Friday, April 20, 2018

Amsal 19, 2 Korintus 3

Amsal 19:7 (TB)  Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada lagi.

Siapakah orang yang miskin?
Benarkah orang yang miskin dibenci oleh saudaranya?
Waktu baca ayat ini, aku memikirkan seorang kenalanku yang setahuku memang secara materi bukan disebut orang yang kaya, mungkin secara materi dia miskin. Tapiiiii... Aku tidak pernah melihat dia dijauhi sahabat apalagi saudaranya, semua orang suka berada dekat dia. Kenapa?
👉 Dia bukan orang yang suka mengeluh dengan apa yang tidak dimilikinya lalu meminta-minta pada orang lain. Dia selalu terlihat bersyukur dengan apa yang dimilikinya.
👉 Dia berusaha menolong orang yang membutuhkan pertolongannya. Dia berusaha hadir saat ada yang kesusahan. Dia selalu menawarkan sesuatu untuk diberikan. Ini bukan materi ya, terkadang dia memberikan masakannya, dia hadir pada saat ada yang berduka, dia mendengarkan cerita, dia menghibur,dia melakukan yang dia bisa untuk meringankan penderitaan orang lain.

Kupikir ayat di atas bicara bukan tentang orang yang miskin secara materi, karena kalau demikian,  tentunya kenalan yang kuceritakan itu akan dijauhi orang lain. Ayat di atas bicara tentang orang yang BERMENTAL MISKIN, hanya suka meminta-minta dan gak mau memberi. Hanya mau menerima tanpa memberi. Seperti kenalan yang aku ceritakan di atas, walaupun secara materi dia gak kaya, tapi hidupnya jadi berkat bagi orang lain.

🙏 Tuhan, tolong aku, mampukan aku untuk memberi dan gak hanya mau menerima. Aku mau jadi berkat melalui segala yang kumiliki, melalui semua talenta yang aku punya, bahkan  walaupun dengan ucapan bibirku, aku mau belajar memberkati orang lain. Amin.

2 Korintus 3:5 (TB)  Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.

*kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.*
Dari ayat ini berasa sekali kalau Paulus memiliki kerendahan hati. Dia memiliki kesadaran penuh tentang siapa dirinya dan siapa Allahnya. Dia tahu batas kemampuannya dan kemampuan Allah yang gak terbatas, makanya dia bisa berkata seperti di ayat ini. Paulus bekerja melakukan bagiannya tapi dia tahu kesuksesan/hasil dari pekerjaannya adalah bagian Allah makanya dia berkata kesanggupannya adalah pekerjaan Allah.

👉 Karena kesanggupanku adalah pekerjaan Allah maka bagianku adalah melakukan pekerjaanku dengan setia dan menyerahkan hasilnya pada Tuhan. Ini akan menolongku untuk selalu mengusahakan yang terbaik tetapi juga tetap rendah hati saat berhasil.

Palangka Raya, 19 April 2018
-Mega Menulis-

No comments: