Thursday, February 19, 2015

Just Give Me a Reason

Lagi.
Perbedaan antara aku dan abangku :p
Bukannya mau ngomongin lagunya Pink yang judulnya Just Give Me a Reason kok, weeekkk…. :p
Sebenarnya aku mau mengatakan perbedaan pria dan wanita, tapi kok kesannya kayak nyari temen banget ya aku, menggeneralisir semua, hahahaha. Ntar ada yang gak terima pulak. LOL. Lagipula gak semua orang seperti kami, hehehe. Ini (lagi-lagi) tentang perbedaan kami.
Oke, gini… saat aku menanyakan sesuatu pada abangku seperti ini:
Bagus yang mana bang baju model A atau model B?
Rambutku bagusan panjang atau pendek?
Piihan X atau Y?
Saat abangku menjawab pendapatnya, maka pertanyaanku berikutnya adalah:
KENAPA?
Jrengggg…jrengggg….!!!
Entah kenapa, aku gak puas hanya mendapatkan jawabannya, I need the reason most.Not the answer

Bayangkan situasi ini:
Aku : Bagusan mana bang, baju yang item ato merah?
Abangku : Bagus yang item dek.
Aku : Kenapa?
Abangku : Abang lebih suka yang item sih, kalo adek suka yang mana?
Aku : Lah? Kan aku yang nanya bangggg..*gemes* Menurut abang kan bagus yang item, emang kenapa sih dengan yang merah?
Abangku : Ga papa sih yang merah bagus juga.
Aku : Lalu? Kok abang pilih yang item?
Abangku : Suka aja.
Aku : Mosok suka doang? Gak ada alasannya gitu? *mokso*
Abangku : Terserah adek aja deh *pingsan* ^^’

Aku butuh alasan yang bagus. Sedangkan bagi abangku, alasan SUKA itu dah cukup, hahahaha.
Jawaban dan alasan itu BEDA.
Seringkali waktu abangku, menjawab ”Bagus” atau ”Jelek”, aku ngomel, gak puas karena bagus ato jeleknya gak pakai alasan :p Padahal jawaban abang bisa aja jujur (aku bilang bisa saja, karena biasanya ada juga tuh cowok yang pengen cepet selesai urusan dan menjawab sesuai dengan jawaban yang menurutnya diinginkan si cewek) , piss bang ^^V
Seorang teman cowok pernah mengeluhkan,”Cewek ini aneh, ga suka dibohongin, tapi kalo kita jujur malah marah.”
Hahahahaha.
Nah loooo....Iya juga sih ya.
Respon cewek-cewek ini seringkali gak menyenangkan saat si cowok berkata jujur.
Kita cemberut. Ngambek. Marah. Diam. Nangis.
LOL.

Terkadang, aku menerima pilihan abangku, terkadang ngga.
Jika alasannya tepat, kuat dan masuk akal, aku akan menerima masukannya, jika tidak…aku akan memilih pilihanku sendiri.
Tebak, yang mana yang sering terjadi?
Yup. Aku lebih sering menolak pilihannya, bukannya apa sih, terkadang abangku gak memberikan alasan akan pilihannya sih. Baginya, bukan hal yang penting tuh baju item atau merah yang kupilih. Atau, rambutku kupotong pendek atau ngga. As long as aku ngerasa nyaman, yang mana pun sama aja sebenarnya baginya. Cuma untuk hal yang penting baginya, wooooo…lain cerita :p Kami bisa mendiskusikan hal tersebut beberapa kali dalam tempo yang sesingkat-singkatnya (hari ini dibahas, ehhhhh…besok-besoknya dibahas lagi :p)

Saat kami membicarakan hal ini, abangku mulai berubah.Aku juga mulai berubah.
Abangku mulai menyertakan alasannya yang jelas, saat menyatakan pendapatnya, terlebih saat dia melihat itu penting bagiku.
Aku berusaha gak ngambek kalau abangku gak memberikan alasannya, karena bisa jadi memang alasannya ‘SUKA’ doang. Aku perlu belajar menerimanya. LOL

Kasongan, 18 Februari 2015
-Mega Menulis-

2 comments:

Agenda ibu rumah tangga said...

Jiahh mba mega....ini penyakit wanita...suka nanya padahal ud ada opini dewe, trus klo ga dijawab marah...dijawab pun ga diterima sarannya...wkwk..ini skenario mirip aku n hubby ku

Mega said...

Nampaknya harus tobat kita Yun ^^ Gkgkgk

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...