Tuesday, September 5, 2017

Yeremia 38-40, Mazmur 74, Mazmur 79, Wahyu 17, Amsal 17

Yeremia 38:4 (TB)  Maka berkatalah para pemuka itu kepada raja: "Baiklah orang ini dihukum mati! Sebab sebenarnya dengan mengatakan hal-hal seperti itu maka ia melemahkan semangat prajurit-prajurit yang masih tinggal di kota ini dan semangat segenap rakyat. Sungguh, orang ini tidak mengusahakan kesejahteraan untuk bangsa ini, melainkan kemalangan."

👉 Menyampaikan kebenaran kadang membuat kita disalah artikan orang lain. Saat kita berniat baik, orang lain malah menganggap itu gak baik. Apapun yang terjadi, kita harus belajar teguh menyatakan kebenaran.
👉 Kita perlu belajar meresponi perkataan Tuhan dengan benar. Perkataan Tuhan melalui Yeremia malah membuat yang mendengarkan menjadi marah, bukannya bertobat dan memohon belas kasihan Tuhan. Aku juga perlu belajar bertanya pada Tuhan saat mendengarkan firmanNya, apa yang Dia ingin aku lakukan.

Yeremia 39:17-18 (TB)  Pada waktu itu juga, demikianlah firman TUHAN, Aku akan melepaskan engkau, dan engkau tidak akan diserahkan ke dalam tangan orang-orang yang kautakuti,
tetapi dengan pasti Aku akan meluputkan engkau: engkau tidak akan rebah oleh pedang; nyawamu akan menjadi jarahan bagimu, sebab engkau percaya kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN."

Keberanian Ebed-Melekh menolong Yeremia membuatnya diselamatkan Tuhan. Tuhan memperhitungkan kepercayaannya dan mengingat apa yang telah dilakukannya sehingga dia dilepaskan.

👉 Aku gak boleh takut untuk menolong mereka yang membutuhkan pertolonganku. Saat aku takut, aku perlu ingat bagaimana Tuhan menolong Ebed-Melekh.

Amsal 17:27 (TB)  Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.

Kemarin sore aku diberi tahu kalau anggaran gaji kantor kami kurang sampai akhir tahun, aku segera menelepon teman di kantor lain untuk mencari solusinya sambil menghitung berapa kekurangan gaji. Tiba-tiba ada teman lain yang berkata, "Kok aneh ya,  bisa kurang,  gak dihitungkah semalam? ". Mulutku langsung pengen mendamprat, bukannya bantuin cari solusi nih orang, eh malah menyalahkan orang lain. Tapi aku menahan diri dan diam. Pikirku, "Ah, dia gak tahu masalah ini makanya dia sembarangan ngomong".

Sejujurnya, waktu itu aku pun bingung karena belum tahu kenapa bisa terjadi demikian. Tetapi,  aku TAHU kalau situasi demikian, yang diperlukan adalah berpikiran jernih dan mencari solusi secepatnya, bukan mencari siapa yang salah. Ini gaji lho. Kalau bulan depan gak gajian kan yang rugi kita sendiri. Lagipula, pasti demo nih orang sekantor.

Aku pernah mendengar kutipan yang berkata kalau karakter seseorang baru benar-benar terlihat saat dia berada dalam tekanan. Puji Tuhan karena kemarin aku berhasil menahan diri dan gak mendamprat temanku. Biasanya sih aku langsung emosi saat menghadapi orang yang demikian.

Aku perlu terus belajar untuk mengerti situasi yang ada sebelum merespon tanpa berpikir. Kebayang deh kalau aku mengucapkan kata-kata kasar saat itu, sudah mood tambah rusak, solusi gak dapat eh dapat bonus lagi hubungan dengan rekan kerja rusak. Fiuh.... Ngeri.

Wahyu 17:17 (TB)  Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman Allah telah digenapi.

Sebab Allah telah menerangi hati mereka...
Bagaimana Allah menerangi hati seseorang?
DENGAN KEHADIRANNYA.
ALLAH kita adalah terang yang menyingkirkan kegelapan di hati kita. MengenalNya membuat kita menyadari sisi-sisi gelap kita sebelumnya, hidup kita dibawaNya ke dalan terangNya yang ajaib.
DENGAN FIRMANNYA.
FirmanNya adalah pelita bagi kita yang menerangi jalan kita sehingga kita tahu ke mana harus melangkah.

JADI, kalau aku mau hatiku diterangi oleh Tuhan, aku harus menerima Dia dalam hidupku dan punya hati yang bersedia menerima dan menyelidiki firman Tuhan.

🙏 Tuhan, terangilah hatiku supaya firmanMu sungguh digenapi dalam hidupku. Amin.

Kasongan,  17 Agustus 2017
-Mega Menulis-

No comments: