Saturday, May 26, 2018

1 Samuel 25, Amsal 25

1 Samuel 25

Hari ini aku belajar dari seorang Abigail banyak hal, di antaranya :
✔️ Abigail perempuan yang bijaksana dan cepat tanggap
1 Samuel 25:18 (TB)  Lalu segeralah Abigail mengambil dua ratus roti, dua buyung anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue kismis dan dua ratus kue ara, dimuatnyalah semuanya ke atas keledai,

Abigail tahu dia harus segera melakukan sesuatu untuk menyelamatkan seisi rumahnya. Dia tahu kalau suaminya tidak bisa diberi tahu sehingga dia mengambil inisiatif menyiapkan berbagai makanan untuk meredakan amarah Daud. Abigail tahu apa yang diinginkan Daud melalui apa yang disampaikan bujangnya dan meresponinya dengan tepat. Abigail tidak menunda-nunda untuk memberikannya.

✔️ Abigail manis kata-katanya
Hati Daud yang panas mungkin berasa diguyur air es kali ya mendengarkan perkataan Abigail di 1 Samuel 24-31. Abigail mengucapkan perkataan yang bijak dengan mengingatkan Daud tentang AllahNya. Dia memberi nasihat dengan cara yang manis.

Waktu membaca apa yang dikatakan Abigail dan respon Daud aku berpikir, "Wah, aku juga mau kayak Abigail",  dia pandai memilih kata-kata yang akan diucapkannya. Seorang Daud yang penuh amarah bisa padam amarahnya karena perkataannya yang bijak. Lah aku? Boro-boro. Seringkali ngomong nyeplos dan gak pakai mikir.

Di pasal ini aku juga mulai mengenali kelemahan Daud,  Daud gak seperfect yang kita pikirkan (iya sih, gak ada manusia yang perfect). Daud ternyata bisa emosi sampai separah itu 'hanya' karena hal yang sepele (menurutku) dan Daud gak setia dengan 1 wanita, Daud memiliki beberapa istri ternyata. Kita tahu di kemudian hari, dosa Daud bersama seorang wanita juga yang membuat Tuhan marah sama Daud. Di sini aku belajar kalau setiap kita punya kelemahan dan Tuhan mengasihi kita dengan segala kelemahan kita. Aku harus mengenali area mana saja yang menjadi kelemahanku dan senantiasa berjaga-jaga supaya gak jatuh ke dalam dosa.

Amsal 25:6 (TB)  Jangan berlagak di hadapan raja, atau berdiri di tempat para pembesar.

Pandai menempatkan diri. Itu yang kupikirkan saat baca ayat ini untuk kesekian kali. Aku harus bijaksana, tahu bagaimana bertindak dan berkata-kata dalam segala situasi menghadapi berbagai jenis orang. Teringat kisah Abigail dan Daud, nah aku perlu meneladani kebijaksanaan Abigail.

Palangka Raya, 25 Mei 2018
-Mega Menulis-

No comments: