Saturday, February 25, 2017

Bilangan 7, Kisah Para Rasul 25, Amsal 25

Bilangan 7

Bilangan 7:9 (TB)  Tetapi kepada bani Kehat tidak diberikannya apa-apa, karena pekerjaan mereka ialah mengurus barang-barang kudus, yang harus diangkat di atas bahunya.

Pernah gak merasa iri dengan seseorang yang Tuhan  berkati dengan sarana prasarana lebih dari yang kita miliki?
Bani Kehat gak diberikan sarana yang lebih dari bani lain, malahan dikatakan mereka gak diberikan apa-apa. Mereka harus mengangkat segala sesuatu dengan bahunha. Nah lo...! Kasihan banget, awalnya aku mikir gitu.  Tapi setelah direnung-renungkan,  mereka gak perlu dikasihani karena:
-pekerjaan  mereka GAK MEMERLUKAN sarana prasarana berupa kereta tersebut
-Tuhan tahu kok apa yang mereka butuhkan
-saat Tuhan gak memberikan kita sesuatu,  kita bebas dari tanggung jawab mengurus barang tersebut

Aku diingatkan lagi, kalau Tuhan memintaku melakukan pekerjaan  pelayanan  bagiNya,  Dia akan menyediakan segala yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan  itu.  Kalau ngga,  berarti memang aku gak memerlukannya.  Ak gak perlu iri dengan orang lain,  Tuhan lebih tahu apa yang kuperlukan, mungkin yang aku perlukan adalah bahu yang kuat seperti bani Kehat,  buhannya kereta dan lembu. Aku malahan harus bersyukur karena dibebaskan dari tanggung jawab mengurus barang tersebut.

Bilangan 7:11 (TB)  TUHAN berfirman kepada Musa: "Satu pemimpin setiap hari haruslah mempersembahkan persembahannya untuk mentahbiskan mezbah itu."

Setiap hari pemimpin dari suku Israel bergantian memberikan persembahan YANG SAMA,  lalu kenapa harus disebut satu-satu ya, hati pertama  si A dari suku A,  hari kedua si B dari suku B,  dst.  Ternyata ada KETERTIBAN dalam pencatatan persembahan.  Iya... Ya... Di pasal sebelumnya kan juga seperti itu ya. Dari dulu hingga sekarang,  masalah persembahan  di gereja pun dicatat dan diumumkan dengan baik kepada jemaat.  Sempat berpikir,  ah... Buat apa ya seperti itu, katanya kalau memberi gak usah digembor-gemborkan,  tapi ternyata  pencatatan dan pengumuman seperti itu baik karena:
-menjaga para pelayan Tuhan supaya gak jatuh ke dalam dosa
-mengajarkan orang lain untuk setia dan taat dalam hal memberi bahkan dari yang sedikit

Aku kali ini memperhatikan urutan para pemimpin bani-bani tersebut memberikan persembahan,  kenapa urutannya seperti itu?
Terus aku coba cocokkan dengan lokasi berkemah mereka di Bilangan 2,eh ternyata pas lo sesuai arah mata angin, dimulai dari timur. Kebetulan? Kupikir ngga sih. Tuhan rupanya menyukai keteraturan dalam umatNya dan Dia menolong Musa dalam memimpin umatNya. Kalau gak ada penempatan seperti itu,  kalau gak ada aturan,  mungkin semua melakukan suka-sukanya. Tapi Tuhan gak mau seperti itu,  Dia mau umatnya hidup tertib dan tunduk pada pimpinanNya.Luar biasa :)

Amsal 25

Amsal 25:28 (TB)  Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.

Tembok penting bagi sebuah kota untuk melindungi kota supaya musuh gak bisa masuk.  Tanpa tembok maka kota tersebut akan rentan dengan kehancuran.
Nah,  kalau orang gak punya pengendalian diri,  dosa dapat dengan gampang menghancurkan kehidupan seseorang. Pertama-tama melakukan dosa maka rasa bersalah menghantui,  tapi kalau ga ada pertobatan,  dosa-dosa lain mulai dilakukan tanpa rasa bersalah lagi,  lama- kelamaan hidup hancur karena dosa.

Tuhan,  aku minta ampun kalau aku sering gagal mengendalikan diriku,  tolong aku supaya bisa mengendalikan diri,  supaya dosa jangan menguasaiku dan menghancurkan aku.

Kisah Para Rasul 25

Kisah Para Rasul 25:9 (TB)  Tetapi Festus yang hendak mengambil hati orang Yahudi, menjawab Paulus, katanya: "Apakah engkau bersedia pergi ke Yerusalem, supaya engkau dihakimi di sana di hadapanku tentang perkara ini?"

Festus hendak mengambil hati orang Yahudi sehingga membiarkan Paulus dipenjara,  dia ingin Paulus dihakimi  di Yerusalem  juga untuk menyenangkan hati orang Yahudi.  Dia bersikap tidak adil,  padahal jabatannya menuntut dia bersikap adil. 

Ini jadi perenunganku, sebagai pengikut Kristus,  sudahkah aku bersikap adil? Apakah aku melakukan sesuatu hanya untuk menyenangkan orang lain? Apakah demi menyenangkan orang lain aku tega merugikan orang lain? Tuhan ingin aku hidup untuk menyenangkan Dia,  saat aku berkata kalau aku adalah pengikut Kristus,  aku harus bertanggung jawab dengan perkataanku.

Kasongan,  25 Februari 2017
-Mega Menulis-

No comments: