Saturday, May 1, 2021

Rambusa/ Ceplukan

"Wah, ini sering aku makan dulu waktu kecil", ucap suamiku sambil memetik buah kecil berwarna kuning tua.
"Lah, emang bisa dimakan?", kataku. "Bisa dong. Malahan enak banget, kayak markisa", ujarnya sambil memetik beberapa lagi.
Dalam hati aku ragu, wong tanamannya seperti tanaman liar gitu kok, ntar jangan-jangan beracun. Saat dia membuka buah itu, aku cek pakai Google Lens, eh bener. Dikenal sebagai Ceplukan, buah ini aslinya bernama Rambusa. Mungkin karena mirip rambutan ya, akakakak, buahnya tertutup kelopak bunga berambut gitu. 
Suamiku mulai memakannya dan memberikan ke Sara dan Sofia. Aslinya aku takut mencoba, tapi melihat Sara makan dengan enaknya, aku ikut mencoba juga. Eh iya, enak, manis. Sayang buahnya kecil banget, lagi pula yang masak dan siap makan hanya sedikit.
Hasil ngecek Google Lens dan diarahkan ke Wikipedia, dapat informasi ini:
Rambusa, markisa mini atau ermot adalah nama sejenis buah kecil, yang ketika masak tertutup oleh perbesaran kelopak bunga. Buah ini juga dikenal dengan berbagai nama daerah seperti ceplukan blungsun, senthiet, permot, rajutan, kaceprek atau ki leuleu’eur, dan timun dendang atau timun padang.
Nama ilmiah: Passiflora foetida
Klasifikasi lebih tinggi: Passiflora
Famili: Passifloraceae
Spesies: Passiflora foetida; Linnaeus, 1753
Tingkatan takson: Spesies
Ordo: Malpighiales
Pantas dia disebut Markisa mini, dalamnya mirip banget. Emang beneran mungil ni buah. Sementara aku mengaku ke suami baru pertama kali makan ini di umurku yang sudah 36 ini,suami mulai bernostalgia dan menyombongkan masa kecilnya yang katanya sering banget makan ini 😅
Unik banget sih Rambusa ini, buahnya yang masih muda tertutup kelopak bunga gitu. Untunglah kami tidak mencoba yang belum masak, menurut Wikipedia beracun. Kata suami, waktu kecil pernah coba yang hijau dan gak ngefek apa-apa sih. Yang jelas yang masak enak banget, manis. Pas googling lagi, ternyata  Rambusa mengandung berbagai macam nutrisi yang bagus untuk untuk kesehatan, antara lain kalsium, vitamin C, flavonoid, potassium, zat besi, fitronutrien, dan lain sebagainya. Bahkan diklaim memiliki banyak manfaat seperti : mencegah anemia, membuat tulang sehat, memperkuat gigi dan memelihara gusi, mengontrol tekanan darah, dll. Keren ya, padahal tampangnya gak meyakinkan. Bener-bener seperti tanaman liar gitu. Aku aja takut awalnya untuk makan. Well, ternyata enak. Ada yang pernah coba buah ini?

#jalankaki #naturewalk #naturestudy #rambusa #ceplukan #markisamini
Palangka Raya, 1 Mei 2021
-Mega Menulis-

Update : Baru tahu kalau orang Dayak menyebutnya dengan buah Cemot. Padahal waktu kecil sering dengar, tapi gak pernah lihat. Maklum kerjaan main di rumah dan jarang main ke alam. Duh, anakku jangan kayak emaknya lah. Mager dan gak memperhatikan alam sekitar. Ckckckck. 

No comments: