Seorang ayah bersama anaknya melakukan perjalanan keluar kota dengan menaiki kudanya yang masih muda dan belum terlalu besar. Mereka melewati keramaian dan pasar sebelum menembus batas kota.
Ayahnya berjalan sambil menuntun kuda yang dinaiki anaknya. Dalam perjalanan mereka mendengar bisik-bisik orang yang berkata:
"Dasar anak tidak tahu diri, enak-enak naik kuda dan bapaknya disuruh nuntun."
Ayah dan anak setelah mendengar ini bersepakat untuk tukar tempat, ayahnya menaiki kuda sedang anaknya berjalan sambil menuntun kuda. Mereka melanjutkan perjalanan kembali. Pada saat melewai kerumunan di pasar mereka mendengar bisik-bisik kembali.
"Dasar Bapak tidak tahu di untung, udah badannya gede naik kuda yang masih kecil, terus tega-teganya anaknya disuruh berjalan kaki."
Akhirnya ayah anak ini mendengar juga, kemudian mereka bersepakat untuk berjalan kaki semua sambil menuntun kudanya. Mereka melanjutkan perjalanan kembali. Pada saat melewati kerumunan orang, mereka mendengar bisik-bisik kembali.
"Ini ada manusia paling bodoh di dunia, ada kuda kok cuman dituntun nggak dinaikin. Ngapain bawa kuda?"
Ayah dan anak ini mendengar juga suara-suara tersebut. Akhirnya mereka bersepakat untuk menggotong kudanya berdua. Mereka kembali melanjutkan perjalanan sambil menggotong kudanya.
Pada saat mereka melewati keramaian, tiba-tiba semua orang berlari menjauh dari mereka sambil berteriak
"Awas-awas ada dua orang gila, minggir-minggir....."
Memang susah kalau terlalu mendengarkan pendapat orang, apalagi pendapat-pendapat itu tidak disaring baik-baik.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Karakter di Dunia Kerja
Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...
-
“Kerjakan apa yang menjadi bagianmu, dan Allah akan mengerjakan apa yang menjadi bagianNya.” Siapa yang pernah mendengar kalimat itu??...
-
GOOD RIDDANCE Tahu artinya gak? Ato...Pernah dengar gak kalimat demikian? Iyeee...itu bahasa Inggris, kalo dicari di kamus artinya...
-
“Mosok aku sih yang ngerjain kayak gitu.”, pikirku. Aku melihat setumpuk surat di atas meja kawanku dengan rasa malas. Sudah menjadi t...
No comments:
Post a Comment