1 Korintus 4:21 (TB) Apakah yang kamu kehendaki? Haruskah aku datang kepadamu dengan cambuk atau dengan kasih dan dengan hati yang lemah lembut?
Dulu aku berpikir cara yang paling baik untuk menasehati seseorang dengan cara yang lemah lembut doang. Kalau ngomong tegas jangan-jangan malah gak didengarin. Apalagi pernah dengar pas zaman SMA kalau konselor gak boleh tegas 'memilihkan jalan yang benar' saat seseorang curhat,jadi kita cuma kasih penjelasan resiko yang dihadapi seseorang saat memilih A atau B, jadi biarkan dia yang memutuskan A atau B. Karena dikhawatirkan kita yang akan disalahkan kalau keputusan tersebut berakibat buruk.
Nah, bertahun-tahun menghadapi banyak teman yang punya masalah aku dapati ada kalanya kita harus tegas. Seringkali malahan. Apalagi kalau FT dah bilang dengan tegas. Jadi ga usah buka celah dengan bilang, "Gak papa, Tuhan pasti ampuni". Gak boleh bohong untuk hal yang sudah nyata ada dalam firman Tuhan. Aku gak bisa lagi bilang, "Ini resikonya. Terserah kamu mau gimana....", itu bertentangan dengan FT. Misal, seorang teman jalin hubungan dengan yang beda iman. Walaupun kesannya kejam, kebenaran FT harus disampaikan. Walaupun berat, lebih baik menanggung resiko bersama Tuhan dibandingkan sendirian.
Jadi, dengan cambuk ataupun nggak, yang penting kebenaran FT disampaikan dengan kasih. Ada kalanya kita perlu tegas, ada kalanya kita perlu lembut. Perlu berdoa minta hikmat Tuhan supaya bisa menyampaikan dengan cara yang benar. Tapi sekarang alu berpikir bahwa kebenaran FT harus disampaikan. Jangan sampai karena FT itu keras malahan gak kita sampaikan.
👉 FT berkuasa dan gak akan sia-sia saat disampaikan, jadi kalau seseorang memerlukannya, bagianku menyampaikan dengan taat. Sambil minta hikmat Tuhan tentunya. Perkara orang itu menerima atau ngga adalah pekerjaan Roh Kudus.
Amsal 4:15 (TB) Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.
Saat kami sekeluarga ke Banjarmasin, suami menyetir mobil sendiri. Kami di sana beberapa kali sempat nyasar, kalau sudah gitu kami akan menghidupkan GPS. Sayangnya, karena sinyal gak bagus, sebelum sempat mengikuti arahan eh kami melewati jalan yang gak ditunjukkan oleh GPS. Akibatnya kami semakin jauh dong dari tujuan awal.
Nah, kalau kita dah tahu jalan yang salah tapi masih dilalui, jangan heran kalau makin tersesat, jangan bingung kalau makin jauh dari tujuan. Jangan sekali-kali melalui jalan yang salah! Jangan sekali-kali melakukan hal yang kita tahu salah. Kita akan makin terjerumus. Sekali bohong akan berlanjut dengan kebohongan lain. Sekali gak mau ditegur sama suami, kedua kali masih gak mau, ketiga kali berantem (curcol).
🙏 Tuhan, tolong aku untuk gak sekali-kali menyimpang dari jalan yang benar. Jangan biarkan aku mengeraskan hatiku saat aku tahu salah. Amin.
Palangka Raya, 4 April 2018
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment