Thursday, June 24, 2010

BAPA dalam PERUMPAMAAN ANAK YANG HILANG

Lukas 15:11-32

Kebanyakan kita sudah tahu dan bahkan hapal luar kepala cerita di atas, dengan mudah kita bisa menceritakan kembali kisah tersebut. Pelajaran yang paling aku ambil dari tokoh-tokoh cerita di atas biasanya:
si anak yang bungsu yang jahat pergi dari rumah dan akhirnya bertobat kembali ke rumah bapanya(aku belajar untuk ga pergi jauh dari BAPAku, tapi tetap tinggal dekat Dia)
si sulung yang iri melihat adiknya bertobat dan disambut mesra bapanya(aku belajar untuk tetap tinggal di rumah BAPAku tanpa harus iri hati seperti si sulung)
sang bapa yang tetap mengasihi dan mau mengampuni si bungsu yang jahat (menggambarkan sikap BAPA kita di Sorga yang mau mengampuni kita saat kita kembali padanya)

Tapi baru-baru ini aku belajar lagi dari perumpamaan di atas kalo BAPAku gak sekedar mau mengasihi dan mengampuni waktu kita kembali padaNya. Kalo dibaca pelan-pelan kisah tadi, aku dapati kalo BAPAku :

MAU MENDENGAR
Dia mau mendengarkan permintaan si bungsu. Aku bayangkan si bungsu datang ke bapanya dan sebelum minta harta dia bilang, ”Bapa, aku mau bicara” (hahahaha, ngarang kamu Meg) dan bapanya mendengarkan ^_^

TIDAK MENYELA PERMINTAAN
Di perumpamaan itu, aku gak ngeliat sang bapa menyela permintaan anaknya, padahal kan bisa aja dia motong omongan anaknya yang kurang ajar itu, tinggal bilang aja, ”Cukup nak!” (plakkkk—sambil nampar ato langsung pergi gak dengerin lagi),huahahahhaha sinetron buangettt....

TIDAK MENUNJUKKAN SAKIT HATINYA
Kebayang ga si, kita punya anak trus kita belum meninggal tau-tau dia datang minta warisan, gila kan???Sang bapa wajar aja lah kalo sakit hati, tapi dia diam dan malahan....

IA TETAP MEMBERI
Bisa-bisanya coba, sang bapa tetap memberi. Padahal itu kan hasil kerja keras bapanya, si anak gak berhak dung minta ‘jatah’ dengan cara gitu, dia gak pantas kok dapetin semuanya itu (apalagi sikapnya kurang ajar gitu). Tapi sang bapa tetap memberi..WOW!!!!

IA MENANTI
Waktu anaknya pergi, aku yakin sang Bapa sedih dan tiap hari menanti anaknya itu pulang. “Kapan ya anakku sadar kalo tempat terbaik baginya adalah disini bersamaku”, mungkin gitu pikir bapanya itu setiap hari.

IA MENYAMBUT
Waktu melihat sang anak dari jauh, sang Bapa berlari menyambut anaknya, dia begitu rindu. Padahal kan bisa aja sang bapa nunggu di depan rumah aja ^_^’

IA TULUS
Kalo gak tulus, gak mungkinlah dia spontan merangkul dan mencium anaknya yang sudah berbuat jahat itu, dia lari dari kejauhan dan langsung memeluk gitu lhooo!!!!@_@

IA MEMAAFKAN DAN MELUPAKAN
Si anak berusaha minta maaf dan mengatakan kesalahan-kesalahannya, tapi sang bapa menerimanya dan tidak mengungkit-ungkit yang telah terjadi dulu. Dia pasti juga ingat sebenarnya, tapi dia memilih untuk melupakannya.

IA MEMULIHKAN
Si anak yang pulang kayak gembel, diberi jubah yang terbaik, cincin dan sepatu. Ia gak bilang, ” Si gembel ini akan bekerja untukku sekarang” tapi dia mengatakan ”Anakku telah pulang”, dia memulihkan si gembel ’kembali’ menjadi anaknya....Ccckkk...cckkk.
..

IA BERSUKACITA
Ia mengadakan pesta untuk berbagi sukacitanya dengan orang lain karena anaknya telah kembali padanya.

IA MENYATUKAN
Waktu melihat si sulung iri dengan adiknya, sang bapa berusaha mendamaikan mereka. Dia mau ada kedamaian di rumahnya.

IA MENGASIHI
Kalo bukan karena kasih, ga mungkin sang bapa sanggup berbuat semua hal di atas. Dia sangat mengasihi anaknya, bahkan kasihnya tetap saat anaknya pergi meninggalkan dia.

Sama seperti itulah yang dilakukan BAPA kita di Sorga saat kita berlaku seperti anak bungsu itu.

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...