Wednesday, August 9, 2017

Nahum 1-3, Amsal 3, Wahyu 3

Nahum 1:2-3 (TB)  TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya.
TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya.

Baca ayat 2 rasanya jadi ngeri. Tuhan digambarkan sebagai Allah yang cemburu dan pembalas, penuh kehangatan amarah, dan pendendam TETAPI perhatikan, kepada siapa Allah demikian?
👉 Kepada musuhNya
👉 Kepada mereka yang bersalah
Jadi, kalau aku adalah musuh Tuhan dan aku melakukan kesalahan, pastilah aku gentar.

Bagian ini menghibur sekali, TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasaNya. Mengingatkanku, kalau Tuhan sampai begitu murka, pasti bukan karena sekali kesalahan dilakukan, pastinya sudah berulang itu. Bukan berarti aku menyia-nyiakan kemurahan dan kesabaran Tuhan, tapi karena aku tahu Dia begitu bermurah makanya aku gak boleh menganggap sepi kemurahanNya.

🙏 Tuhan, ampuni aku kalau aku menyia-nyiakan kesabaran Tuhan. Amin.

Nahum 3:5 (TB)  Lihat, Aku akan menjadi lawanmu, demikianlah firman TUHAN semesta alam; Aku akan mengangkat ujung kainmu sampai ke mukamu dan akan memperlihatkan auratmu kepada bangsa-bangsa dan kemaluanmu kepada kerajaan-kerajaan.

Tuhan menjadi LAWANMU.
Nah lo, ngeri gak sih mendengar ginian?
Siapa yang berani melawan Tuhan?
TAPIIIII.... Aku merenung lagi:
Saat aku memilih menentang Tuhan berarti aku mengambil posisi menjadi lawan Tuhan.
Saat aku memilih melakukan kehendakku dibandingkan kehendakNya, aku menjadi musuh Tuhan.
Saat aku mencari kepentinganku sendiri dibandingkan kepentingan Tuhan, aku sedang melawan Tuhan.
👉  Saat aku terus-menerus tidak melakukan kehendak Tuhan, aku sedang memilih menjadi musuh Tuhan.

Amsal 3:7 (TB)  Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;

Dalam hatiku kadang ngomong gini:
Ah, udah bosan aku dengar khotbah tentang ini.
Yah, ini lagi, ini lagi, kayak gak ada ayat lain.
Apaan sih pendeta ini kok isi khotbahnya begini.
Ah, kamu sok nasehatin gini gitu, lah kamu sendiri gimana?

GAK BOLEH GINI!!!
Gak boleh menganggap diri sendiri paling tahu dan paling benar. Tuhan bisa pakai apapun dan siapapun untuk mengajarkan kita. Bahkan orang yang paling jahat pun bisa dipakai Tuhan untuk mengajar kita, asalkan sikap hati kita benar!

Bagaimana sikap hati yang benar?
✔️ Haus dan lapar akan kebenaran. Gak peduli siapa yang mengatakan, kalau benar tetap harus diterima.
✔️ Bersedia menerima didikan dan teguran yang mendatangkan hikmat. Sekalipun gak enak tapi kalau benar harus diterima.
✔️ Mengucap syukur saat ditegur, karena berarti Tuhan sayang​ dan mau kita senantiasa diubahkan.

Wahyu 3:19 (TB)  Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Kalau aku ditegur dan dihajar Tuhan, itu tandanya Tuhan masih sayang. Terkadang Tuhan menegur lewat orang lain, terkadang lewat berbagai peristiwa.

Bagaimana meresponi  teguran dan hajaran Tuhan?
Sikap yang salah:
❌ Gak terima
❌ Kecewa
❌ Marah
❌ Kepahitan
❌ Memberontak
Sikap yang benar:
✔️ Merelakan hati
Aku bukan orang yang mudah menerima teguran. Di muka emang gak kelihatan tetapi hati ini rasanya gak terima. Dalam hati langsung defense dan mencari alasan untuk membenarkan diri.
✔️ Bertobat
Setelah ditegur aku gak boleh cuek, kalau salah harus mengakui. Dan segera berubah.  Harus ada perubahan hidup.

Kasongan,  3 Agustus 2017
-Mega Menulis-

No comments: