Tuesday, January 31, 2012

Hari Ke-29:Memaksimalkan Setiap Hari

Ayat Hapalan:
Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam.
Tangannya ditaruh pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.
Amsal 31:18-19

Bacaan Alkitab: Yakobus 4:13-14
Jadi sekarang, hai kamu yang berkata:”Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

I love to make plan, hehehehehe...
Ntar, kalo apa yang aku rencakan gak jadi ato tertunda, bakal bingung n jengkel sebentar or frustasi bentar, trus...nyantai aja. Mulai deh merencanakan hal lain, hehehehehehehe. Aku menikmati petualanganku bersama TUHAN, melihat kemana Dia akan membawaku setiap hari, kejutan-kejutan yang kuterima sepanjang perjalanan. AGAIN, bukan berarti aku gak punya rencana ya...Aku tetap punya rencana. TAPI, sekarang lebih mudah bagiku menerima ‘intervensi’ TUHAN atas rencana-rencanaku.

Tadi malam aku ketawa ngeliat postingan Dhieta tentang Rumah Impiannya , pergumulan kita sama Dit ^^’ Jadi mengingat apa yang aku alami sepanjang hari kemaren.

Tahun ini, targetku adalah mempunyai rumah sendiri. Tahun ini! Entah kenapa, punya keinginan kuat, harus tahun ini. Aku ingin belajar mengurus ‘rumah’ ku sendiri. Kebayang deh, aku mau menanami tanaman di sekeliling rumahku, kayak istri yang cakap tu lhooo, yang menanami ladangnya....Aku perlu praktek dunk ah. Sebenarnya, aku bukan orang yang bertangan hijau, gak suka menanam atau memelihara sesuatu karena aku bukan orang yang telaten, di awal bisa semangat, dan ntar ke belakang makin mundur. Tapi aku mau belajar mmelihara rumahku sendiri. Memelihara apa yang telah TUHAN percayakan padaku (AMEN.AMEN.AMEN). Mosok, aku mau biarkan terlantar.

Pengen melatih kecakapanku mengurus rumah. Menjadikan rumahku tempat yang paling nyaman di seluruh dunia (minimal buatku lahhh...^^V). Well, pekerjaan sebagai PNS bikin capek. Dari pagi sampai sore full di kantor. Kalo dah libur maunya istirahat aja. Untuk keluar lagi rasanya melelahkan. Selain kantor, kupikir lingkungan rumahku lah tempatku bersaksi. Jadi wajib dong punya punya rumah yang bisa bikin betah, kalo ga buat semua yang berkunjung, ya buatku dulu lah. Gak lucu kan kao kita gak betah di rumah sendiri. My house is my home, bukan sekedar bangunan tempatku tinggal sehabis kerja, tapi bener-bener tempatku merasa ‘pulang’, halaaaaahhh....bahasaku ^^V

Rindu juga bisa mengundang orang lain dan mereka yang datang melihat apa yang TUHAN perbuat dalam rumahku. Dalam hidupku. Huaaaa...ASLI, aku exciting banget nih ngebayanginnya ^^’ *khayalan tingkat tinggi* Pengen banget punya rumah sendiri supaya bisa mengundang orang lain bersekutu bareng, buat PA ato persekutuan doa bareng. Selama ini, tinggal ikut tante, jadi gak memungkinkan melakukan hal ini. Rindu sangat rumahku jadi rumah doa \(“,)/ Bisa melayani di rumah sendiri tu...WOWWWW!!!!

Kemaren, aku sudah bertemu orang dari developer rumah yang akan kubeli secara kredit (jadi jangan heran kalo ntar rumahku jadi dan kalian main ada bunyi:DITTTT...DITT..DITT...hohohohohoho). Kalo udah bayar uang mukanya separo, katanya bakal mulai dibangun. Saat kami bertemu, kami membicarakan banyak hal, model rumah (apakah sama dengan standar dari mereka), letak WC, sekatnya, dll. Dan ternyata, hiks...T_T Ada banyak tambahan di luar uang muka yang separo tadi kalo aku emang mau puas dengan hasilnya. Duh TUHAN, duit dari mana nih? Agak-agak lemes lah aku mikirnya, kalo gini piye, kalo gitu piye, kepalaku penuh mikirinnya. Akhirnya kubilang, ntar dulu lah ngebangunnya....Mau cari tambahan duit dulu biar bagusan dikitlah ^^V

Aku punya rencana. Punya banyak impian tentang rumah ini. Yang utama sih pengen punya tahun ini. Tapi, mendapati banyak hal yang harus dipikirin, duit, trus pengembangan ke depannya ntar, huaaaa......PUSINGGGGG.....!

Sampai aku mulai berucap, “TUHAN, rumah ini bukan milikku, tapi milikMU, kalo TUHAN berkenan tahun ini pasti jadi , gimanapun caranya. Kalopun gak tahun ini, aku tahu TUHAN punya waktu yang tepat.”

Rumah ini (entah jadinya kapan dan bagaimana) adalah dari TUHAN, oleh TUHAN dan untuk TUHAN. Pokoke kalo udah masalah rumah, yang aku ingat adalah jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah ini, sia-sialah usaha orang yang membangunnya. Gak mau aku membangun sesuatu yang sia-sia Cuma karena ‘terdesak’ jadwal pribadiku. Aku sekarang sedang belajar menanti-nanti TUHAN mau buat apa rumah ini. Aku kembali merencanakan segalanya, dan gak terburu-buru dengan jadwalku, mencari informasi (dan uang pastinya), gak mau grasak-grusuk. Belajar mempercayai TUHAN yang akan membangun rumah ini, bukan dengan kekuatanku sendiri. Dalam waktunya TUHAN dan dengan caraNYA rumah ini jadi. Aku percaya.

Aku telah melakukan apa yang bisa aku lakukan hari ini.
Bener-bener belajar untuk gak memaksa meminta apa yang belum menjadi bagianku.
Belajar merencanakan bersama TUHAN
Belajar bersabar....
Belajar menanti....
Dan bertindak pada waktu yang telah ditetapkan TUHAN.


Kasongan, 31 Januari 2012
-Mega Menulis-



No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...