Bacaan: Kejadian
16: 1-16; Kejadian 21:8-21
Hagar adalah seorang wanita Mesir yang menjadi
budak bagi Abraham dan Sara ketika mereka meninggalkan negeri itu. Meninggalkan
tanah kelahiran bukan hal yang mudah bagi seorang wanita, apalagi untuk menjadi
budak bagi orang dari bangsa lain. Hagar tentunya bukan budak biasa karena Sara
kemudian memberikannya kepada Abraham, menjadi istri Abraham dan melahirkan
anak baginya. Sebagai budak, Hagar tidak dapat menolak. Hagar sendirian, tidak
punya hak, tidak dapat melawan, tidak berdaya, dan tidak memiliki siapa-siapa
untuk membelanya.
Bayangkan kita berada di posisi Hagar, mungkin
bukan sebagai budak, tapi dalam posisi merasa sendirian, tak berdaya, dan tak
ada yang membela. Pastinya pernah ya. Di saat seperti ini kita perlu mengingat,
ada Tuhan yang membela kita. Ada sebuah janji Tuhan yang sangat indah dan dapat
kita perkatakan saat kita sedang merasa seperti Hagar:
Karena Allah telah berfirman: "Aku
sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan
meninggalkan engkau."
(Ibrani 13:5b)
Tidak peduli apa yang kita lihat atau rasakan,
firman Tuhan berkata demikian: Allah tidak pernah membiarkan kita dan
meninggalkan kita! Jangan biarkan hidup diisi dengan perasaan disingkirkan,
tetapi imani apa yang dikatakan firman Tuhan. Apa yang sudah dijanjikan Allah
pasti akan digenapi-Nya. Namun, kita harus yakin bahwa kita berpegang pada
firman Allah yang sesungguhnya saat kita menunggu janji-Nya. Iman kita bukan
berdasarkan perasaan. Iman kita seharusnya berdasarkan firman Tuhan. Dengan
demikian, kita memperoleh jaminan bahwa Allah akan melakukan atau memberikan
apa yang dijanjikan-Nya. Iman hanya berdampak apabila berlandaskan firman
Tuhan.
***
Awalnya, Hagar adalah pihak yang tak bersalah.
Penderitaan Hagar bermula ketika kehamilan justru membuat Ia memandang rendah
Sara yang mandul. Alih-alih bersyukur atas anugerah yang diterimanya, Hagar
justru jatuh dalam dosa kesombongan. Ia lupa, bahwa sebagai budak, Sara adalah
majikan yang punya kuasa atas dia dan harus ia hormati. Ketika Sara kemudian bertindak
tegas, ia memilih melarikan diri. Dalam pelariannya, Hagar berjumpa dengan
malaikat Tuhan yang menghiburnya dan memberikan janji Allah.
Walaupun Hagar melakukan kesalahan, kita
menyaksikan bagaimana Allah sungguh memperhatikan hidupnya. Bahkan saat ia
melarikan diri dalam keadaan hamil karena ditindas majikannya, Allah memberikan
berkat khusus baginya melalui malaikat-Nya yang menunjukkan bahwa Allah
mengenal Hagar secara pribadi dan memberikan tuntunan bagi Hagar untuk kembali
pada Sara. Yang lebih luar biasa, ada janji yang dinyatakan Allah baginya :
Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya:
"Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung
karena banyaknya." Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya:
"Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan
menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.
(Kejadian 16:10-11)
Janji tersebut sekaligus merupakan penghiburan
bagi Hagar. Saat Hagar kembali pada Sara, janji itu akan memberikan pengharapan
baginya. Kalau dipikir, luar biasa cara Tuhan menyatakan diriNya kepada Hagar
yang belum percaya kepada-Nya. Ingat, Hagar adalah keturunan Mesir yang mungkin
hanya mengetahui tentang Tuhan dari Sara dan Abraham. Dia belum mengenal Allah
secara pribadi tapi Allah berkenan menyatakan diri-Nya. Allah yang disembah
oleh tuan dan nyonya-nya ternyata memperhatikan dia yang seorang budak. Allah
yang memedulikan Abraham, Sara dan Hagar juga peduli pada setiap kita. Allah
kita adalah Allah yang mengerti dan peduli. Jika kita tidak merasakan
kepedulian-Nya, mungkin karena kita hanya fokus pada masalah yang kita hadapi.
Padahal, dalam badai yang kita hadapi, ada Allah yang sanggup menenangkan
badai.
***
Hagar taat pada Tuhan dan kembali kepada Sara,
meskipun pada akhirnya diusir oleh Abraham atas permintaan Sara. Menyedihkan
sekali. Namun, sekali lagi Allah menunjukkan kepedulian-Nya. Saat Hagar putus
asa akan nasibnya dan anaknya, Allah mendengar seruan dan tangisnya. Allah
tidak melupakannya!
Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat
Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang
engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak
itu dari tempat ia terbaring.
(Kejadian 21:16-17)
Ayat ini benar-benar mengingatkan bahwa
sebenarnya tidak ada yang perlu Hagar dan kita susahkan. Saat kita merasa susah
hati atas keadaan kita, sebenarnya kita sedang meragukan kepedulian Allah. Kita
lupa kalau Allah sanggup memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19).
***
Hagar telah menerima penghiburan dan janji
Tuhan. Hagar adalah saksi kalau Allah sungguh mendengar dan peduli pada kita.
Walaupun Hagar tidak selalu benar di hadapan Allah namun Allah tidak pernah
berhenti menunjukkan kesetiaan-Nya. Allah tidak hanya menyertai Hagar, tapi
juga Ismael, hingga ia dewasa (Kejadian 25:16). Allah benar-benar memenuhi
janji-Nya pada Hagar! Ketidaksetiaan Hagar dan Ismael tidak membatalkan
janji-Nya. Dia pernah berkata akan membuat Ismael menjadi bangsa yang besar dan
Ia setia pada janji-Nya itu.
Hagar mengingatkan kita untuk tidak kuatir
dalam menjalani hidup ini karena masa depan sungguh ada dan harapan kita tidak
akan hilang (Amsal 23:18). Allah selalu memegang janji-Nya. Dapatkah kita tetap
hidup dalam ketaatan dan takut akan Dia?
No comments:
Post a Comment