Sunday, June 7, 2015

Kesalahan Seorang Istri

#NulisRandom2015
Hari ke-7

Saat aku dan abangku pacaran gak pernah tuh marahan lama. Saat ada masalah, bentar aja kami baikan, gak pernah sampai berhari-hari. Jika aku berbuat salah, aku minta maaf, maka abangku akan segera memaafkan. Betapa aku bersyukur abangku gampang banget memberi maaf.Nah, kebalikannya denganku, sewaktu abangku meminta maaf saat berbuat salah, aku akan memberi maaf, tapiiii...beberapa waktu kemudian akan mengungkit kembali masalah tersebut. Yah meskipun gak lama, tapi tetap saja, aku beda dengannya. Sampai-sampai, saat kami punya masalah, abangku minta maaf dan dia bertanya apakah dimaafkan atau tidak, waktu aku bilang iya, dia akan bertanya lagi, yakin atau ngga, kalau ngga mending diomongin lagi.LOL.

Aku mengalami, sangat sulit bagi seorang wanita untuk segera memaafkan jika pasangannya berbuat salah. Setelah seorang suami meminta maaf atas kesalahannya, biasanya wanita dipenuhi keraguan dan ketakutan untuk segera memaafkan. Entah kenapa. Mungkin karena masih sakit hati, mungkin karena dia ingin memberi pelajaran bagi suaminya atau berbagai sebab lain aku pun gak ngerti.

Setelah menikah, baru-baru ini aku marah sama abangku. Posisinya aku di Kasongan, dia di Palangka Raya. Abangku sudah minta maaf, tapi aku masih gak terima.
Pikirku awalnya gini,kalau aku segera maafkan jangan-jangan ntar terulang lagi. Kalau aku maafkan segera, keenakan banget dong...ntar dia anggap enteng perkara ini.

Puji Tuhan, karena gak ketemu muka langsung, jadi sempat menenangkan diri, sempat berdoa, sempat mewek-mewek dan ngadu sama BABE. Aku diiingatkan beberapa kejadian, betapa banyaknya rumah tangga rusak karena istri gak mau memaafkan kesalahan suaminya. Mereka gak mau memaafkan dan malahan mengungkit-ungkit kesalahan sang suami. Jangan salah, suaminya dah nyesal dan minta maaf. Tapi karena kesalahannya terus-menerus dibicarakan, suami yang awalnya nyesal malah balik marah. Lagipula, setelah kupikir-pikir, aku juga turut bersalah. Bukan kesalahan suamiku sepenuhnya maka terjadi hal yang gak diinginkan tersebut. Aku membayangkan, bisa saja abang yang marah sama aku, lah...mau gimana, wong aku juga salah, kalau dia yang marah-aku minta maaf, tentunya aku mau kesalahanku dimaafkan. Tentunya aku gak suka jika dia terus-menerus mengulang kesalahanku. Kalau dipikir-pikir lagi, abangku bisa aja menyalahkanku dan gak minta maaf, tapi dia dengan rendah hati meminta maaf. Lalu kenapa aku harus jual mahal maafku saat dia bermurah hati bersedia mengaku salah?

Perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan Meg, perbuat padanya seperti kamu ingin dia perbuat padamu.Aku ingin dimaafkan jika berbuat salah, pastinya abangku juga demikian kan? Akhirnya, aku memutuskan. Aku memaafkan abangku. Selesai. Habis perkara. Gak ada cerita memperpanjang lagi masalah. Ga ada lagi mengungkit-ungkit masalah. Happy ending \(“,)/ Suami senang. Aku juga :p

Almarhum Ruth Graham, istri Pendeta Billy Graham, berkata, "Pernikahan adalah kesatuan antara dua pribadi yang saling memaafkan”. Saat aku berjanji mengasihi suamiku seumur hidupku (dengan pertolongan Tuhan), itu artinya aku juga berjanji memaafkan dia seumur hidupku (dengan pertolongan Tuhan juga pastinya). Kalau aku dan abangku gak mau belajar meminta maaf dan memberi maaf, bagaimana pernikahan kami akan bertahan? Kami sama-sama gak sempurna, ada kalanya aku yang akan jatuh dan bersalah padanya, demikian juga sebaliknya. Nah, kalau maaf begitu mahal, apa jadinya pernikahan dua orang yang sama-sama gak sempurna ini?

Palangka Raya, 7 Juni 2015
-Mega Menulis-



2 comments:

Mekar A. Pradipta said...

Sukaaaa banget sama post ini^^ Tul Meg, akhir2 ini aku belajar buat ngga marah lewat matahari tenggelam, seperti kata Firman Tuhan hehehe.... Apalagi sebenernya dasarnya aku ini orangnya tukang ngambek wkwkw... Beneran banyak diproses Tuhan dalam hal ini :))

Mega said...

Serius Dit, gak keliatan lo kalo dirimu tukang ngambek.Trnyata susah ya gak mengungkit-ungkit kesalahan tu, bener2 perlu doa dulu minta dimampukan mengampuni, gak memperpanjang masalah.