Friday, August 11, 2017

Yeremia 18-22, Wahyu 11, Amsal 11

Yeremia 18:4, 6 (TB)  Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
"Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!

Dulu aku bertanya-tanya,  kalau manusia demikian jahatnya, kenapa Tuhan gak memusnahkan semua manusia dan menciptakan manusia baru yang taat dan gak pemberontak. Kenapa Tuhan malah menghukum saja. Ternyata Tuhan mau bilang lewat analogi tukang periuk ini bahwa lewat kesakitan yang kita alami, Tuhan mau memproses kita supaya menjadi semakin indah di hadapanNya. Dia gak mau membuang kita begitu saja. Saat aku merasa dan sadar kalau hidupku memang rusak,  di situ Tuhan menghancurkanku supaya Dia bisa membentukku menjadi indah. Saat di mana aku merasa hancur, ternyata Tuhan sedang membentukku,  keputusan ada di aku, mau gak dibentuk sama Tuhan.

Yeremia 20:8-9 (TB)  Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman! Aniaya!" Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari.
Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.

Luar biasa bagaimana Tuhan taruhkan di Yeremia hati yang berkobar-kobar untuk berfirman demi namaNya sampai-sampai hanya saat Yeremia berpikir untuk gak mau pun dia gak sanggup. Yeremia gak bisa menahan dirinya untuk menyampaikan firman Tuhan.

🙏 Tuhan, berikan aku kerinduan yang berkobar-kobar untuk menyampaikan firmanMu seperti Yeremia. Amin

Yeremia 21:4 (TB)  Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan membalikkan senjata perang yang kamu pegang, yang kamu pakai berperang melawan raja Babel dan melawan orang-orang Kasdim yang mengepung kamu dari luar tembok; Aku akan mengumpulkannya ke dalam kota ini.

Pasal ini membuatku teringat ada ayat yang bilang,  carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui. Saat terdesak, orang Isrsel baru mencari Tuhan. Ya gak papa sih, masih syukur ingat Tuhan. Masalahnya, Tuhan gak berkenan gimana dong? Aku harus senantiasa mengingat Tuhan dan beribadah kepadaNya.

Amsal 11:29 (TB)  Siapa yang mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin; orang bodoh akan menjadi budak orang bijak.

Aku baru melihat contoh nyata bagaimana rumah tangga temanku yang kacau. Seorang suami berselingkuh bertahun-tahun yang lalu,  ketahuan oleh sang isteri, mereka berantem, sang suami minta maaf, mereka berbaikan,   bahkan baru saja menambah buah hati. Tapi perselingkuhan tersebut sampai sekarang masih mengacaukan rumah tangga mereka. Walaupun sang suami sudah melakukan banyak hal untuk membuktikan dia sudah berubah, sepertinya yang dilakukannya sia-sia. Luka yang ditimbulkan masih membekas bagi sang istri, akibatnya:
- sang istri gak pernah lagi percaya sepenuhnya pada suami,  dia masih sering stalking mantan selingkuhan suaminya
- sang istri sampai sekarang masih belum memaafkan suaminya,  saat dia kesal dengan suami maka dia akan mengingat kesalahan suaminya di masa lalu
- istri menjadi insecure
- istri menjadi terlalu fokus pada penampilan fisiknya karena merasa itu penyebab suaminya selingkuh.
- istri menjadi merasa gak berharga

Aku gak bisa membayangkan luka seorang istri akibat ketidaksetiaan suami,  bahkan sampai bertahun-tahun masih terasa akibatnya. Dari rumah tangga ini aku belajar,  ya-sang suami memang mengacaukan rumah tangganya dengan selingkuh tapi aku melihat bagaimana sang isteri juga mengacaukan rumah tangganya dengan:
👉  TIDAK MENGAMPUNI
Aku belajar banget kalau dalam kehidupan rumah tangga, stok mengampuniku gak boleh habis. Suami/isteri pasti melakukan kesalahan jadi perlu belajar mengampuni seumur hidup. Aku mau belajar mengampuni kesalahan suamiku dan gak mengungkit kesalahan yang lalu. Aku belajar gak berkata ke suami:
Kamu ini gak pernah berubah,  selalu aja....

Wahyu 11:3 (TB)  Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Kedua saksi ini diberikan TUGAS oleh Tuhan untuk bernubuat dan berkabung, pada saat Tuhan memberikan TUGAS,  Ia juga memberikan KUASA dan PERLINDUNGAN,  terlihat pada beberapa ayat berikutnya bagaimana banyak orang ingin menyakiti mereka akan mati dengan cara yang sama. Juga berbagai kuasa diberikan Tuhan:
Wahyu 11:6 (TB)  Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya. 

Saat Tuhan beri aku tugas, aku juga gak perlu kuatir. Aku hanya harus taat seperti kedua saksi itu,  karena Tuhan pasti memberikan PERLINDUNGAN dan KUASA yan diperlukan untuk melakukan tugas tersebut.

Kasongan,  11 Agustus 2017
-Mega Menulis-

No comments: