Friday, July 5, 2013

Berdebat



Ada yang berubah di diriku *tsaahhhhh....* Baru aku sadari akhir-akhir ini ^^ Ini tentang berdebat, hahahaha. Aku tidak suka lagi berdebat. Dulu suka banget looo...Apalagi pas zaman SMP, pelajaran bahasa Indonesia bener-bener menyalurkan hobi bedebat ini *errr...hobi?gkgkgkgk*. Gimana ngga ya, kalo dah ada presentasi apa  gitu, kita di kelas dibagi dalam tim-tim gitu. Jadi ntar dalam 1 tim, ada yang jadi penyaji, ada yang jadi moderator, notulen, dan penjawab. Tebak, daku milih jadi apa? Penjawab dunkkkk, hahahaha. Paling gak betah jadi notulen :p  Pokoknya daku milih ngomong dibanding nulis, hahaha. Sekarang lebih banyak nulis mungkin karena ngomongnya berkurang kali ya, gkgkgkgk.


Sampai SMA pun aku masih suka berdebat. Ada kepuasan tersendiri sewaktu bisa berargumen dan mempertahankan pendapat akan suatu hal,apalagi jika orang lain mengakui aku benar. Adrenalin terpacu dah dengan olahraga mulut ini :p Karena terlalu bersemangatnya, pernah suatu kali aku dan seorang kawanku, Sintha, berdebat cukup panjang dan alot, itu yang satu kelas sampai mengira kami punya masalah pribadi, padahal begitu selesai, langsung dah ketawa-ketawa puas. Aneh ya... Tapi itulah aku dulu. Entah sejak kapan aku berubah, mulai bisa menerima kalau setiap orang punya pendapat yang berbeda, dan itu gak perlu dipermasalahkan. Tidak perlu memaksa orang lain untuk seide dan sepikiran denganku. Cukuplah jika ada kesempatan menyampaikan pendapatku, dan jika orang lain tidak menerima, ya sudahlah.

Jarang sekali sekarang meributkan atau berdebat untuk hal-hal yang gak prinsip? Buat apa? Dulu aku berdebat karena aku merasa perlu membuktikan kalau aku benar dan orang lain salah. Sekarang, jadi menyadari, itu gak perlu, aku gak perlu membuktikan apa-apa. Dan lagi kita gak bisa memenangkan hati orang lain dengan berdebat. Kita juga gak bisa memenangkan pikiran orang lain dengan berdebat. Gak ada yang salah sih berdebat jika kita masih bisa bersikap sopan dan penuh kasih, masalahnya, seringnya gak seperti itu. Alih-alih berargumen dengan menampilkan sejuta alasan untuk menunjukkan pilihanku yang paling benar, aku belajar lebih banyak berdiskusi, lebih banyak mendengarkan, melihat yang tidak kelihatan. Aku belajar menutup mulut dan membuka telinga dan hati untuk mengetahui lebih banyak, baru kemudian membuka mulut pada saat yang tepat.

Tidak mudah emang mengubah kebiasaan (ato hobi?hahahaha) berdebat gitu. Secara, mulutku dah terlatih banget. Sampai-sampai seorang kawan pernah berkata, orang lain baru mengeluarkan satu atau dua kata, lah aku dah menyemburkan berpuluh-puluh kata. Mengerikan, baru aku sadari sekarang, kalo dulu ma dibilang gitu bangga *paraaahhhh...*.Sejujurnya, sekarang pun aku masi tergoda berdebat untuk menggoda seseorang saja, menikmati ‘pertengkaran’ mulut yang gak sebenarnya ini, hahahaha.Well, harus menggigit lidah nampaknya untuk menahan diri, menghindarkan diri dari perdebatan yang sia-sia ^^’

Practice makes perfect. Dulu, aku berlatih untuk berdebat dan hasilnya sempurna, tiap ada kesempatan aku mampu berdebat. Tapi sekarang, aku berlatih untuk gak berdebat, terutama untuk hal-hal yang gak perlu diperdebatkan. Lebih baik berdiskusi. Kusadari, bertengkar dan berdebat tidak harus menjadi bagian dari kehidupan orang percaya. Seringkali perdebatan tidak menyelesaikan apa-apa. Apalagi jika mulut sudah demikian agresifnya mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan. Ada hati yang akan terluka. Aku masih terus belajar bagaimana berdiskusi dengan orang lain tanpa berdebat. Mendengar lebih banyak pastinya. Aku masih memberikan pendapat tapi aku harus bisa menerima kalau aku gak selalu benar. Dan itu tidak mudah. Bisa berdarah-darah nih nampaknya lidahku kalau kebanyakan kugigit, hahahahaha ^_____^

Kasongan, 5 Juli 2013
-Mega Menulis-

2 comments:

Lasma Manullang said...

Kalo kata teman aku " makin bijak". Akakkak...dulu juga suka banget berdebat. Kalo orang bilang kita benar, jadi berasa menang dan pengen tepuk dada. Tapi sekarang rasanya ga penting juga ya.

Kalo dulu debat tuh kebayangnya kayak kuda ngamuk, dari idung dan telinganya keluar asep.. ngomongnya nyeradak nyeruduk ga bisa ngerem.

Jadi inget masa lalu. Akakak...ternyata seiring bertambahnya usia dan banyak belajar, orang emang jadi lebih tenang ya :p

Mega said...

"Kalo orang bilang kita benar, jadi berasa menang dan pengen tepuk dada. Tapi sekarang rasanya ga penting juga ya."

Bener banget Ma, berasa Tarzan aja ya...pake nepuk dada, hahahaha. tapi pas banget kok.

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...