Friday, November 5, 2010

Kenapa DOMBA?

Beberapa hari lalu di status Fesbuknya, Reny, seorang saudaraku menulis kurang lebih: Kenapa Tuhan mengumpamakan manusia sebagai domba?. Langsung saja berbagai komentar masuk, ada yang serius menanggapi secara Alkitabiah, ada yang asal lucu, ada yang ngasal, dll. Dan pada akhirnya, Thx God, aku bersyukur karena kita gak diumpamakan seperti B**I, hahahahaha…..Ngeri banget lah ya kalo bener gitu.




Aku teringat pernah membaca sebuah buku karangan W. Phillip Keller, gak ingat persis isinya, intinya sih yang aku ingat, bukan kebetulan kalo Tuhan memilih domba. Perilaku domba dan manusia banyak kesamaannya ternyata. Pikiran kita secara umum (atau naluri kebanyakan orang), perasaan takut dan malu kita, sifat kita yang keras kepala dan kebodohan kita, kebiasaan kita yang suka melawan, semuanya selaras dengan domba, dalam arti yang mendalam.



“ Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau….”

Hal yang aneh tentang domba adalah bahwa karena keberadaan mereka, nyaris tak mungkin menyuruh mereka berbaring apabila empat syarat tidak dipenuhi.

(1) Karena sifat mereka yang penakut, mereka gak mau berbaring kalau belum lepas dari rasa takut.

Tidak semua orang tahu bahwa domba begitu penakut dan mudah panik. Ketika seekor domba yang terkejut berlari ketakutan, maka selusin domba lainnya akan berlari bersamanya tanpa tahu apa yang ditakutkan, tanpa menunggu untuk melihat apa yang menakutkan mereka. Tidak ada yang begitu menentramkan dan meyakinkan domba selain melihat gembalanya ada di padang. Kehadiran sang tuan akan menenangkan mereka.

(2) Karena perilaku sosial di dalam suatu kawanan, domba tidak akan berbaring jika mereka tidak bebas dari pertengkaran dengan teman-teman mereka.

Sumber ketakutan kedua yang harus dilepaskan gembala dari domba-dombanya adalah ketegangan, persaingan dan perebutan kekuasaan yang kejam dalam kawanan mereka.

(3) Jika diserang lalat atau parasit, domba tidak akan berbaring. Hanya jika mereka bebas dari semua pengganggu ini, barulah mereka dapat relaks.



(4) Domba tidak akan berbaring selama mereka merasakan kebutuhan untuk mencari makan. Mereka harus bebas dari rasa lapar.

Tidak diketahui umum bahwa banyak negara penghasil domba terbesar di dunia adalah wilayah yang kering dan semi gersang. Padang rumput yang hijau tidak terjadi secara kebetulan. Padang yang hijau adalah hasil dari mengerahkan banyak sekali kerja keras, waktu, kerja dan keahlian sang gembala. Padang yang hijau adalah hasil dari membersihkan tanah yang keras dan berbatu-batu, mencabut semak-semak, akar dan tunggul tanaman; membajak sampai dalam, dan dengan hati-hati mempersiapkan tanah,menabur benih, dan menanam tanaman jenis tertentu; menyiramnya dengan air, dll.



Jadi untuk dapat beristirahat mereka harus benar-benar merasa bebas dari ketakutan, ketegangan, gangguan/masalah dan kelaparan. Hahahaha, sama kayak manusia kan? Tapi tu baru dari 1 ayat aja Mas Philip share, ayat-ayat berikutnya next time lah ya, hohohohoo. GBu



Kasongan, 16 Juli 2010

JEILU





M E G A

No comments: