#NulisRandom2015
Hari ke-24
“Si Dina sama lo kayak adek”, kata abangku beberapa waktu
yang lalu. FYI, Dina tuh sepupuku yang umurnya baru 4 tahun. Dia lucu dan
cerewet banget. Dia suka nempel sama abangku dan minta ditemanin main.
“Sama kenapa bang?”
“Iyaaaa….Mosok dia minta abang pilih-pilih baju di gamenya,
terus akhirnya, eh…malahan dia milih pilihannya sendiri. Wanita dimana-mana
sama ya dek. Gak besar atau kecil, sama aja”.
Aw. Aw.Aw. Aku tertawa, tapi juga merasa tersindir.
Astagaaaa…Jadi selama ini aku berbuat demikian dong sama
abangku, sampai-sampai dia menyamakan Dina denganku, yang ternyata sering
sok-sokan nanya pendapat abangku lalu ujung-ujungnya pendapat sendiri yang
dipake. Ngapain nanya kalau begitu yah? Wanita ya, ada-ada saja. Mending dari awal
buat pilihan sendiri aja ya, daripada nanya tapi gak pertimbangkan jawaban
suami, hehehe. Aku merasa bersalah. Kudu tobat dan berbalik dari jalan yang
jahat nih :p Kalau hal ini terjadi sewaktu pacaran gak papa kali ya, secara ayat Akitab bilang
gini:
Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Kolose 3:18
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan. Efesus 5:22
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Efesus 5:24
Sebagai seorang istri, kalau kita gak nurut sama suami,
ternyata itu bisa menyakiti hati suami lo, seolah-olah kita meragukan pemikiran
dan keputusannya. Sebaliknya, saat kita nurut untuk hal yang sederhana
sekalipun, itu bisa membuat suami seneng luar biasa. Aneh ya? Tapi bener kok.
Cobain deh. Loh, jadi harus selalu nurut Meg sama suami, gimana kalau pilihan sang
suami kita anggap salah? As long as gak bertentangan dengan firman Tuhan,mengapa
kita tidak memilih taat jika memang itu menyenangkan suami? Toh Tuhan juga
nyuruh kita tunduk kok pada suami? Kecuali nohhh…kalo tiba-tiba suami ngajak
nyuri, dah nyata bener bertentangan dengan FirTu, ya jangan mau lah. Hehehe.Lagian nih, untuk hal-hal yang gak prinsip dan ujung-ujungnya kita make pilihan sendiri, mending gak usah nanya deh, daripada bikin suami mangkel, hahahaha.
Misal nih, suami istri jalan bareng ke pusat perbelanjaan. Istri mau beli keranjang sampah, lalu terjadilah percakapan begini:
Istri : Pap, keranjang sampahnya bagusan yang warna apa nih?
Suami : Yang biru aja Mam.
Istri : Kenapa?
Suami : Kenapa ya? Gak kenapa-napa sih, tapi papi suka yang biru.
Istri : Okeee.... *ujung-ujungnya beli yang warna pink*
Suami : *pingsan*
Hahahaha, ini bukan percakapanku dan abangku yaaaa....:p Mana pernah kami manggil 'mami papi' gitu. LOL Tapi kira-kira begitulah gambarannya. Buat suami sih terserah kita memutuskan hal-hal remeh gitu, mereka gak terlalu meributkan pilihan kita. TAPIIII...ngapain coba nanya kalau kita sejak awal sudah memutuskan sendiri? Kan bikin kesel ya ^^'
Misal nih, suami istri jalan bareng ke pusat perbelanjaan. Istri mau beli keranjang sampah, lalu terjadilah percakapan begini:
Istri : Pap, keranjang sampahnya bagusan yang warna apa nih?
Suami : Yang biru aja Mam.
Istri : Kenapa?
Suami : Kenapa ya? Gak kenapa-napa sih, tapi papi suka yang biru.
Istri : Okeee.... *ujung-ujungnya beli yang warna pink*
Suami : *pingsan*
Hahahaha, ini bukan percakapanku dan abangku yaaaa....:p Mana pernah kami manggil 'mami papi' gitu. LOL Tapi kira-kira begitulah gambarannya. Buat suami sih terserah kita memutuskan hal-hal remeh gitu, mereka gak terlalu meributkan pilihan kita. TAPIIII...ngapain coba nanya kalau kita sejak awal sudah memutuskan sendiri? Kan bikin kesel ya ^^'
Surga nunut neraka katut.
Pernah dengar istilah ini ga? Istilah yang sering digunakan
oleh orang jawa, terkait hubungan antara suami dan istri. Maksudnya kurang lebih
begini jika suami masuk surga maka istrinya juga ikut ke surga,demikian pula
jika suami masuk neraka istrinya akan ikut.
Mau seperti itu?
Jangan mauuuuu… istri gak ngasal nurut suami lo. Jika suami
berbuat salah, istri kudu must wajib mendoakan dan mengingatkan suaminya untuk
hidup benar sesuai dengan kehendak Tuhan.
Jadi pertama-tama, nurut sama Tuhan, baru nurut sama suami.
Kalau suami meminta kita melakukan sesuatu yang bertentangan sama apa kata
Tuhan, baru deh jangan diturutin. Tapi baek-baek ya ngomongnya, jangan sampe
ada piring terbang segala (emang UFO :p). Kalo kagak ma, nurut aja deh. Pasti
sulit untuk tunduk, apalagi kalau istri selalu merasa paling benar. Perlu
berlatih untuk berserah, dimulai dari hal kecil, dibiasakan dari hal yang
sederhana. Belajar percaya kalau Tuhan yang
akan menuntun keputusan suami. Ini artinya, bukan istri doang yang berserah dan
nurut, tapi suami dan istri harus sama-sama berserah sama Tuhan, supaya Tuhan
menyatakan kehendakNya pada suami.
Kasongan, 22 Juni 2015
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment