Friday, November 5, 2010

Keping-Keping Hati

Ditulis oleh Grace Suryani








Untuk seorang ksatria




Ksatria, aku tau bahwa kau hidup. kau nyata. dankau ada. sekalipun bayang-bayangmu belum pernah menerpa hidupku. tapi akupercaya bahwa kau ada. karena Tuan kita yang menjanjikannya. Tuanku, danTuanmu. kita hidup dan kita melayani Tuan yang sama. selama Dia tetap menjadiTuanmu, dan Dia tetap adalah Tuanku, aku yakin aku akan bertemu denganmu,ksatria.







Hal pertama yang harus kukatakan kepadamu adalahpermohonan maafku. dahulu Tuan kita menitipkan suatu harta yang sangat mahal.harta yang tak ternilai. Ia titipkan padaku. Ia berkata bahwa harta itumilik-Nya dan suatu hari nanti setelah kau menunaikan tugasmu dengan baik,setelah kau menang dalam peperanganmu, setelah kau membuktikan bahwa dirimusetia dalam segala perkara kepada Tuan kita, harta itu akan dianugerahkanmenjadi milikmu. Ia titipkan harta itu padaku. tapi dahulu, aku memandangrendah harta itu. aku tau harta itu milik Tuan, dan itu akan dianugerahkankepadamu, tapi aku bersikap seolah-olah itu milikku.







Aku tidak hanya tidak menjaganya dengan baik (hartaitu berkarat dan penuh kotoran) tapi aku betul2 memandang rendah itu sampai akumenjajakannya di pinggir-pinggir jalan. aku memberikan itu pada setiap orangyang aku suka. aku bahkan melemparkan harta itu kepada babi-babi dan anjingyang menginjak-injak, meludahi harta itu. aku menyia-nyiakan harta Tuan kita.



Sampai suatu hari, Tuan kita menegurku."Dimana harta-Ku yang kutitipkan kepadamu?"







Dan aku memberikan padanya seonggok sampah. hartaitu sudah menjadi tumpukan sampah yang berbau busuk. Tuan kita sampai harusmenutup hidung-nya karena sampah itu begitu bau ... Ia menegurku, 'Tidakkah kautau, harta itu bukan milikmu? Harta itu milik-Ku dan suatu hari nanti akanKuberikan pada ksatria. Kenapa kau tidak menjaganya baik-baik? Apa yang kelakakan kaukatakan ketika ksatria datang dan meminta hartanya?'







Aku membela diriku, 'apakah ia memang ada? sudahbegitu lama aku hidup, dan suara jejak kakinya pun tidak sampai ke telinggaku.apakah ia memang ada? aku pikir ia tidak akan pernah datang, jadi kuhabiskansaja harta itu. lagipula jika ia datang belum tentu juga ia akan menghargaiharta itu. lihatlah Tuan, aku sudah membagikannya kepada banyak babi, kepadaanjing-anjing dan tidak satupun dari mereka yang menghargainya. Babi-babi itumenginjak-injak harta itu. anjing-anjing meludahinya. Jadi aku pikir ksatriajuga akan melakukan hal yang sama. untung apa aku bersusah payah menjaganya?!'







Waktu itu Tuan kita memandangku dengan tajam,'Harta itu milik-Ku dan Aku akan memberikannya kepada siapa Aku berkenanmemberikannya. Harta itu upah yang Aku sediakan bagi ksatria. Anjing2 tidakmengerti harganya, babi-babi apalagi ... tapi seorang ksatria tahu menghargaiharta Ilahi. Seorang ksatria tidak hanya tau harga dari harta Ilahi, ia jugatau cara menjaganya. Ketika ia kembali dan meminta harta Ilahi itu, apa yangakan kau katakan kepadanya?'



Ksatria, aku bersalah kepadamu. sungguh. akuberdosa kepada Tuan kita, dan aku bersalah kepadamu. karena aku tidak menjagaapa yang kelak akan menjadi milikmu. aku mengira kau tidak akan pernah datang... aku menganggap kau sama dengan babi-babi dan anjing-anjing itu ... akutidak menghargaimu sama sekali. bahkan dahulu aku berpendapat aku akanmemberikan sampah itu kepadamu, kau yang harus bersihkan itu sendiri ... bukanaku. Aku tidak mau bertanggung jawab.







Tuan kita bermurah hati kepadaku. ketika akumengakui kesalahanku dan aku menyerahkan sampah itu kedalam tangan-Nya, Iamembersihkannya. kotoran-kotoran itu dibersihkan. bau itu perlahan-lahanhilang. harta itu dicuci dengan darah-Nya. tapi Ia berkata kepadaku, 'Aku bisamembersihkan kotoran-kotoran yang ada, tapi semua keping yang telah kau berikankepada orang lain, tidak bisa dikembalikan.' Ya, harta itu perlahan-lahankembali menjadi bersih, tapi tidak lagi lengkap. Kembali menjadi suci tapitidak lagi sempurna ... seperti keadaan semula. Harta itu tidak seutuh duluketika Tuan kita menitipkannya kepadaku.







Maafkan aku, ksatria.







Bertahun-tahun aku membagikan hatiku untuk semuapria yang aku sukai. dan mereka tidak pernah menghargai itu. merekamenginjak-injaknya. mereka tidak menghargai itu, karena memang hatiku bukanbagian mereka. Hatiku itu upah yang Tuan kita sediakan khusus untukmu. Ituupahmu. Itu bagianmu. Karena kesalahanku, aku tidak menjaga hatiku baik-baik.banyak kepahitan yang ada di dalamnya, banyak luka, hatiku busuk dan berbau.dulu aku tidak peduli, bahkan dulu aku bertekad membawa masuk hati yang busukkedalam hubungan kita kelak ... karena aku begitu memandang rendah kau,ksatria. Tapi itu dahulu. ketika aku bertobat, Tuan kita mengubahnya, tapikeeping-keping yang sudah kujajakan dengan percuma, keping-keping yang hilangdi mulut babi-babi, keping-keping yang hancur dibawah kaki para anjing, tidakbisa kembali. Keping-keping itu hilang ... dan aku sungguh-sungguh menyesal.



Sekarang, aku menyerahkan keping-keping yangtersisa kepada Tuan kita. aku memeteraikan itu dibawah Nama-Nya. aku berjanjitidak akan memberikan keping-keping itu lagi kepada siapapun. Aku belajar utkmenjaga hatiku, karena aku sadar hatiku bukan milikku, itu milik Tuan kita. dan suatu saat nanti, itu akan menjadi milikmu.







Ksatria, dimanapun kau berada, berperanglah dengansetia. Bawalah pulang kemenangan-kemenangan yang mulia untuk Tuan kita. Kautidak perlu tergesa-gesa atau menujukan matamu kepada upah itu. tujukan matamukepada Tuan kita dan tujukan tanganmu kepada peperanganmu. ingat, Tuan kitatidak akan memberikan upah itu kepadamu, sampai kau menggenapi bagianmu. Danjangan kuatir, selama engkau setia Tuan kita juga tidak akan memberikan upahmukepada orang lain Aku berjanji akan menjaga hartamu selama kau berperang. Tidaklagi akan ada babi dan anjing yang mengotori hartamu. Bertempurlah dengansetia, dan kelak Tuan kita yang melihat semua kesetiaanmu, semua jerih lelahmuakan memandang kau layak untuk menerima kehormatan yang lebih besar. Ia akanmemberikan tanggung jawab yang lebih besar kepadamu, memiliki dan merawat hartamilik-Nya, hatiku.







your (future) queen







Jakarta,29 Juli 2004



"siapa mendapat istri, mendapat sesuatu yangbaik dan ia dikenan Tuhan" amsal 18 : 22

No comments: