dan setia, aku mau cinta Tuhan selama-lamanya. Nyatanya? Aku lebih sering menyenangkan diriku sendiri.
Sewaktu aku pelayanan di kampus, aku berjanji memberikan yang terbaik dalam setiap hal yang aku lakukan. Ternyata aku sering melakukan sesuatu sesukanya dan asal jadi, aku gak melakukan yang terbaik.
Sewaktu aku mendapat pekerjaan yang aku doakan, aku berjanji menjadi berkat di tempat kerjaku, tapi nggak tuh ternyata.
Dan masih banyak lagi.

Diingatkan janji-janjiku pada Tuhan dan bagaimana ternyata aku belum memenuhinya, aku merasa gagal. Aku harus terus berusaha memenuhi apa yang aku janjikan. Gak boleh mudah berjanji tapi mudah juga melupakan.

🙏 Tuhan, aku mau memenuhi setiap yang aku janjikan dengan pertolonganMu saja. Aku gagal kalau mengandalkan diriku sendiri ya Tuhan. Aku perlu Tuhan. Amin.

Amsal 30:16 (TB)  Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"

Berkata cukup itu gak mudah, apalagi kalau punya keinginan seabrek-abrek dan suka mengkhayal kejauhan seperti aku ini. Pengen ini itu. Seminggu yang lalu kami sekeluarga pergi berlibur ke Jakarta karena pengen sekali rasanya berlibur bareng, pas juga aku dapat izin dari bos mengikuti tes di Jakarta yang gak memotong cuti. Pikiran kami, ah kapan lagi nih bisa berlibur puas kayak gitu. Padahal tahun ini, pas bulan Maret kemaren kami dah dapat blessing untuk liburan sekeluarga ke Jogja. Tapi tetap aja bulan ini kami memaksakan diri pergi ke Jakarta,padahal pas ngobrol sama suami dulu, kami berencana untuk liburan bareng setahun sekali saja, eh...   Ternyata kami sendiri yang melanggarnya. Kami pergi dengan menggunakan kartu kredit #sigh, akibatnya dua bulan depan dah dipastikan kami akan mengencangkan ikat pinggang banget.

Ternyata kalau gak bisa bilang "CUKUP"  tu yang rugi diri sendiri, hiks. Aku perlu tegas berkata "cukup"  dan gak menginginkan sesuatu terus-menerus tanpa berpikir.

2 Petrus 3:18 (TB)  Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.

Bertumbuh dalam :
👉 kasih karunia
Saat kita bertumbuh dalam kasih karuniaNya maka kita akan menyadari bahwa anugerah keselamatan akan Tuhan bukanlah keleluasaan  untuk berbuat dosa tetapi keleluasaan menjadi anak Tuhan. Kita menerima pemberian yang begitu besar dan gak bisa kita balas sehingga mengasihi adalah cara kita bersyukur.
👉 pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita,  Yesus Kristus
Semakin hari apakah kita dipenuhi kerinduan mengenal Tuhan atau ngga. Apakah mengenalNya melebihi segalanya yang kita inginkan.
Untuk apa? Untuk kemuliaanNya.
Bukan untuk keuntungan diri sendiri.

Kasongan,  30 Agustus 2017
-Mega Menulis-

No comments: