Alat penjaga komitmen adalah pilihan yang anda buat saat ini untuk mengendalikan aksi-aksi anda pada masa mendatang.
Wednesday, March 31, 2021
Atomic Habits (Bab 14)
Alat penjaga komitmen adalah pilihan yang anda buat saat ini untuk mengendalikan aksi-aksi anda pada masa mendatang.
Mendengarkan Firman Tuhan
Bacaan : 1 Samuel 15 (Saul Ditolak Sebagai Raja)
Tuesday, March 30, 2021
Atomic Habits (Bab 13)
Aturan dua menit:Ketika anda memulai kebiasaan baru, kebiasaan itu harus dapat dilakukan dalam kurang dari dua menit.
Monday, March 29, 2021
Atomic Habits (Bab 12)
Benua berbeda memiliki bentuk berbeda, ujar seorang ahli antropologi dan biologi. Ya iya lah ya. Dalam hatiku, geblek banget yang buat pernyataan ini. Terus apa pentingnya? Perhatikan ini :Bentuk Benua Amerika dan Afrika yang memanjang dari utara sampai selatan sedangkan Eropa dan Asia memanjang dari barat ke timur. Perbedaan ini ternyata sangat berpengaruh dalam penyebaran pertanian, lebih mudah mengembangkan pertanian dari barat ke timur daripada sebaliknya karena iklim dari barat ke timur cenderung sama. Bisa sih mengembangkan pertanian dari utara ke selatan kalau mau, tapi membutuhkan usaha lebih banyak, iklim berbeda sehingga jenis tanaman yang cocok ditanam berbeda. Sedangkan manusia secara alami berusaha menghemat energi sebanyak mungkin. Jika harus memutuskan memilih di antara 2 pilihan yang mirip, sudah pasti kita akan mengambil pilihan yang paling mudah.
Kurangi hambatan yang terkait dengan kebiasaan baik. Tingkatkan hambatan yang terkait kebiasaan buruk.
Sunday, March 28, 2021
Markus 16, Amsal 13
Matius 28, Amsal 13
Yohanes 19, Amsal 13
Yohanes 18, Amsal 13
Lukas 23, Amsal 13
Markus 15, Amsal 13
Matius 27, Amsal 13
Yohanes 17, Amsal 12
Yohanes 16, Amsal 12
Yohanes 15
Yohanes 14, Amsal 12
Yohanes 13, Amsal 12
Lukas 22, Amsal 12
Atomic Habits (Bab 11)
Seorang guru besar membagi mahasiswa jurusan fotografinya menjadi dua kelompok, kuantitas dan kualitas. Kelompok kuantitas akan dinilai berdasarkan jumlah foto yang dikumpulkannya, 100 foto mendapat nilai A, 90 foto mendapat nilai B dan 80 foto bernilai C. Sedangkan kelompok kualitas hanya perlu menghasilkan 1 foto yang hampir sempurna untuk mendapat A. Menariknya, foto-foto terbaik dihasilkan kelompok kuantitas. Mereka memotret, mempelajari pencahayaan yang baik dari hasil sebelumnya, memotret dari berbagai sudut terbaik, mereka mempraktikkan dan mengevaluasi untuk perbaikan ke depannya.
-Mega Menulis-
Saturday, March 27, 2021
Atomic Habits (Bab 10)
Membingkai ulang kebiasaan dengan lebih berfokus pada manfaat ketimbang kerugian adalah cara yang cepat dan mudah untuk memprogram ulang pikiran dan menjadikan kebiasaan terkesan lebih menarik.
Friday, March 26, 2021
Validasi Emosi (Day 4)
Kehendak anak masih lemah karenanya orang tua perlu benar-benar mengawal proses pelatihan kebiasaan baik dan memastikan anak melakukannya. Proses habit training tidak semudah yang dibayangkan, dalam praktiknya orang tua selaku habit trainer akan berhadapan dengan penolakan anak yang disertai emosi, pedebatan, teriakan, tangisan dan berbagai ekspresi emosi lainnya. Salah satu teknik yang perlu diketahui orang tua adalah validasi emosi. Teknik ini tepat digunakan karena sesuai dengan bagaimana otak bekerja. Secara umum otak terdiri atas : Batang otak (otak reptil), limbic (otak mamalia) dan neo cortex (otak manusiawi). Otak reptile dan otak mamalia bekerja sama menjadi otak emosional yang berfungsi memastikan bertahan hidup dan cukup kasih sayang. Pada limbic terdapat bagian bernama amygdala yang berfungsi sebagai penafsir stimulasi suara ,sentuhan, bau, dll. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan maka amygdala berfungsi sebagai alarm yang memberi tahu hypothalamus untuk memproduksi hormon tertentu supaya tubuh berespon terhadap bahaya tersebut, entah berlari (flight) atau bertahan (fight). Otak emosional mengambil alih kendali dan berusaha melindungi dirinya melalui sikap tubuh, ekspresi dan perilaku. Otak emosional hanya bisa dikendalikan oleh otak rasional (Pre Frontal Cortex-PFC). Untuk bekerja dengan baik PFC perlu dua hal, yakni : mindfulness (untuk berpikir secara objektif) dan bahasa (untuk refleksi). Sayangnya PCF baru matang pada usia 25 tahun, sehingga otak emosional anak lebih dominan. Jika anak emosional, orang tua yang lebih matang otak rasional seharusnya lebih mampu mengendalikan diri, jangan sampai ikut emosional. Orang tua mendisiplin anak sekaligus mendisiplin dirinya, mendisiplin diri supaya tetap tenang dan tidak meledak-ledak secara emosi, tegas tapi tidak galak dan terus-menerus melakukan ini. Otak rasional anak dapat diaktifkan dengan bantuan orang tua, caranya:
1.
Orang tua harus berusaha menjadi pendengar yang tulus agar anak semakin mudah
mengungkapkan apa yang dirasakannya
2.
Jangan abaikan ekspresi verbal non verbal anak (terkadang orang tua meremehkan
ekspresi anak dang menganggapnya lebay )
3.
Jangan menyangkal apa yang dirasakan anak tapi terima saja apa yang
dirasakannya. Perasaan setiap orang selalu benar bagi yang merasakannya.
Dari
contoh kasus anak yang kura-kuranya mati, kita dapat belajar untuk :
-Tidak
menyangkal perasaannya, tapi beri nama perasaan tersebut.
Aslinya
mungkin kita berpikir, apaan sih , Cuma binatang doang, masih bisa dicari atau
dibeli lagi. Tapi saat mendengar anak sungguh-sungguh kita akan tahu kalau bagi
anak itu, kura-kura adalah kawannya. Dan memang menyedihkan kehilangan seorang
kawan. Benarkan perasaan sedih tersebut.
-
Jangan menceramahi anak
Menceramahi
anak pada saat sedang emosional sangat tidak berguna. Lebih baik berikan
pertanyaan dengan jawaban ya/tidak untuk mengaktifkan otak rasionalnya. Jangan
berikan pertanyaan ‘kenapa’, pada saat anak emosional sulit baginya untuk
menjawab pertanyaan serumit ini.
-
Bantu anak memahami sebab dari ekonomi negatifnya
Misalkan
dia sedih katakan KENAPA sehingga anak memahami dirinya dan setiap emosi yang
dirasakannya. Anak tahu bahwa emosinya wajar dan diterima.
-Setelah
kronologis yang terjadi jelas, berikan pemahaman tentang sensasi yang dirasakan
anak
Ini
dilakukan agar ke depannya anak semakin
mengenali dirinya saat merasakan emosi tertentu dan bisa berespon benar.
-Tunjukkan
empati kita
Anak
perlu merasakan bahwa orang tuanya peduli apa yang dirasakannya dan turut
merasakan yang dia rasakan. Ini kemudian akan mempermudahnya membahasakan
secara verbal perasaannya.
-Jangan
mengendorkan aturan
Walaupun
kita memahami apa yang dirasakan anak, jangan biarkan anak berlaku semaunya,
tetap tegas dan ajak anak berespon dengan benar pada aturan yang berlaku.
-Ajak
anak membuat keputusan yang benar saat yang terjadi tidak sesuai keinginannya
Setelah
anak tenang, anak bisa diajak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Kalau perlu, buat pilihan yang akan membantunya memutuskan apa yang akan
dilakukan.
Orang
tua yang lebih matang otak rasionalnya harus mampu memandu anak menggunakan
otak rasionalnya di saat dia emosional. Dengan demikian anak bisa mengendalikan
dirinya dan tidak diambil alih otak emosionalnya.
1.
Narasikanlah pemahamanmu tentang apa itu validasi emosi (VE) dan mengapa VE
penting dalam proses habit training.
- Validasi emosi adalah teknik
yang digunakan saat seseorang begitu emosional (karena otak emosionalnya
mengambil alih kendali tubuhnya) untuk membantunya lebih rasional dengan cara
membantu mengaktifkan otak rasionalnya dengan beberapa langkah, yakni :menerima
emosi tersebut dan tidak menyangkalnya, bantu memahami situasi dan emosinya ,
berempati dan ajak untuk memutuskan melakukan yang benar.
-Validasi emosi penting dalam
proses habit training karena anak yang emosional saat didisiplin sesungguhnya
karena otak rasionalnya belum matang. Otak emosionalnya berespon keras untuk
melindungi dirinya terhadap hal yang dianggapnya mengancam. Otak emosional
hanya bisa dikendalikan dengan otak rasional sehingga dalam teknik validasi
emosi diharapkan orang tua dapat membantu mengaktifkan otak rasional anak. Jika
otak rasional anak aktif, maka dia mengerti bahwa dia tidak perlu berespon
secara emosional saat didisiplin. Otak rasionalnya akan belajar memahami orang
tua mendisiplin dengan tujuan tertentu, buakn sekedar mengganggu kesenangannya
melakukan apa yang dikehendakinya.
2.
Ceritakanlah satu peristiwa ketika anakmu menolak perintahmu dengan menunjukkan
emosi negatif.
Sara menolak makan makanan yang
saya berikan dengan alasan tidak suka sayur, saat diminta tetap makan dia lalu
beralasan kenyang. Padahal dia baru makan satu sendok saja. Saya bujuk makan
lagi lalu dia berkata mengantuk dan mau tidur. Saya paksa makan, dia menolak
dan mulai berteriak tidak mau. Saat saya berkata makanan ini baik buat dia
karena sehat, dia mulai menutup telinga, berteriak dan menangis. Dibentak,
tangisannya makin keras dan lama. Saya minta masuk kamar, malah menangis sampai
tertidur di kamar.
3.
Tuliskanlah dalam situasi/kasus itu, langkah-langkah gabungan habit of
obedience dan validasi emosinya harusnya seperti apa agar emosi negatif anak
mereda, tapi perintah/aturan tetap dijalankan.
Saat Sara mulai berteriak,
harusnya saya mulai menamai perasaannya.
Mama : Kakak marah karena marah mama paksa makan
sayur ya?”
Sara : Iya
Lalu mulai ajukan pertanyaan supaya otak rasionalnya bekerja.
Mama : Kakak gak suka makan
sayur ya?”
Sara : Iya
Mama : Sayur gak enak ya?
Sara : Iya
Berempati.
(Mulai peluk)
Mama : Tau gak kak, Mama dulu
juga gak suka sayur lo, padahal mama belum coba. Ada lo sayur yang enak. Kakak
suka wortel kan?
Sara : Iya
Mama : Worter itu sayur juga lo.
Wortel enak kan?
Sara : Iya.
Mama : Sayur itu bagus lo, buat
kita sehat. Kalau sakit gak enak lo, kakak gak bisa main sama dedek. Kakak mau
sakit?
Sara : Nggak mau.
Mama : Kalau gitu, dimakan ya
sayurnya?
Sara : Oke.
(Setelah makan)
Sara : Gak mau lagi Mah, gak
enak.
Mama : Gak boleh gitu, kan kita
makan sayur supaya sehat. Makan lagi yok. Tuh papa makan sayur, mama juga.
Sara : Gak mau.
Mama : Kakak gak suka karena
bayamnya susah digigit?
Sara : Iya. Lama.
Mama : Ya udah, lain kali mama
potong lebih kecil ya, supaya kakak mudah gigitnya, mau?
Sara : Iya.
Mama : Sekarang makan dulu ya,
mama potongin kecil-kecil ya supaya kakak gak lama makannya?
Sara : Iya.
1. Seandainya perlu
waktu lama sekali untuk menenangkan anak saat validasi emosi, apakah setelahnya
anak akan langsung menuruti kita? Bagaimana kalau tidak?
2. Saat dua anak perlu
divalidasi emosinya karena mereka bersamaan emosional, manakah yang lebih
dahulu diprioritaskan? Si sulung atau bungsu?
3. Saat anak bertengkar,
saling berteriak dan memukul, apakah teknik validasi emosi ini bisa digunakan?
Bagaimana praktiknya?
Palangka Raya, 5 Maret 2021
-Mega Menulis-
Karakter di Dunia Kerja
Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...
-
“Kerjakan apa yang menjadi bagianmu, dan Allah akan mengerjakan apa yang menjadi bagianNya.” Siapa yang pernah mendengar kalimat itu??...
-
GOOD RIDDANCE Tahu artinya gak? Ato...Pernah dengar gak kalimat demikian? Iyeee...itu bahasa Inggris, kalo dicari di kamus artinya...
-
“Mosok aku sih yang ngerjain kayak gitu.”, pikirku. Aku melihat setumpuk surat di atas meja kawanku dengan rasa malas. Sudah menjadi t...