#NulisRandom2015
Hari ke-26
Setelah membaca nasihat Petrus tentang hidup bersama sebagai
suami istri di 1 Petrus 3:1-7 eh… ayat ke-8 berbunyi seperti ini:
Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati. Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. 1 Petrus 3:8-9
‘SEIA SEKATA SEPERASAAN’
itu gimana caranya ya?
Bukannya biasa tuh yang namanya beda pendapat?
Beda kepala, beda pemikiran kan? Suami mau begini, istri mau
begono. Istri mikir begitu, suami mikir begito. Suami mikir dengan logika,
istri cederung make perasaan. Belum lagi beda sudut pandang pria dan wanita
beda, gimana mau seia sekata?
Aku tertarik pada kalimat: Dan akhirnya
Semula kupikir itu berarti Om Petrus mau ngasih kesimpulan
atas isi suratnya gitu, ato pesan terakhirnya gitulah. Eh, tapi masih banyak
kali suratnya, belum habis, hehehe. Hari ini aku mikir gini, gimana kalo yang
dimaksudnya adalah :
OKE, kalian boleh beda di awalnya, kalian boleh punya
pemikiran masing-masing saat akan mengambil keputusan TAPIIIII …pada saat kalian sudah mengambil keputusan
bersama, apapun keputusan akhirnya, kalian KUDU MUST HARUS SEPAKAT. Mungkin
awalnya istri/suami gak terlalu setuju dengan keputusan tersebut karena masing-masing
menganggap keputusannya paling benar, namun setelah melalui proses komunikasi,
mempertimbangkan bareng segala hal, maka suatu keputusan diambil. Nah, kalau
sudah diputuskan ya semua pihak harus mendukung keputusan tersebut. Harus satu
suara. Semua berusaha melakukan apa yang telah disepakati. AKHIRNYA, KUDU SEIA SEKATA, meskipun proses awalnya ngga :p
Supaya seia sekata seperasaan, saat beda pendapat suami
istri harus:
-Saling mengasihi
Walaupun berbeda pendapat pada awalnya, kalau suami istri
saling mengasihi pasti akan saling menghargai dan menghormati pendapat yang
lain. Sebisa mungkin mencari jalan keluar yang baik dan mau mengalah karena gak
mau bertengkar, hehehehe. Keputusan yang akan diambil tentunya gak lebih
penting dari hubungan kan? Pastinya saat mengambil keputusan keduanya akan
berusaha menekan ego masing-masing karena tidak ingin menyakiti orang yang
dikasihinya.
-Punya hati yang mau diajar
Ini super duper penting. Ingat, kita gak tahu semua hal, suami/istri
bisa jadi mengetahui apa yang gak kita tahu. Apa yang menurut kita baik belum
tentu baik untuk orang lain. Sudut pandang kita mungkin melewatkan sudut
pandang orang lain. Karenanya kita harus mau mendengar, membuka hati dan
telinga kita untuk selalu belajar dan gak ngotot pada pendapat kita sendiri.
-Rendah hati
Dan bagaimana mungkin kita mau mendengar dan belajar dari
suami/istri kita kalau kita merasa paling benar? Butuh kerendahan hati untuk
mau diajar orang lain.
Aku dan suami sering berbeda pendapat, tapi puji Tuhan saat
keputusan sudah diambil, kami sama-sama berusaha melaksanakan apa yang
disepakati. Pergumulanku yang terberat adalah membuka hati untuk mau menerima
sudut pandang yang berbeda dari suami. Yang sering terjadi, saat dia
menyampaikan pendapatnya, dalam hati aku membatin,”Tapi kan begini…harusnya kan
begini….ntar begini…kalau gitu ntar ini lo yang terjadi”. Fiuhhhh, jelek banget
ya sikap hatiku, aku mendengar tapi gak mau membuka hati pada sudut pandang
suami, parahhhh….padahal suami sudah lemah lembut lo menjelaskan maksudnya. Sampai
akhirnya aku memutuskan mendengarkan dengan sungguh-sunguh dan mempertimbangkan
sudut pandangnya sungguh-sungguh, dan yaaa…dia membuka mataku untuk melihat
dari sudut pandang lain yang selama ini gak aku lihat.
Kasongan, 24 Juni 2015
-Mega Menulis-
2 comments:
dia membuka mataku untuk melihat dari sudut pandang lain yang selama ini gak aku lihat....Dan kita jg buka mata dia kok haha
Bu Meicky : Betulllll...Ternyata dia selama ini gak pernah mikir seperti cara aku mikir, hahaha. Ternyata sama-sama saling membuka mata ya bu :)
Post a Comment