Thursday, June 24, 2010

Pendoa Kecil

Oleh: Helen Roseveare, Doktor Misionaris dari Inggris yang bertugas di Zaire, Afrika

Suatu malam saya bekerja keras membantu seorang ibu di bangsal buruh, tetapi meskipun kami sudah berusaha sebisa mungkin, ibu itu tetap meninggal dunia dengan meninggalkan seorang bayi prematur yang kurus dan seorang anak perempuan berusia dua tahun yang sedang menangis. Kami mengalami kesulitan mengurus bayi tersebut karena kami tidak punya inkubator (kami tidak mempunyai listrik untuk mengoperasikan inkubator) dan tidak ada fasilitas makanan yang memadai khusus untuk bayi tersebut.


Meskipun kami hidup di daerah khatulistiwa, malam sering terasa dingin sekali. Seorang murid kebidanan pergi ke box tempat tidur bayi dan membungkusnya dengan kain wool. Yang lain pergi menyalakan api dan mengisi botol air panas. Dia kembali dan terlihat mengalami kesulitan dan kemudian menceritakan kepada saya bahwa saat mengisi botol air panas, botol air panas itu pecah dikarenakan karet mudah terbakar di iklim tropis.


"Dan ini botol air panas kita yang terakhir!" dia berseru.


"Baiklah", saya berkata, "Letakkan bayi dekat api dan kamu dapat tidur diantara bayi dan pintu untuk melindunginya dari hawa dingin. Tugasmu menjaga bayi agar tetap hangat."


Siang berikutnya, setelah bekerja seharian saya pergi berdoa dengan anak-anak yatim piatu yang memilih bergabung dengan saya. Saya memberikan usul untuk tema doa agar mendoakan bayi yang kurus dan kecil. Saya menjelaskan permasalahan kami untuk menjaga bayi agar tetap hangat serta menceritakan tentang botol air panas. Bayi dapat mati jika terlalu kedinginan. Saya juga menceritakan pada mereka tentang anak perempuan kecil yang berusia dua tahun yang menagis karena ibunya meninggal dunia.


Selama berdoa, seorang gadis kecil berumur sepuluh tahun yang bernama Ruth, berdoa dengan cara singkat seperti yang biasanya dilakukan oleh anak-anak Afrika. "Tuhan, tolong," dia berdoa, "Mohon kirimkan sebuah botol air panas. Jangan besok, Tuhan, karena bayi akan mati, jadi tolong kirimkan sore ini juga. Dan jika Tuhan kirimkan botol air panas, tolong kirimkan juga sebuah boneka untuk anak perempuan kecil itu sehingga dia tahu bahwa Engkau sungguh mencintainya."


Selama berdoa dengan pendoa-pendoa kecil tersebut, saya merasa ragu-ragu. Dapatkah secara jujur saya mengatakan, "Amin"? Saya tidak percaya jika Tuhan dapat melakukannya. Oh,ya saya tahu bahwa Tuhan dapat melakukan segalanya. Alkitab pun berkata demikan juga. Tetapi ada batasan, bukan? Pada waktu itu saya telah tinggal di Afrika hampir empat tahun dan tidak pernah saya menerima kiriman parcel dari rumah sekalipun. Lagipula, jika ada orang yang mengirim parcel, siapa yang akan mengirim botol air panas. Saya tinggal di daerah khatulistiwa.


Tengah hari menjelang sore, ketika saya mengajar di sekolah perawat, sebuah pesan dikirimkan bahwa ada sebuah mobil didepan pintu rumah saya. Saat saya pulang ke rumah, mobil sudah pergi, tetapi di sana, di serambi ada parcel besar yang beratnya 22 pon. Saya merasa mata saya berkaca-kaca. Saya tidak dapat membuka bungkusan itu sendirian sehingga saya kirim ke anak-anak yatim. Kami membukanya bersama-sama dengan hati-hati.


Dari atas saya menarik baju-baju rajutan yang berwarna terang, mata berbinar-binar setelah saya mengeluarkannya. Kemudian ada perban rajutan untuk penderita kusta dan anak-anak mellihat dengan sedikit bosan. Kemudian ada sebuah kotak yang berisi kismis dan tepung roti yang dapat dibuat roti kismis di akhir minggu.


Kemudian saya memasukkan tangan lagi, saya merasa... sungguhkah ini? Saya menggenggamnya dan menariknya keluar... yes! Sebuah botol air panas merek terbaru! Saya menangis. Saya tidak minta Tuhan melakukan ini, saya tidak sungguh-sungguh percaya Tuhan dapat melakukannya.


Ruth berada di barisan depan anak-anak. Dia bergerak maju dan menangis, "Jika Tuhan telah mengirim botol air panas, Dia harusnya juga telah mengirim boneka! " Setelah meraba-raba di dasar kotak, Ruth menarik boneka yang kecil dan cantik. Matanya bersinar.


Ruth tidak pernah ragu-ragu. Melihat saya, dia bertanya, "Dapatkah saya pergi bersamamu, Bu dan memberikan boneka ini kepada anak kecil itu sehingga dia tahu bahwa Tuhan Yesus benar-benar mencintainya?"


Parcel itu telah lima bulan di perjalanan. Parcel tersebut dikirim oleh kelas sekolah minggu yang pemimpinnya telah mendengar dan mentaati bisikan Tuhan agar mengirim botol air panas bahkan ke daerah khatulistiwa. Dan seorang anak kecil meletakkan boneka untuk anak Afrika - lima bulan sebelumnya- Hal ini untuk menjawab pendoa yang percaya yaitu seorang anak kecil berumur sepuluh tahun yang berdoa "sore itu".



"Sebelum mereka meminta, Aku telah menjawabnya"

(Yesaya 65:24)

No comments: