Saturday, February 25, 2017

Keluaran 25-27, Kisah Para Rasul 7, Amsal 7

Keluaran  25-27

Membaca tentang berbagai ketentuan dari Tuhan mengenai petunjuk mendirikan kemah suci dan pembuatan perabotannya ini sejujurnya agak membosankan (mungkin karena aku gak mengerti maksudnya Tuhan memberi berbagai petunjuk mendetail tentang banyak hal,hehehe). Tapi Tuhan benar-benar detail ya. Sebenarnya tadi pagi aku baca pasal-pasal ini dan belum dapat rhema apa-apa, yang ada malah heran dan bertanya-tanya kenapa ya Tuhan ingin bangsa Israel​ membuat sesuatu yang gak pernah mereka lihat dengan detail seperti itu susahnya, awalnya aku gak ngerti, tapi setelah baca penjelasan Ci Shinta, rupanya ada makna tertentu dari apa yang mereka buat.

Aku jadi mikir gini, mudah untuk taat sewaktu kita tahu persis Tuhan maunya apa, maksudnya apa. Tapi kalau ngga, apakah kita akan tetap taat? Ketaatan dimulai dengan berkata,"Ya Tuhan,aku mau". Sikap hati kita di awal akan menentukan bagaimana nantinya . Kalau kita bersedia mengatakan Ya buat setiap kehendakNya, Tuhan pasti bukakan jalan, ada berbagai cara. Tapi kalau dari awal kita gak bersedia,akan ada saja alasan untuk TIDAK MELAKUKAN kehendakNya. Bangsa Israel bisa saja kan menolak atau bertanya-tanya, "Kenapa harus begini? Kenapa begitu? Maksudnya apa?",tapi ngga tuh kayaknga padahal kemungkinan besar mereka gak ngerti maksudnya Tuhan apa.

Aku gak kebayang deh membuat barang-barang yang gak pernah dilihat tersebut 'cuma' dengan petunjuk yang Musa berikan. Gak ada gambarnya, gak ada blueprintnya, gak ada contohnya, wuih....Darimana bangsa Israel tahu kalau apa yang mereka buat sudah benar atau belum. Kupikir, benar-benar hanya kasih karunia Tuhan aja lah kalo sampe semuanya bisa jadi persis sama seperti yang Tuhan mau. Benar-benar Tuhan yang tolong mereka.

Tuhan, aku mau taat biarpun aku gak mengerti dengan jelas apa yang Tuhan mau. Berikan aku hati yang mau berkata 'Ya' untuk setiap yang Tuhan minta. Aku percaya Tuhan yang memampukan, Tuhan yang menyempurnakan segala yang kurang dari apa yang aku lakukan. Aku mau taat Tuhan. Amin

Kisah Para Rasul 7

Kisah Para Rasul 7:39 (TB)  Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir.

Bangsa Israel sudah mengalami mukzizat Tuhan, mereka mengalami penyertaan Tuhan yang memimpin perjalanan mereka dalam tiang api dan tiang awan, makanan mereka dikirimkan Tuhan dengan cara ajaib, Tuhan telah berperang buat mereka dan mereka diam saja. Tuhan sudah bawa mereka keluar dari perbudakan, tapi bangsa Israel malah merindukan kehidupan lama mereka. Astagaaaa...

Bagaimana dengan aku? Kelakuanku gak ubahnya seperti bangsa Israel yang merindukan kehidupan lamanya.Tuhan telah melepaskan aku yang dulunya budak dosa, Dia telah melakukan banyak perkara ajaib dalam hidupku, Dia telah memenuhi segala keperluanku, tapi kenapa aku masih mau kembali ke kehidupan lamaku sebelum kenal Tuhan. Seringkali aku memilih gak taat. Aku sering mendukakan Dia.

Tuhan, ampunilah aku karena sering kali lupa kalau aku sudah Tuhan bebaskan dari belenggu dosa. Aku masih sering merindukan kehidupan lamaku. Tuhan, hari ini aku mau bilang kalau yang lama telah berlalu dan sesungguhnya yang baru susah datang. Aku mau jadi manusia baru ya Tuhan, aku mau menanggalkan manusia lamaku ya Tuhan. Amin

Amsal 7

Amsal 7:2 (TB)  Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu.

Kenapa dikatakan agar kita menyimpan ajaran seperti biji mata?
Fungsi biji mata kita adalah untuk melihat. Perhatikan bagaimana kelopak mata dengan refleks melindungi biji mata kita saat ada benda asing yang dapat melukai mata ada. Saking pentingnya mata kita tuh.  Ya iya lah, gimana kita melihat kalo mata kita rusak. Kebayang ga kalau mata kita rusak dan kita gak bisa melihat, kita akan susah melangkah, nabrak sana-sini, tersesat dan gak tahu arah, asal melangkah.  Nah, kayak gitu juga, ajaran yang kita terima harus disimpan sebaik-baiknya dan jangan melupakannya. Ajaran itu akan memampukan kita melihat jelas jalan mana yang kita pilih, ajaran tersebut memberikan pedoman dalam melangkah supaya kita tidak tersesat.

Aku mau menerima ajaran dan didikan yang sesuai firman Tuhan supaya aku gak tersesat.

Tuhan, mampukan aku untuk menerima ajaran dan mampu mempraktekannya. Aku gak mau berjalan nabrak sana-sini karena gak tahu arah. Amun

Kasongan,  7 Februari 2017
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...