Wednesday, May 30, 2018

1 Samuel 30, Amsal 30

1 Samuel 30:23 (TB)  Tetapi Daud berkata: "Janganlah kamu, saudara-saudaraku, berbuat demikian, dengan apa yang diberikan TUHAN kepada kita; sebab Ia telah melindungi kita, dan menyerahkan ke dalam tangan kita gerombolan yang menyerang kita.

Daud bisa saja berpikiran seperti orang jahat dan dursila itu, toh dia sudah pergi memimpin orang-orangnya merebut lagi milik mereka dan menjarah musuhnya, nampaknya sah-sah saja dia melakukan itu. Lagipula, kalau dipikir-pikir , dimana logikanya sih, jatah yang pergi berperang dan yang tinggal bisa sama (nampaknya kalau aku ikut berperang bersama Daud di zaman itu, aku adalah salah satu orang dursila itu #sigh). Jawaban Daud membungkam semua orang dursila itu karena Daud mengingatkan mereka kalau kemenangan mereka adalah pemberian Tuhan. Pantas saja Daud berkenan di hatiNya, Daud gak cuma mengandalkan Tuhan tapi dia mengingat karya Tuhan dan gak mencuri kemuliaanNya. Daud gak pernah merasa kalau kemenangannya adalah karena kehebatannya. Hebatnya lagi, gak ada roh keserakahan dalam diri Daud. Sering kan kita dengar sekarang hamba Tuhan yang jatuh karena keserakahan, tapi Daud menjaga dirinya dari keserakahan.

Saat menulis rhema ini aku merasa aku juga sama seperti orang dursila itu. Yah, mungkin kalau hidup di zaman itu aku gak akan langsung ngomong seperti mereka yang protes saat Daud bilang bagian yang pergi sama dengan yang tinggal, aku mungkin 'hanya' akan bersungut-sungut dalam hati. Ini ternyata menunjukkan siapa diriku saat ini:
👉 aku serakah
👉 aku sombong karena merasa apa yang kudapat adalah hasil usahaku sendiri
👉 aku melupakan kalau apa yang kumiliki adalah pemberian Tuhan semata
👉 aku suka bersungut-sungut
👉 aku gak mau tunduk dengan pimpinanku saat apa yang dia lakukan gak sesuai dengan pemikiranku

🙏 Ampunilah aku ya Tuhan karena aku ternyata sama seperti orang dursila di zaman Daud. Tolong aku untuk menyadari bahwa semua yang terjadi dalam hidupku adalah karya Tuhan sehingga aku gak merasa sombong. Ajari aku untuk bermurah hati ya Tuhan karena aku sadar Tuhan sudah lebih dulu bermurah hati kepadaku. Amin.

Amsal 30:15 (TB)  Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"

Dalam dua bacaanku hari ini aku benar-benar diingatkan masalah keserakahan. Rupanya aku belum bisa berkata 'CUKUP'. Aku masih merasakan kekurangan. Aku masih menginginkan lebih dan lebih. Aku gak pernah puas rupanya dengan yang kumiliki. Ngeri sih sebenernya kalau baca ayat ini dan membayangkan aku sama seperti lintah yang selalu ingin semuanya untuknya. Duh. Harus tobat nih.

Saat aku gak puas dengan apa yang aku miliki dan susah berkata CUKUP, aku sedang memberi makan roh keserakahan di dalam diriku. Aku mau bersyukur dengan segala yang telah Tuhan berikan dalam hidupku.

Palangka Raya, 30 Mei 2018
-Mega Menulis-

No comments: