Tuesday, October 29, 2019

Pengkhotbah 10-11

Pengkhotbah 10

Scripture       
Pengkhotbah 10:1 (TB)  Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan.

Pengkhotbah 10:1 (FAYH)  BANGKAI lalat menyebabkan minyak wangi berbau busuk! Ya, satu kesalahan kecil lebih besar pengaruhnya daripada kebijaksanaan dan kehormatan yang banyak.

Observation & Aplication 
Pekerjaan kami di bagian umum mirip seperti yang digambarkan di ayat ini. Seorang kawanku bilang, kenapa ya saat kami melakukan pekerjaan kami dengan baik, gak ada yang menyadarinya. Tapi begitu kami melakukan kesalahan, baru deh semua orang ribut. Bukankah semua pekerjaan seperti itu? Karena nila setitik rusak susu sebelanga. Itulah dunia. Menyadari ini, ada berbagai pilihan respon:
- Asal mengerjakan segala pekerjaan, gak peduli hasilnya.
- Apatis. Cuek dalam kerja. Tergantung mood.
- Melakukan yang excellent.

Sebagai murid Kristus, aku cuma punya satu pilihan:Mengerjakan segala sesuatu dengan sekuat tenaga!
Kalau aku melakukan kesalahan, perbaiki! Minta maaf. Berusaha semakin baik.

Prayer
Tuhan, jangan biarkan aku menjadi apatis dalam bekerja. Tolong aku melakukan yang terbaik yang aku bisa dalam segala kesempatan yang Tuhan beri. Amin.


Pengkhotbah 11 

Scripture       
Pengkhotbah 11:8 (FAYH)  Berapa pun panjangnya umur seseorang, biarlah dia bersukacita sepanjang hidupnya, tetapi hendaknya ia ingat bahwa kekekalan jauh lebih panjang. Segala sesuatu di dunia ini sia-sia saja kalau dibandingkan dengan kekekalan.

Observation
Pagi-pagi bangun dapat WA dari Kak Nugi yang mengabarkan kalau Mas Nandar teman pelayanan pas di Kambium dulu meninggal. Dia meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Walaupun aku gak terlalu dekat, tapi aku mengingat dia sebagai pemain musik yang humble, yang cekatan menyiapkan berbagai peralatan, gak banyak omong tapi benar-benar siap saat diminta bantuan siapa pun.

Sempat bengong tadi pas tahu kabarnya. Pas baca ayat ini jadi ingat kalau hidup emang singkat tapi masih ada kekekalan yang panjang. Salah satu pengajar di Kambium, Kak Johan pernah bilang kalau diibaratkan sebuah garis yang panjang, kehidupan kita di dunia cuma titik pada garis itu. Hidup ini singkat, pemazmur bilang seperti uap yang muncul lalu lenyap. Pastikan setiap yang aku kerjakan bernilai dalam kekekalan nanti.

Selamat jalan Mas Nandar, sampai jumpa di kekekalan nanti.

Aplication
✔Jadi perenunganku:
- Apakah yang aku kerjakan mempunyai nilai dalam kekekalan?
- Apakah yang aku miliki sekarang bernilai kekal?
- Maukah aku karakter yang kumiliki sekarang kubawa ke dalam kekekalan?

Prayer
Tuhan, ampuni aku kalau selama ini aku lupa mengerjakan hal-hal yang bernilai kekal. Karakterku masih jelek dan dalam banyak hal aku masih memikirkan diri sendiri. Ampuni aku Tuhan. Amin.

Palangka Raya, 29 Oktober 2019
-Mega Menulis-

No comments: