Tuesday, February 10, 2015

Antara Kemalangan dan Berkat



Pertengahan November 2014 kemaren, hanya beberapa minggu sebelum istrinya melahirkan, calon abang iparku diminta pindah dari rumah kontrakannya sebelumnya di daerah Kelapa Gading. Gara-garanya, itu rumah kontrakan ternyata rumah dinas. Nah lo, rumah dinas bukannya ditempati malah dikontrakin. Ya abang itu gak tahu sebelumnya kalo itu rumah dinas, padahal kontrakan rumah itu masih setahunan lagi kalo gak salah. Mereka diminta pindah sebelum akhir bulan November. Kebayang gak sih, istri dah hamil tua gitu, eh…harus pindahan rumah. Mana barang mereka banyak banget pulak. Lagipula, memangnya cari kontrakan di Jakarta dalam waktu yang singkat gitu emang gampang? Banyak hal yang harus dipertimbangkan, biaya sudah pasti, lokasi rumah dan tempat kerja, trus kondisi rumah kontrakan yang baru (apakah sudah siap dimasuki atau belum, jangan sampailah atapnya bocor, ato masi perlu rehab lagi), kan urgent banget tuh.

Aku baru tahu, ternyata susah buanget lo nyari kontrakan di Jakarta. Asliiii... Aku tahu karena aku sempat keliling-keliling juga nyariin. Kadang kita dah sampe rumah yang dibilang, eh…ternyata dah ada penghuninya yang baru. Ada juga yang baru bisa dimasuki beberapa bulan lagi, padahal kan perlunya saat itu juga. Giliran dapat yang bagus dan pas, eh harganya selangit.  Akhirnya, dapet juga tuh rumah kontrakan yang nyaman dan harganya terjangkau, walaupun terhitung mahal, tapi ya apa boleh buatlah. Dapetnya di masa saudara-saudara? Dekat Kota Harapan Indah, Bekasi. Huaaaa…T_T Nangis kan, jauh banget.

Sayang banget pindah dari Kelapa Gading, kan strategis banget tuh mo kemana-mana.
Bersyukur Tuhan berikan tempat kontrakan bagi mereka tepat pada waktunya, gak kebayang kalau mau melahirkan belum ada tempat tinggal yang baru.
Sayangnya, jarak dari rumah ke kantor semakin jauh, sekali jalan bisa sejam tuh baru nyampe.
Bersyukur banget, ternyata rumah kontrakan mereka yang baru dan rumah tanteku dekat, jadi kalo pas aku maen ke Jakarta, abangku gak usah jauh-jauh jemput aku ^^V
Sayangnya, kalo hujan agak lamaan, jalan yang menuju rumah kontrakan mereka banjirrrrr, seperti saat-saat ini.
Bersyukurnya, banjirnya gak masuk rumah.

Dalam segala sesuatu, kita bisa memilih, mau menghitung kemalangan kitakah?
Atau mau menghitung berkatNya?
Seringkali berkat Tuhan menyamar menjadi kemalangan.
Seringkali, kita terlalu sibuk mengeluhkan apa yang tidak kita miliki dibandingkan mensyukuri apa yang kita miliki.
Seringkali melepaskan terasa begitu berat padahal melepaskan membuat beban kita semakin ringan.
Seringkali kita hanya mensyukuri apa yang dilihat mata, sementara apa yang tidak terlihat oleh mata terkadang lebih berharga.

Semua tergantung sudut pandang.
Semua tergantung pilihan.
Maukah kita memilih bersyukur?

Kasongan, 10 Februari
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...