Ayat Hapalan:
Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.
Amsal 31:12-13
Bacaan Alkitab: Mazmur 1:1-3
Kalo di hari ke-3 kemaren aku belajar melakukan FirTu sebagai standar istri yang cakap, dan berkomitmen untuk merenungkannya, mengingat dan menyimpannya di hatiku. Maka hari ini kembali aku diingatkan lagi untuk TETAP BERAKAR PADA FIRMAN ALLAH.
Dikatakan di ayat yang ke-3:
Orang yang merenungkan Taurat siang dan malam akan berhasil. Ia menghasilkan buah pada musimnya.
Aku yang merenungkan firman Allah akan berhasil menjadi istri yang cakap. Benih Firman yang tertanam akan berbuah. Betapa aku gak sabar menantikan buahnya secepatnya. Waksss...!!!! Apa kamu bilang Meg? Secepatnya? Gak salah tuh? Tunggu udah musim kaleeeee.........
Logika aje ye....Hari ini tanam benih jagung, mosok mau besok langsung berbuah?
*omong-omong Meg, kok contohnya benih jagung?*
Hahahahahaha, mau pamer ini nih, kami eh teman-temanku deng menanam jagung beberapa bulan yang lalu di belakang kantor. Nah, sekarang tu tanaman dah mulai besar, senang euy ngeliatnya. Nih dia....
Jagung-jagung itu ditanam bersamaan waktunya, gak ada yang beda harinya, tapi seperti yang aku liat, besarnya beda-beda looo.....Ada yang udah mau berbuah sekarang, ada yang tinggi, tapi ada juga yang masih kecil. Mungkin ini nih bedanya yang berakar ma yang kagak ya?*maksaaa....* Hohohohoho. Tapi emang beda kan?!!
Pada musimnya alias pada waktunya, setiap benih Firman yang tertanam akan berbuah.
MUSIMNYA....
Gak berarti besok...
Ato minggu depan...
Or bulan depan....
Bahkan, belum tentu juga tahun depan....!!!
Kita mau sesuatu yang instant!
Pada musimnya pasti kita akan berbuah, sementara itu, Allah mau benih-benih Firman yang ditaburNya berakar kuat menancap dalam hati kita. Perlu waktu tuh...Gak Cuma sehari dua hari (apalagi Cuma se-jam dua jam).
Gimana supaya kita menghasilkan buah pada musimnya?
*Mengingat-ingat apa yang dilakukan sewaktu bertanam ria.*
1. Membajak tanah hati kita
Iyo, pernah liat kan tanah persawahan yang dibajak sama kerbau? Supaya jadi lembut dan gak keras.Supaya gampang ntar benih-benih berakar ke dalam tanah itu. Hati kita juga sama kok. Kalo hati kita belum lembut dan ancur, masih keras kayak batu, jangan harap Firman Allah bisa kuat berakar, susye.....Seringkali Allah ‘menghancurkan’ tanah hati kita, supaya Dia bisa menanam FirmanNya dan menghasilkan buah berlimpah. Dia ‘menghancurkan’ dalam artian membuat kita gak keras hati lagi, membuat kita menyadari bahwa sesungguhNya kehendakNya lah yang terbaik, membuat kita berserah dan mengakui hanya FirmanNya yang benar dan membuat kita hidup. Setiap perkataanNya saja yang mampu mengubahkan kita. Hati yang lembut berbicara tentang kesediaan menerima firmanNya dan menaatiNya apapun keadaan kita. Yok, kita lembutkan hati kita bagi setiap firman-Nya.
2. Memelihara benih Firman
Bagaimana memeliharanya? Dengan cara menyediakan dan mengkondisikan diri kita mendapatkan apa saja yang diperlukannya untuk bertumbuh. Kalo tanaman memerlukan air untuk tumbuh, maka Firman Allah yang ditanam di hati kita juga, kita perlu dekat dengan Air Hidup-Yesus sendiri, untuk menumbuhkan kita. Percuma kita merenungkan Taurat siang dan malam kalau kita hidup jauh dari Yesus-Dialah Firman yang hidup,pada akhirnya semua perenungan itu Cuma akan jadi pengetahuan aja kalo kita jauh dariNya, gak akan membuat kita berbuah. Boro-boro berbuah, mengubahkan kita pun ngga. Yesus adalah Firman Allah yang telah menjadi manusia. Semua yang Allah inginkan kita menjadi melalui FirmanNya, sudah terwujud dalam Yesus.
Apalagi yang kita perlukan untuk berbuah? Tanaman perlu oksigen untuk hidup, oksigen dia perlukan untuk bernafas. Nah, berarti kita juga perlu bernapas. Tau kan nafas kita darimane? Ah, anak TK pun tau... :p Doa adalah napas kita. Supaya firman terus berakar, dalam hidup kita, kita perlu berdoa. Mendengarkan dan berkata-kata pada Yesus, membuat kita terus dekat denganNya, membuat kita menerima aliran Air HidupNya, diriNya sendiri.
3. Membuang hama pengganggu
Seringkali yang menghalangi tanaman berbuah lebat adalah tanaman atau hewan pengganggu di sekitarnya, yang menghalangi tanaman menyerap makanan dari tanah ato bahkan mencuri makanannya. Selama ini, apa saja yang menghalangi kita berbuah? Ato berakar pada Firman Allah? Kemalasan kita kah? Ato dosa-dosa? SINGKIRKAN SEMUANYA!!! SEGERA!! Kalau kita sudah punya hati yang mau mendengarkan Tuhan, sudah memberikan apa saja yang diperlukan untuk bertumbuh, tapi belum membuang segala hama pengganggu, wah...kapan mau berbuah lebat?
Omong-omong, aku ketawa sendiri baca ketikanku di atas, dah berlagak jadi sarjana pertanian aja nih aku, hahahahahaha. Bentar lagi yang orang pertanian protes dah ngeliat tulisanku :p
Hari ini, aku berkomitmen untuk terus berakar dalam Firman Tuhan, sampai BERBUAH!!
Kasongan, 4 Januari 2012
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment