Putus
nyambung putus nyambung putus nyambung
Sekarang putus besoknya menyesal
Kalau loe laku hari ini putus
Ya putus aja
Sekarang putus besoknya menyesal
Kalau loe laku hari ini putus
Ya putus aja
Putus
nyambung putus nyambung putus nyambung
Kalau dekat benci kalau jauh kangen
Lihat saja nanti apa yang terjadi
Putus ataukah nyambung
Kalau dekat benci kalau jauh kangen
Lihat saja nanti apa yang terjadi
Putus ataukah nyambung
Tau
kan penggalan lagu di atas? Lagu ini sering muncul beberapa tahun yang lalu,
sekarang dah gak pernah muncul sih. Biasaaaa…lagu-lagu zaman sekarang kan
ngetopnya cepet tapi ngilangnya cepet juga. Sayangnya, fenomena putus nyambung
ini masih sering dijumpai, hal yang membuat saya geleng-geleng kepala, hare
gini, masih mau putus nyambung sampai beberapa seri? Ckckckck. Saudara sepupu saya
melakukannya. Untuk kesekian kalinya dia putus dengan pacarnya, saya berkata,”Udahhhh…jangan
lagi sama si A itu, dah berapa kalian putus gitu.” Dia bilang kalo kali ini dia
gak putus kok, Cuma ‘break’ aja sementara. HAHHHH? Helowwwwww… Sejak kapan ‘break’
ini berdefinisi GAK PUTUS tapi Cuma PUTUS SEMENTARA #jedutin kepala ke tembok.
Di kamus bahasa Inggris yang aku pegang sih break ya break…putus ya putus. Kalo
dia bilang ini Cuma putus sementara, berarti ntar mau nyambung lagikah? Mama
sayangeeee… *kebanyakan nonton Abdur Stand Up Comedy* #jedutin kepala ke tembok
lagi.
Plis
ladies, jangan mau terjebak dalam hubungan putus nyambung seperti ini. Pikirkan
dengan baik, apakah hubungan seperti ini layak diperjuangkan? Apakah pria
seperti ini layak dipertahankan? Kenapa aku ngomong gini ke ladies? Karena
dalam hubungan seperti ini, cewek yang jadi korban. Serius. Hubungan seperti
ini membuat emosi wanita gak stabil, nangis-nangis Bombay gak jelas, bikin stress
pulak.
Kenapa
sih banyak orang yang bersedia tinggal dalam hubungan seperti ini? Beberapa
alasan yang terpikirkan olehku:
1.
Susah move on
Udah
putus tapi masih terbayang-bayang mantan, merasa gak bisa melupakan dia lalu
ingin balik lagi bersama si mantan. Nah, logika aja ya…namanya kita putus,
pasti lah ya untuk beberapa saat masih mengingat-ingat masa lalu. Tapi masa sih
kita mau hidup di masa lalu melulu. Maukah kita mengulangi kesalahan yang sama?
Karena dah pasti tuh, keputusan putus adalah keputusan yang sudah dipikirkan
masak-masak. Kalo kita mau balik lagi, yakin nih kesalahan yang sama gak akan
terulang? Karena bagi saya pribadi sih, butuh alasan yang sangat kuat untuk
berucap kata ‘putus’, pasti ada alasan yang prinsip. Gak mungkin kan hubungan
baik-baik aja, eh gak ada angin dan hujan tahu-tahu kita ngomong ‘putus yuk’
dengan nada ‘makan yuk’. IMPOSSIBLE.
Gimana
kalo putus dengan alasan yang sepele? Nah, ini justru alasan yang kuat buat gak
balik lagi :p Kebayang gak, hubungan macam apa yang sedang dibangun jika hanya
karena alasan sepele aja bisa putus? Sungguh gak dewasa. Hubungan yang melibatkan
dua orang dewasa gak seperti ini. Hubungan yang dewasa seharusnya gak seperti
ini. Lain cerita kalau salah satu dari pasangan tersebut kekanak-kanakan, nah
loooo….jelas aja ngomong gak mikir konsekuensinya. Apakah kamu sanggup bertahan dengan pasangan
yang kekanak-kanakan? Sesusah-susahnya move on, lebih baek belajar move on dari
pada bertahan menghadapi pasangan yang kekanak-kanakan.
2.
Ada karakter yang disukai dan yang tidak disukai dari pasangan
Contoh
nih ya, kitapunya pasangan yang perhatiannnnn banget sama kita, tapi sayang dia
suka bohong. Waktu putus, kita terkenang-kenang dengan perhatiannya, tapi kita
juga sebel mengingat-ingat kebohongan yang pernah dibuatnya. Masih sayang, tapi
gak tahan juga dibohongin melulu. Benci tapi rindu, gimana dong?
Pertanyaannya
sekarang gimana kalau kelakuan pasangan semakin memburuk. Kalau pasangan tidak
dapat dipercaya, bayangkan kelakuan tersebut semakin ‘menjadi-jadi’.Yakin nih
mampu menerima pasangan? Kalo kita berharap ini hubungan jangka panjang yang
berakhir dengan pernikahan, sanggup gak sih kita hidup dengan kelakuan seperti
itu? Kalo gak putus aja deh gak usah pake nyambung lagi.
3. Takut
tidak menemukan orang lain yang bisa menggantikan si mantan
Kenapa
takut sih? Jangan takut ladies. You deserve to get better man. Seorang pria
yang sungguh-sungguh mengasihimu menghargai pentingnya komitmen dan dia gak
akan sembarangan berkata putus tanpa pikir. Dia tidak akan menyakitimu dengan
kata-kata atau kelakuannya secara sengaja. Jika dia melakukannya, dia akan
segera meminta maaf dan tidak mengulangi lagi apa yang dia tahu akan menyakiti
hatimu. Kasihnya padamu cukup besar sehingga dia akan menjaga komitmennya.
Tidakkah kamu ingin bersama pria yang menghargai hubungan kalian dan menjaganya
dengan sungguh-sungguh?
Beberapa orang yang
saya kenal beranggapan putus nyambung (entah berapa seri ini) membuang-buang
waktu. Mereka beranggapan kita tidak perlu membuang-buang waktu pada seorang
pria/wanita tanpa adanya sebuah kejelasan karena hidup ini terlalu singkat dan
berharga untuk dibuang percuma. Pikiran kita
akan selalu penuh dengan keraguan dan ketidakpastian. Hubungan semacam ini gak
menentu. Kita akan terus bertanya-tanya, apakah dia akan selalu ada untuk kita
atau tidak, atau apakah hubungan ini akan berlanjut. Status hubungan ini
dianggap tidak jelas, apalagi jika menggunakan kalimat ‘break aja sementara’.
Bagi saya, ini bukan hanya tentang status, ini tentang bagaimana seharusnya
kita para wanita tidak membiarkan hati kita terombang-ambing hanya karena
seorang pria yang tidak mengasihi kita dengan sungguh.
Ladies,
sewaktu kamu tergoda terjebak dalam hubungan seperti itu ingat ini:
Ketika
Allah menciptakan wanita, Dia juga merancang bagaimana Dia ingin wanita itu
diperlakukan. Dengan hati-hati. Dia tidak pernah bermaksud agar hati wanita
diombang-ambingkan seperti yang terjadi sekarang ini. Dia ingin agar pria dalam
hidupmu adalah manifestasi fisik dari kasih-Nya padamu. Kita tidak akan
menyalah-nyalahkan pria atau mengeluh dengan merendahkan diri sendiri. Please, jangan
biarkan dirimu diperlakukan secara kasar oleh seorang yang miskin rohani dan
emosinya.
Kasonngan,
3 Februari 2014
-Mega Menulis
No comments:
Post a Comment