Friday, November 6, 2020

Penjala Ikan Menjadi Penjala Manusia

Bacaan : MATIUS 4:18-22 (Yesus memanggil murid-murid yang pertama)

 

Dengan gampangnya, (calon) murid-murid Yesus meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Yesus. ASLI, begitu mudahnya, seperti gak berpikir, sepertinya cuma ini yang terjadi:

Yesus : Aku akan membuatmu menjadi penjala manusia. Yuk ikut Aku...!!!

(calon) murid : Ayoookkkk..... !(meninggalkan jalanya dan langsung mengikut Yesus).

Gitu doang loooo ^^ Gak ada tuh acara KKR dulu, atau Yesus menginjili mereka dan meminta mereka berdoa menjadi orang percaya, ga ada sesi penginjilan, ga adaaaa.... Emang sih sebelumnya Yesus memberitakan injil di Galilea, itupun hanya dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga  sudah dekat!"

 

Nyatanya pribadi Yesus begitu mempesona mereka sehingga mereka bersedia mengikuti Dia. Konon, perjumpaan dengan Yesus mengubah hidup seseorang. Tapi, secara spesifik bukan hanya berjumpa, harus ada kesediaan mengikut Dia. Si penjala akan diubah menjadi penjala manusia. Perjumpaan dengan Yesus hanya akan menghasilkan perubahan hidup saat seseorang mau mengikut Yesus dari dekat. Bukan dari kejauhan. Kenapa? Karena hanya dengan mengikut Dia maka  kita melihat Dia dari dekat bergaul akrab denganNya, mengetahui isi hatiNya,  mengenalnya dan melakukan apa yang Dia lakukan. Saat itulah hidup berubah.

 

Para murid yang awalnya mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, kemudian mencari manusia untuk diselamatkan. Dari yang awalnya memikirkan diri sendiri  menjadi memikirkan sesama. Panggilan Yesus mengubah hidup seseorang. Mengubah fokusnya, tujuannya,  caranya hidup, caranya memperlakukan sesama,  dll. Yesus berjanji membuat mereka melakukan yang lebih besar dari yang mereka lakukan sebelum mengikut Yesus. Dulu menjala ikan, kemudian menjala manusia. Yesus memenuhi janjiNya.

 

Saat mengikut Yesus, bukan berarti para murid tidak memerlukan hal-hal yang sebelumnya mereka perlukan (makan, minum, tempat berteduh, pasangan hidup ^^V, dll), they still need them. Bedanya, mereka mempercayai Yesus untuk memenuhinya. Mereka mempercayai Yesus-gak tahu sebesar apa rasa percaya mereka awalnya padaNya, yang jelas mereka percaya Dia. Bayangkan, mengikuti seorang anak tukang kayu. Bukan hal yang mudah Esmeralda! Apalagi jika memikirkan bagaimana kebutuhan mereka terpenuhi. Yesus bukan orang kaya, pekerjaannya gak jelas, gak punya prestasi apa-apa, terus, bagaimana kalo Yesus ini pendusta,bah!! Apa gak sia-sia tuh mereka mengikut Dia? Kalau Yesus bukan penipu, tetapi  gila, apa mereka yang mengikutnya tidak disebut gila juga? Mengikuti Yesus mendatangkan banyak resiko. Dan murid-murid mengambil resiko itu. Mereka memulai dengan iman, sayang ada yang tidak mengakhirinya dengan iman. Teringat kutipan yang baru kubaca akhir-akhir ini, aku lupa dari sapa, intinya seperti ini:Tidak penting bagaimana kamu memulai, yang penting bagaimana kamu mengakhirinya.

 

Ada pengorbanan dalam sebuah panggilan. Terkadang seseorang harus meninggalkan pekerjaan lamanya, hartanya bahkan keluarganya. Saat Tuhan memanggil kita mengikut Dia, ada pengorbanan yang harus kita lakukan. Sulit memang. Ada harga yang harus dibayar untuk sebuah panggilan. Tetapi itu sepadan. Pasti. Jim Elliot pernah berkata :"Tidaklah bodoh orang yang memberikan apa yang tidak dapat dipertahankannya demi memperoleh apa yang tidak dapat dirampas darinya.” 

 

Murid-murid meninggalkan keluarganya, pekerjaannya, dan kehidupannya untuk entah sampai berapa lama. Bagi orang lain mereka mungkin gila atau aneh atau bodoh, tapi mereka telah memilih yang terbaik dan tak mungkin dirampas darinya.

  Ditulis untuk Majalah Pearl


No comments: