Sunday, February 15, 2015

Bukti Kemurahan Tuhan



Hidup kita adalah bukti kemurahan Tuhan.

Itu kata penyiar radio yang kudengar beberapa hari yang lalu.
As simple as that.
Dan aku tersenyum mendengarnya.
Sudah berapa lama aku gak mengingat hal ini? Sudah berapa lama aku baru menyadarinya?

Bukankah berulang kali aku membaca dan mendengar ayat ini:
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa. Mazmur 23:6

Gimana bisa aku gak menyadarinya?
Padahal setiap hari kemurahanNya ada dalam setiap hembusan nafasku.
Detak jantungku gak berhenti bertabuh merayakan kemurahanNya.

Mungkin karena selama ini hidup hanyalah sesuatu yang dijalani, tanpa dipandang sebagai anugerah. Tanpa dipandang sebagai titipan dari yang Maha Kuasa. Betapa pendek ingatan kita, sampai-sampai gak mengingat siapa pemilik hidup kita yang sesungguhnya.

Akhir-akhir ini, aku berdoa meminta Tuhan memberikan A, B,C, dan seterusnya memohon kemurahanNya akan beberapa hal yang aku perlukan. Sampai-sampai, karena merasa Tuhan belum juga memberikan, aku berpikir kalau Tuhan lagi pelit, hehehe. Konyol ya. Mosok anakNya yang tunggal aja dikasih, terus karena Dia gak berikan apa yang aku inginkan lalu aku mikir gitu, rumusnya dari mana coba

Tuhan masih bermurah hati padaku.
Buktinya, aku masih hidup sampai hari ini ^^


Kasongan, 10 Februari 2015
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...