#NulisRandom2015
Hari ke-18
Aku : Coba nih dek ,
enakkkk…*menyodorkan durian*
Adekku : Ngga ahhh…
Aku : Kenapa? Enak
looo. *maksa*
Adekku : Ngga ah,
gak enak.
Aku : *bingung*
Lah, dari mana tahu gak enak, kamu kan gak pernah makan durian?
Adekku : Nyium
baunya aja aku mau muntah.
Itulah adegan
berulang setiap kali aku mengajak adekku makan durian. Gregetan booo…buah enak
gini kok bisa-bisanya dia bilang gak enak, pake acara mo muntah lagi tiap nyium
baunya. Hais, ga enak banget sih, mosok makan durian sendiri. Terkadang, pengen
rasanya aku jejalkan tuh durian ke mulutnya, supaya dia tahu nikmatnya durian.
Di lain waktu, ini
yang terjadi:
Aku : Bang, tempe
bacem buatan tante enak lo, cobain deh *nyodorin tempe bacem*
Abangku : Ngga ah.
Aku : Ih, rugiiiii….beneran
enak loooo…
Abangku : Iya
adekku, pasti enak, abang yakin kok, tapi abang gak pengen.
Yahhhh…padahal dah
semangat berbagi ‘rasa enak’ ini, tapi kok ditolak sih ^^’. Mungkin aku lebay
ya, tapi aku gitu banget, kalau ada sesuatu yang enak dan nikmat banget, aku
tawarkan ke orang terdekatku saat itu supaya mereka juga merasakan enaknya.
Ngga tahu napa, asik aja rasanya kalau dapat berbagi rasa :p Kalo ditolak saat menawarkan sesuatu yang enak gitu kecewa deh rasanya :(
Mungkin itulah
perasaan Daud saat berkata seperti ini:
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung padaNya! Mazmur 34:9
Ayoooo…cobain deh!
Rasakan sendiri
kebaikan Tuhan!
Nikmatilah sendiri
baiknya Dia!
Aku bisa mengatakan
betapa nikmatnya menerima kebaikanNya.
Aku sudah melihat
sendiri betapa baiknya Dia, tapi aku ingin kamu melihat sendiri juga, aku ingin
kamu melihat dari matamu.
Aku bisa menuliskan
kebaikanNya, aku bisa membicarakan kebaikanNya, aku bisa menceritakan
kebaikanNya.
Tapi, ayolahhh…rasakan
sendiri!
Rasanya jauh lebih
nikmat mengalami sendiri
^^V
Ada alasan kenapa
Daud ingin orang lain mengecap dan melihat sendiri kebaikan Tuhan. Mengecap-merasakan
dengan lidah, adalah suatu pengalaman yang gak bisa diwakilkan. Bahkan dua
orang yang sama memakan makanan yang sama, sensasi ‘rasa’ yang dialami setiap
orang akan berbeda, apalagi bila kita hanya menceritakan ‘rasa’ dari apa yang
kita makan, wooo..itu tak bisa memberikan gambaran yang sempurna mengenai rasa
yang sesungguhnya. Sama, saat kita yang belum pernah sama sekali melihatCandi
Borobudur, akan kesulitan menggambarkan bagaimana sesunggunya candi tersebut.
Mengapa? Karena kita hanya membayangkan tanpa punya kenangan dan gambaran
bagaimana sesungguhnya candi tersebut, benak kita tidak pernah merekam si
candi.
Daud ingin orang lain merasakan dan melihat langsung
kebaikan Tuhan sendiri, bukan hanya dari kata orang saja. Tuhan sudah
menyatakan kebaikanNya pada setiap orang, tapi tidak semua orang menikmatiNya.
Mari, kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu!! \(“,)/
Kasongan, 17 Juni 2015
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment