Tuesday, April 3, 2018

Amsal 2, 1 Korintus 2

1 Korintus 2:4 (TB)  Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,

"Aku gak tahu Tuhan, harus ngomong apa."
"Aku bingung kalau orang bertanya tentang trinitas."
"Bagaimana aku bisa membawa saudaraku yang belum percaya kepada Tuhan?"
"Gimana caranya menjelaskan tentang iman Kristiani kepada orang lain?"
Seringkali ini jadi kebingunganku, BAGAIMANA menjelaskan tentang Kristus kepada orang lain, apa yang harus kukatakan kalau ditanya tentang doktrin, apakah orang akan mengerti dengan penjelasanku? Bagaimana kalau penjelasanku malah membuat orang lain bingung? 😢

Nah, hari ini aku diingatkan untuk menyampaikan apa yang Tuhan ingin sampaikan melaluiku dengan keyakinan akan Roh Tuhan yang ada padaku. Biar Tuhan yang  berbicara melalui aku. Biar aku sebagai alatnya saja, Dia yang leluasa bekerja, berkata dan berkarya di dalam dan melalui aku. Aku mungkin bisa salah, tapi Tuhan nggak. Aku gak boleh bergantung pada hikmat dan pengertianku sendiri. Tapi bergantung pada kasih karunia Tuhan. Kalau Dia berkenan memakaiku memberitakan Injil maka Dia yang akan berkata-kata.

🙏 Tuhan, pakailah aku untuk memberitakan Injil. Engkau saja yang berbicara saat Kau ingin berbicara, jangan biarkan aku mengandalkan pengertianku sendiri  tapi biar Tuhan yang sungguh berkata-kata. Biarlah yang mendengarnya beroleh kasih karunia dan keyakinan akan Engkau dan boleh makin kenal Engkau secara pribadi. Bukan kuat gagahku, tapi hanya oleh RohMu. Amin.

Amsal 2:6 (TB)  Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.

Seringkali kita dihadapkan pada kondisi di mana kita gak tahu harus ngomong apa atau berkata apa, seperti hari ini seorang teman curhat dan mengeluhkan banyak hal. Secara manusia, aku pengen bilang, "Udahlah, masalah gitu doang, kok segitunya". Tapiiiii... Saat mau ngetik gitu di WA, ada sesuatu yang menahanku. Aku sadar kalau sangat gak berempati kalau aku ngomong gitu, tapi itu yang aku rasakan. Tapi akhirnya, aku gak jadi berkata demikian. Aku berdoa dan berasa Tuhan suruh aku dengar dia doang.
Siang ini akhirnya aku spending time bareng temanku itu dan menemaninya, hanya mendengarkan, hanya menyediakan telinga dan hati baginya.

👉  Saat aku butuh hikmat, aku gak boleh lupa tanya Tuhan. Supaya aku gak asal ngomong atau nurutin emosi doang.

Palangka Raya, 2 April 2018
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...